Pola Kemitraan Petani Cabai Dengan Juragan Luar Desa (Studi Kasus Kemitraan Di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang)
Main Author: | Yulianjaya, Ferry |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131410/ |
Daftar Isi:
- Bunga Krisan (Chrysanthemum morifolium) merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Besar permintaan produksi krisan dengan kualitas yang baik. disebabkan krisan merupakan jenis tanaman sekali tanam. Krisan standart varietas Fiji termasuk jenis krisan standar yang paling sering dibudidayakan dikarenakan kemudahan tumbuh. Proses Studi produksi pembibitan bunga krisan merupakan kegiatan penting untuk mendapatkan teknologi yang tepat dalam optimalisasi hasil panen krisan. Lama masa pembibitan melalui stek pucuk adalah antara 15 – 20 hari. Sementara itu jarak tanam merupakan salah satu faktor yang dapat persaingan tanaman dalam memperoleh unsur hara. Tujuan penelitian ini antara lain adalah untuk mengetahui konsentrasi NAA (Naphtalene Acetic Acid)dalam larutan yang optimal sebagai perangsang pertumbuhan bibit krisan melalui bahan tanam stek pucuk pada Percobaan I. Percobaan II bertujuan untukmengetahui kombinasi perlakuan konsentrasi NAA dan perlakuan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman krisan serta mengetahui jarak tanam yang optimal untuk pertumbuhan tanaman krisan potong. Penelitian pertama dilakukan pada bulan Juni hingga bulan Juli 2014, sementara itu penelitian kedua dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2014 di Kebun bunga potong Bapak Purwanto, Desa Sumbergondo, Kota Batu, Jawa Timur. Proses penanaman selama satu hari kerja dan dilanjutkan dengan pengamatan selama 110 hari terdiri dari 20 hari pembibitan dan 90 hari penanamandi lahan. Percobaan I menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sedangkan Percobaan II menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor 3 ulangan. Faktor pertama adalah aplikasi konsentrasi NAA yaitu : 0 mg/L , 125 mg/L, 250 mg/L,dan 375 mg/L. Sementara itu faktor kedua merupakan jarak tanam yaitu : 8 cm x 8 cm, 12 cm x 12 cm dan 16 cm x 16 cm. Pengamatan Percobaan I dilakukan secara nondestruktif dan destruktif dilakukan terhadap 5 tanaman per satuan petak perlakuan. Pengamatan Percobaan II dilakukan secara nondestruktif terhadap 7 tanaman per satuan petak perlakuan dan destruktif dilakukan terhadap 3 tanaman per satuan petak perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Aplikasi NAA pada stek pucuk dengan konsentrasi 375 mg/L memiliki pengaruh dan menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol, diantaranya: jumlah daun (35,45 %), tinggi bibit krisan (19,5 %), berat basah bibit (24,5 %) dan berat kering bibit (24 %) dengan hasil yang lebih tinggi. Kombinasi jarak tanam dan konsentrasi NAA pada tanaman menunjukkan tidak ada interaksi terhadap seluruh variabel yang diamati. Aplikasi jarak tanam 12 cm x 12 cm dan 16 cm x 16 cm pada tanaman krisan memiliki pengaruh dan menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam 8 cm x 8 cm, diantaranya : jumlah daun (21,2%), diameter batang (41,2%), bobot segar tanaman (7,25 %) dan bobot kering tanaman (8,8%). Aplikasi konsentrasi NAA 375 mg/L pada tanaman krisan memiliki pengaruh dan menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi lain, diantaranya : jumlah daun (19,3 %), diameter batang (29 %), bobot segar tanaman (8,7 %) dan bobot kering tanaman (7,8 %). Dari hasil penelitian maka saran dalam proses pembibitan adalah pengaplikasian NAA 125 mg/L pada stek pucuk untuk hasil jumlah daun dan tinggi tanaman yang baik. iii Sementara pada penanaman dilahan disarankan menggunakan jarak tanam 16 cm x 16 cm dan konsentrasi NAA 125 mg/L untuk menghasilkan diameter batang yang besar.