Aplikasi Travel Cost Method Untuk Valuasi Ekonomi Agrowisata Kampung Coklat Desa Plosorejo Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawatimur

Main Author: Octavira, Tara
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131406/
Daftar Isi:
  • Agrowisata Kampung Coklat merupakan salah satu tempat wisata yang tergolong baru. Agrowisata Kampung Coklat baru dibuka pada tahun 2014 silam. Walaupun termasuk baru, antusias pengunjung sudah sangat tinggi. Tingginya jumlah wisatawan, terutama di akhir pekan dan hari libur, berdampak pada ketidaknyamanan yang diterima pengunjung Agrowisata Kampung Coklat. Dari Ketidaknyamanan tersebut, diperlukan penilaian wisatawan untuk mengembangkan agrowisata kampung coklat. Pengembangan tidak terlepas dari penilaian wisatawan terhadap agrowisata kampung coklat, sehingga penilaian pengunjung terhadap agrowisata kampung coklat memiliki peranan penting yang dapat menentukan pengembangan agrowisata itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah 1). mengidentifikasi karakteristik dan persepsi pengunjung terhadap agrowisata kampung, 2) Menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi (biaya perjalanan, jarak, pengalaman berkunjung sebelumnya, umur, pendidikan terakhir dan pendapatan) terhadap jumlah permintaan agrowisata kampug coklat, 3) mengestimasi nilai ekonomi agrowisata kampung coklat dengan menggunakan metode individual travel cost. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling secara accidental sampling. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus linear time function dan diperoleh hasil sebanyak 48 responden. Metode Analis Data yang digunakan adalah Travel Cost Method yaitu menggunakan surplus konsumen. Secara prinsip, metode ini mengaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mengunjungi tempat rekreasi. Dengan mengetahui pola pengeluaran dari konsumen ini, dapat dikaji berapa nilai (value) yang diberikan konsumen kepada sumber daya alam dan lingkungan. Langkah pertama adalah menguji seberapa besar pengaruh variabel independent yaitu biaya perjalanan ke Agrowisata Kampung Coklat, pengalaman berkunjung sebelumnya, jarak, umur, pendidikan terakhir dan pendapatan terhadap variabel dependen yaitu intensitas kunjungan ke Agrowisata Kampung Coklat dengan uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, koefisien determinasi (R2), uji simultan (uji F) dan uji parsial (uji t). Berdasarkan penelitian, karakteristik sosial ekonomi pengunjung agrowisata kampung coklat yang paling dominan ialah pengunjung dengan usia antara 16-35 tahun, dengan tingkat pendidikan SMA, kebanyakan dari pengunjung merupakan pelajar/mahasiswa, dengan pendapatan Rp 1.000.000,00-Rp 4.000.000, jarak yang ditempuh untuk sampai ke Agrowisata Kampung Coklat sekitar 50-100 km, mencapai lokasi dengan menggunakan alat transportasi pribadi, seperti mobil dan motor. Dari hasil pengamatan, pengunjung mengetahui keberadaan lokasi dari teman atau keluarganya, sebagian pengunjung tertarik dengan udara dan suasananya yang sejuk. Selain itu, sebagian besar pengunjung berpendapat bahwa masih sedikitnya petunjuk arah atau penyedia informasi yang berfungsi memberitahukan lokasi agowisata ii Berdasarkan hasil perhitungan, terdapat enam variabel faktor sosial ekonomi terhadap fungsi permintaan Agrowisata Kampung Coklat. Keenam faktor sosial ekonomi tersebut adalah biaya perjalanan, jarak, pengalaman berkunjung sebelumnya, umur, pendidikan terakhir, pendapatan. Namun hanya dua variabel yang paling berpengaruh yaitu jarak dan pengalaman berkunjung sebelumnya. Dari perhitungan diketahui surplus konsumen berdasarkan metode biaya perjalanan individual sebesar Rp. 348.998,2857 per kunjungan dan nilai total ekonomi adalah nilai surplus konsumen per individu per tahun sebesar Rp. 1.221.494 dikalikan dengan jumlah pengunjung tahun 2011 yaitu sebesar 48.000 pengunjung, sehingga diperoleh nilai total ekonomi Agrowisata Kampung Coklat sebesar Rp. 58.631.712.000. Dari hasil penelitian, saran yang bisa digunakan untuk rekomendasi pengembangan agrowisata kampung coklat adalah perlu adanya perawatan fasilitas khususnya papan penunjuk arah untuk menambah jumlah pengunjung yang lebih banyak. Selain itu, pengelola agrowisata kampung coklat harus lebih gencar lagi melakukan promosi untuk menari minat wisatawan hingga mancanegara. Pihak pengelola juga perlu melakukan pengembangan agrowisata dalam hal penataan ruang.