Motivasi Petani Tebu Dalam Pengambilan Kredit Di Koperasi Agro Niaga (Kan) Jabung Divisi Usaha Baitul Maal Wat Tamwil (Bmt) Al Hijrah Kabupaten Malang
Main Author: | Ramadanti, Herdwilia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131402/ |
Daftar Isi:
- Meskipun sektor pertanian diangkap strategis karena menyerap banyak tenaga kerja namun sektor pertanian masih dihadapkan pada permasalahan terutama lemahnya permodalan. Maka dari itu lembaga perekonomian baik mikro maupun makro daerah memiliki peran dalam membantu petani dalam masalah permodalan atau kredit. Sebagian besar petani tebu di Jabung memiliki luas lahan yang kecil akibat pembagian luas lahan yang terbagi-bagi di beberapa tempat sehingga petani membutuhkan modal untuk meningkatkan produktivitas usaha taninya. Dalam hal ini Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung melalui Divisi Usaha BMT Al Hijrah (lembaga ekonomi mikro daerah) menawarkan solusi kepada petani sekitar baik petani pemilik maupun petani penggarap yang membutuhkan modal keuangan bagi usaha maupun kebutuhan hidup dengan cara memberikan pinjaman dan kredit modal usaha. Meskipun selalu ada dorongan dari petani tebu untuk mendapatkan modal namun tidak serta merta petani di Jabung secara langsung dapat termotivasi untuk melakukan pengambilan kredit yang ditawarkan BMT Al Hijrah karena berbagai faktor. Faktor yang mempengaruhi petani tersebut berasal dari dalam diri petani (internal) juga dari luar diri petani (eksternal). Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengkaji hubungan antara faktor internal petani tebu dengan motivasi petani tebu dalam pengambilan kredit di KAN Jabung, Divisi Usaha BMT Al Hijrah Kabupaten Malang. (2) Mengkaji hubungan antara faktor eksernal petani tebu dengan motivasi petani tebu dalam pengambilan kredit di KAN Jabung, Divisi Usaha BMT Al Hijrah Kabupaten Malang. (3) Mendeskripsikan tingkat motivasi petani tebu dalam melakukan pengambilan kredit di KAN Jabung, Divisi Usaha BMT Al Hijrah Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan (mixed method) antara metode penelitian kuantitatif dan kulitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung, divisi usaha BMT Al Hijrah Kabupaten Malang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penentuan responden dengan cara purposive. Data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dengan bantuan tabel frekuensi dan analisis Rank-Spearman. Hasil penelitian ini adalah : (1) Terdapat hubungan antara faktor internal yaitu keadaan sosial ekonomi petani dengan motivasi sosial ekonomi petani tebu dalam pengambilan kredit di BMT Al Hijrah, untuk variabel umur terdapat hubungan yang kuat dan hubungan yang nyata dimana semakin umur bertambah maka seseorang semakin bijak dalam berfikir dan mengambil keputusan, namun pada suatu titik pada umur tertentu maka seseorang akan mundur rasa ingin mengambil resiko dalam hidupnya. Sedangkan untuk variabel pendidikan formal memiliki hubungan lemah dan tidak nyata, dimana pendidikan yang ditamatkan oleh para responden hanya sampai jenjang SMP atau masih ii termasuk pendidikan dasar, kemudian variabel luas lahan yang diusahakan memiliki hubungan yang sangat kuat dan hubungan yang nyata dimana berarti petani mengambil kredit di BMT Al Hijrah dikarenakan kebutuhan akan luas lahan mereka, untuk pendapatan usaha tani terdapat hubungan yang kuat dan hubungan yang nyata dimanapetani tebu termasuk pada golongan penduduk dengan pendapatan sedang yaitu antara Rp. 1.500.000 – Rp.2.500.000 per bulan dimana dialokasikan untuk kegiatan produktif seperti biaya produksi periode selanjutnya, investasi serta tabungan. Untuk pendidikan informal terdapat hubungan yang kuat dan hubungan yang nyata dimana pendidikan informal sangat membantu para petani tebu di Jabung untuk mendapatkan pengetahuan diluar dari bangku pendidikan hal ini juga membantu petani untuk berfikir terus maju kedepan, kemudian untuk variabel persepsi terdapat hubungan yang sangat kuat dan hubungan yang nyata dimana persepsi petani terhadap kualitas pelayanan di BMT Al Hijrah sangat memuaskan dan membantu petani untuk mengakses kredit atau pembiayaan disana. (2) Terdapat hubungan antara faktor eksternal petani tebu dengan motivasi sosial ekonomi petani tebu dalam pengambilan kredit di BMT Al Hijrah. Lingkungan sosial memiliki hubungan kuat dan nyata terhadap motivasi sosial ekonomi petani tebu dimana persepsi masyarakat sekitar responden sangat membantu responden untuk memilih BMT Al Hijrah dikarenakan tanggapan mereka sangat positif terhadap BMT Al Hijrah, kemudian lingkungan ekonomi memiliki hubungan yang kuat dan nyata dimana meski terdapat instansi lembaga keuangan selain di BMT Al Hijrah, mereka tetap merasa bahwa pembiayaan di BMT Al Hijrah sangat membantu mereka untuk memenuhi pembiayaan akan kebutuhan lahan perkebunan tebu mereka. (3) Tingkat motivasi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi petani adalah pada kategori sangat tinggi dimana pembiayaan BMT Al Hijrah benar-benar sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan biaya modal tetap dan modal bergerak, motivasi untuk kebutuhan berprestasi dalam kategori sangat tinggi dimana kredit atau pembiayaan dari BMT Al Hijrah membantu petani dalam memelihara kualitas kerja mereka, juga pembiayaan dapat membantu meningkatkan status sosial ekonomi mereka. Kebutuhan berafiliasi dalam kategori sedangdimana responden mengatakan bahwa dengan mengambil pembiayaan maka petani melakukan kerjasama dengan orang lain yaitu dengan pihak BMT Al Hijrah itu sendiri, serta motivasi untuk berkuasa dalam kategori sedang dimana responden mengatakan dengan mengambil pembiayaan di BMT Al Hijrah mereka ragu apakah mereka juga memperoleh kedudukan yang lebih tinggi dalam suatumasyarakat Saran yang diberikan oleh peneliti adalah : Kualitas pelayanan BMT Al Hijrah bisa terus dipertahankan namun akan lebih baik dapat ditingkatkan kembali. Kegiatan pendidikan nonformal seperti penyuluhan ataupun paguyuban dari KAN Jabung harus lebih dintensitaskan lagi dari satu bulan sekali menjadi satu bulan dua ataupun tiga kali. Serta adanya penyuluhan atau pendidikan informal dari pemerintah akan tata cara pemakaian pupuk, karena pemakaian pupuk yang dilakukan oleh para petani tebu di Jabung setiap tahunnya bertambah.