Identifikasi Penyakit Hawar Daun pada Tanaman Hias Drasena (Dracaena sp). serta Uji Daya Hambatnya Menggunakan Jamur Gliocladium sp., Aspergillus sp., dan Fusarium sp. Secara in vitro
Main Author: | Indaryaniningsih, Novalia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131396/1/SKRIPSI_FIX%21.pdf http://repository.ub.ac.id/131396/2/COVER-PRNYT.pdf http://repository.ub.ac.id/131396/3/DAFTAR_ISI.pdf http://repository.ub.ac.id/131396/3/LEMBAR_PERSETUJUAN.pdf http://repository.ub.ac.id/131396/4/RINGKASAN-SUMMARY.pdf http://repository.ub.ac.id/131396/5/DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/131396/ |
Daftar Isi:
- Drasena banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias indoor, tetapi bisa juga sebagai tanaman hias taman. Spesies ini digemari sebagai tanaman hias interior karena warna dan bentuk daunnya yang beragam serta kemampuannya untuk bertahan hidup dalam kondisi yang tidak terkena cahaya matahari langsung atau teduh. Salah satu penghambat dalam upaya peningkatan produksi adalah gangguan penyakit hawar daun. Penggunaan pestisida sintetis pada tanaman hias tergolong tinggi, bahkan beberapa laporan menyebutkan bahwa residu pestisida sintetis sudah mencapai ambang yang mengkhawatirkan. Salah satu alternatif pengendalian penyakit yang ramah lingkungan adalah dengan memanfaatkan mikrobia yang bersifat antagonis terhadap jamur patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jamur patogen penyebab hawar daun pada tanaman drasena (Dracaena sp.) dan mengetahui perbedaan daya hambat jamur Gliocladium sp., Aspergillus sp., dan Fusarium sp. terhadap jamur patogen. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikologi II Jurusan Hama dan Penyakit tumbuhan, Fakultas Pertanian, Univesitas Brawijaya, Malang, dari bulan April sampai Oktober 2015. Jamur patogen diisolasi dari daun yang terinfeksi di lapang. Uji postulat Koch di lakukan pada tanaman drasena yang sehat, dan suspensi yang digunakan untuk inokulasi berasal dari hasil isolasi. Jamur yang menimbulkan gejala saat postulat Koch ditetapkan sebagai jamur patogen, sedangkan beberapa jamur yang tidak menimbulkan gejala akan diujikan dengan jamur patogen untuk mengetahui daya hambatnya. Pengujian dilakukan dengan cara menumbuhkan potongan biakan murni jamur patogen dan jamur antagonis pada cawan Petri berdiameter 9 cm. Percobaan dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur penyebab penyakit hawar daun yang menyerang tanaman hias drasena (Dracaena sp.) adalah jamur Gloeosporium sp. Jamur yang digunakan untuk uji antagonis yaitu jamur Gliocladium sp., Aspergillus sp., dan Fusarium sp. Dari hasil uji antagonis menunjukkan bahwa jamur Fusarium sp., Gliocladium sp. dan Aspergillus sp. dapat menghambat pertumbuhan jamur Gloeosporium sp. Gliocladium sp. memiliki daya hambat tertinggi yaitu sebesar 64,33%.