Pengaruh Tanaman Sela Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L) Dengan Tiga Taraf Dosis Nitrogen

Main Author: Yuliani, Nur
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131387/
Daftar Isi:
  • Penanaman tumpangsari jagung (Zea mays L), kedelai (Glycine max (L) Merill) dan kacang hijau (Vigna radiate L) merupakan model yang potensial untuk dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan jagung, kedelai dan kacang hijau merupakan komoditas penting dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi di Indonesia. Berdasarkan data BPS (2015) tingkat konsumsi jagung 1,199 t tahun-1, kedelai 2,4 juta t tahun-1 dan kacang hijau 0,157 t tahun-1, namun produksi jagung kedelai dan kacang hijau dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Petani jagung di Indonesia mayoritas menggunakan jarak tanam 80 cm x 20 cm dengan satu benih perlubang. Berdasarkan pernyataan diatas memungkinkan pemanfaatan lahan diantara tanaman jagung untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan pola tanam tumpangsari (Warsana, 2009). Lahan kosong di antara tanaman jagung dapat ditanami dengan tanaman legume sebagai tanaman sela. Sistem tumpangsari jagung dengan kacang-kacangan memiliki keuntungan yakni meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya lahan, meningkatkan volume dan frekuensi panen dibandingkan dengan sistem monokultur (Sabaruddin, 2011). Tanaman legume yang cocok untuk tanaman jagung yaitu tanaman kedelai dan tanaman kacang hijau. Hal ini dikarenakan tanaman kedelai dan kacang hijau merupakan tanaman legume dengan posisi dan nilai ekonomis yang tinggi di Indonesia. Pada pertanaman jagung dan tanaman sela untuk mencukupi kebutuhan pupuk perlu adanya penambahan dosis pupuk terutama unsur N. Nitrogen diperlukan oleh tanaman jagung sepanjang pertumbuhannya dan merupakan unsur utama dalam meningkatkan produksi. Peningkatan hasil tanaman jagung dipengaruhi oleh tingginya dosis N yang diberikan. Semakin tinggi dosis N yang diberikan semakin tinggi pula hasil tanaman jagung (Efendi, 2011). Tujuan dari penelitian ini adalah : 1). Untuk mengetahui pengaruh tanaman sela pada pertumbuhan serta hasil tanaman jagung (Zea mays L.). 2). Untuk menentukan dosis pupuk nitrogen yang sesuai bagi tanaman jagung dengan sistem tumpangsari. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1). Tanaman sela tidak mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. 2). Penambahan dosis pupuk nitrogen dapat meningkatkan hasil tanaman jagung yang ditumpangsarikan dengan tanaman kedelai atau kacang hijau. Percobaan dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai Januari 2015 di kebun percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam percobaan ialah rol meter, penggaris, timbangan analitik, cangkul, kamera, jangka sorong, kalkulator dan alat tulis. Bahan yang digunakan ialah benih tanaman jagung varietas Pertiwi 3, benih kedelai varietas Wilis, benih kacang hijau varietas Vima-1, Urea, SP36, dan KCl serta Pestisida. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 7 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah : ii T0 = Monokultur tanaman jagung + Nitrogen 150 kg ha-1, T1 = Jagung + Kedelai + Nitrogen 150 kg ha-1, T2 = Jagung + Kedelai + Nitrogen 200 kg ha-1, T3 = Jagung + Kedelai + Nitrogen 250 kg ha-1, T4 = Jagung+ Kacang Hijau + Nitrogen 150 kg ha-1, T5 = Jagung + Kacang Hijau + Nitrogen 200 kg ha-1, T6 = Jagung + Kacang Hijau + Nitrogen 250 kg ha-1. Parameter yang diamati ialah, tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun, pengamatan pertumbuhan tanaman diamati pada umur 30 hst, 40 hst, 50 hst, 60 hst dan 70 hst. Pengamatan komponen hasil diameter tongkol, panjang tongkol, bobot kering tongkol, bobot kering biji per tanaman, bobot 1000 biji, dan produksi ton ha-1. Pengamatan analisis pertumbuhan tanaman: Indeks luas daun ( ILD ). Pengamatan data penunjang: analisis usaha tani. Data yang diperoleh dilakukan pengujian menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf nyata 5%. Apabila terdapat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan. Uji perbandingan yang digunakan adalah uji BNT pada taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh : Pengamatan pertumbuhan dan hasil perlakuan monokultur tanaman jagung tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan tumpangsari tanaman jagung dan kedelai atau kacang hijau dengan dosis pupuk nitrogen yang sama. Hal ini membuktikan bahwa penyisipan tanaman sela kacang hijau dan kedelai tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.Tumpangsari jagung dan kedelai atau kacang hijau dengan dosis nitrogen 250 kg ha-1 meningkatkan hasil sebesar 28,29% (6,689 t ha-1) dan 28,50% (6,700 t ha-1) dibandingkan dengan perlakuan monokultur jagung dan dosis nitrogen 150 kg ha-1. Hal ini menunjukkan penambahan dosis pupuk nitrogen dapat meningkatkan hasil tanaman jagung yang ditumpangsarikan dengan tanaman kedelai dan kacang hijau.