Analisis Keunggulan Komparatif Usahatani Bawang Merah Di Desa Ponjanan Barat, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan
Main Author: | Nurdi, Maudina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131383/ |
Daftar Isi:
- Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang diperdagangkan secara internasional dalam bentuk segar. Adanya perdagangan bebas menuntut komoditas ini harus memiliki keunggulan komparatif sehingga dapat bersaing. Volume impor bawang merah di Indonesia pada 2011 terjadi penurunan hingga tahun 2015. Pada tahun 2015, terjadi penurunan yang signifikan yaitu sebesar 78,25 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan volume impor disebabkan oleh adanya peningkatan produksi dalam negeri dan kebijakan pemerintah untuk pembatasan impor. Meskipun begitu, impor bawang merah masih terjadi pada tahun 2015. Angka impor masih lebih besar dibandingkan angka ekspor. Adanya impor bawang merah disebabkan oleh produksi berkurang pada saat musim hujan. Salah satu daerah yang melakukan usahatani bawang merah pada musim hujan di Jawa Timur yaitu Kabupaten Pamekasan. Produksi bawang merah di Kabupaten Pamekasan pada tahun 2015 yaitu sebanyak 13.656 ton. Desa Ponjanan Barat, Kecamatan Batumarmar merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah di Kabupaten Pamekasan. Produktivitas pada musim hujan yaitu 7,5 – 8 ton/ha lebih tinggi dibandingkan pada musim kemarau yaitu sekitar 6 – 6,5 ton/ha. Selain kondisi lingkungan, faktor yang mendukung dalam usahatani bawang merah pada musim hujan yaitu penggunaan bibit. Bibit yang digunakan yaitu bibit varietas lokal bernama manjung. Bibit tersebut dapat tahan terhadap kondisi kelebihan air sehingga akan memberikan keuntungan bagi petani apabila melakukan usahatani pada off season. Terdapat kendala dalam kegiatan usahatani bawang merah yaitu serangan hama yang dapat mengakibatkan produktivitas menurun. Suatu usahatani dapat dikatakan mempunyai keunggulan komparatif apabila usahatani tersebut dapat dilakukan dengan biaya yang efisien ditinjau dari penggunaan biaya sumberdaya domestik. Maka dari itu penelitian tentang keunggulan komparatif usahatani bawang merah perlu dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi sumberdaya domestik Kabupaten Pamekasan dalam memproduksi bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis keuntungan usahatani bawang merah di Desa Ponjanan Barat, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan secara ekonomi. (2) Menganalisis keunggulan komparatif usahatani bawang merah di Desa Ponjanan Barat, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan. (3) Menganalisis perubahan tingkat keunggulan komparatif apabila terjadi perubahan harga bibit, jumlah output, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Penelitian ini dilakukan di Desa Ponjanan Barat, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan. Metode Penentuan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa lokasi penelitian berpotensi dalam pengembangan komoditas bawang merah sebagai salah satu produk unggulan di Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode probability sampling dengan teknik simple random sampling, dengan pertimbangan bahwa ii luasan lahan usahatani bawang merah yang dikelola oleh petani di lokasi penelitian cenderung homogen yaitu seluas 0,5 ha/petani. Metode analisis yang digunakan yaitu (1) Analisis ekonomi usahatani bawang merah; (2) Analisis DRC (Domestic Resource Cost); dan (3) Analisis sensitivitas. Analisis DRC digunakan untuk mengetahui seberapa banyak sumberdaya domestik yang harus dikorbankan untuk menghemat devisa negara sebesar US $ 1. Selain itu, penelitian ini menggunakan analisis sensitivitas yang digunakan untuk mengetahui apabila terjadi perubahan seperti harga dan jumlah input maupun output dalam kegiatan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Usahatani bawang merah di Desa Ponjanan Barat mempunyai keuntungan secara ekonomi sebesar Rp 2.430.602,-/ha/MT. (2) Hasil analisis keunggulan komparatif berdasarkan nilai dari DRCR yaitu sebesar 0,935. Nilai DRCR yang lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa usahatani bawang merah memiliki keunggulan komparatif sehingga dapat menghemat devisa negara sebesar US $ 1 dengan mengorbankan sumberdaya domestik sebesar US $ 0,935. Dengan demikian, usahatani bawang merah di Desa Ponjanan Barat dapat dilanjutkan dan dikembangkan untuk memenuhi permintaan bawang merah domestik. (3) Hasil dari analisis sensitivitas, pada saat terjadi kenaikan harga bibit sebesar 25% maka nilai DRCR menjadi 1,056. Hal tersebut akan menyebabkan hilangnya keunggulan komparatif usahatani bawang merah di lokasi penelitian sehingga usahatani bawang merah dengan menggunakan sumberdaya domestik tidak lagi efisien untuk dilaksanakan di lokasi penelitian. Selain itu, kenaikan jumlah output sebesar 78% dan melemahnya nilai tukar rupiah sebesar 5%, berpengaruh positif terhadap tingkat keunggulan komparatif (mendekati angka 0). Begitu pula apabila terjadi kenaikan harga bibit, kenaikan jumlah output, dan melemahnya nilai tukar rupiah, maka akan meningkatkan tingkat keunggulan komparatif yaitu menjadi 0,551. Nilai DRCR yang semakin mendekati angka nol atau sebesar 0,551, memiliki arti pemanfaatan sumberdaya domestik lebih efisien sehingga usahatani bawang merah di Desa Ponjanan Barat dapat dilanjutkan dan dikembangkan untuk memenuhi permintaan domestik. Usahatani bawang merah di lokasi penelitian, perlu ditingkatkan lagi pengelolaannya khususnya pada kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Salah satu cara pengendalian hama dan penyakit yaitu pelaksanaan program pengendalian hama terpadu (PHT). Selain itu, sebaiknya menggunakan benih/bibit bersertifikat agar menghasilkan output berkualitas, dan tahan terhadap hama dan penyakit. Selain itu, perlu adanya pengaturan pola tanam sesuai anjuran agar penggunaan bibit lebih efisien dan dapat menekan biaya produksi. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menganalisis keunggulan kompetitif usahatani bawang merah. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah usahatani bawang merah dalam negeri dapat bersaing dengan bawang merah impor. Sedangkan dalam keunggulan komparatif hanya untuk mengetahui efisien atau tidak apabila bawang merah diproduksi di dalam negeri.