Keunggulan Bersaing Industri Tahu Putih Melalui Strategi Keunggulan Biaya (Ud. Asli Produk Lokal (Apl), Desa Nglebur, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur)

Main Author: Agustin, SriWulan
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131368/
Daftar Isi:
  • Strategi bersaing merupakan pencarian akan posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri. Salah satu cara yang dapat diterapkan oleh perusahaan dalam menemukan strategi bersaingnya ialah dengan melakukan analisis rantai nilai. Rantai nilai menggambarkan semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Rantai nilai suatu perusahaan dan cara perusahaan menjalankan aktivitasnya merupakan cerminan dari riwayat, strategi, dan pendekatan terhadap pelaksanaan strategi dan ekonomi yang mendasari aktivitas-aktivitas tersebut. Analisis rantai nilai bertujuan untuk mengidentifikasi keuntungan atau kerugian biaya yang rendah dari mulai aktivitas pembelian bahan mentah hingga ke pemasaran produk. Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya. Tahu umumnya diproduksi oleh industri kecil dan rumah tangga. UD. Asli Produk Lokal (APL) merupakan salah satu industri tahu putih yang beroperasi di wilayah Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan. Produksi industri tahu UD. APL dapat menghabiskan kedelai sebanyak 3,5 ton setiap hari atau sekitar 105 ton setiap bulannya. Selain memiliki potensi, setiap badan usaha tentu tidak terlepas dari suatu permasalahan. Langkanya kedelai menjadi ancaman serius bagi keberadaan usaha industri tahu termasuk UD. APL. Kendala lanjutan dari langkanya bahan baku ialah kurangnya jumlah kedelai lokal dalam memenuhi permintaan yang tinggi. Kendala lain yang tak kalah penting dari bahan baku adalah tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang kurang dalam proses produksi tahu, dari perebusan kedelai hingga pemotongan tahu mengakibatkan rotasi tenaga kerja kurang seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal, pemetaan rantai nilai tahu putih, dan rantai nilai keunggulan biaya tahu putih UD. APL. Metode analisis data menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan di daerah penelitian. Analisis faktor internal dan pemetaan rantai nilai menggunakan metode analisis rantai nilai (value chain) dengan menggunakan tahapan the point of entry for value chain analysis kemudian mapping value chains. Selain itu, digunakan pula analisis secara kuantitatif, yaitu analisis biaya, analisis penerimaan dan keuntungan, analisis kelayakan usaha dan analisis nilai tambah. Hasil penelitian antara lain faktor internal UD. APL terdiri dari dua aktivitas, yaitu aktivitas primer dan aktivitas pendukung. Pembobotan tertinggi pada aktivitas primer terdapat pada tiga aktivitas, yaitu logistik ke dalam, logistik ke luar, dan pelayanan sebesar 0,139. Skor kinerja tertinggi meliputi aktivitas logistik ke dalam, logistik ke luar, dan pelayanan sebesar 0,417. Aktivitas-aktivitas tersebut memperoleh bobot tertinggi karena berpengaruh sangat kuat terhadap pencipta nilai. Pembobotan dengan nilai tertinggi pada aktivitas pendukung terdapat pada aktivitas infrastruktur perusahaan sebesar 0,111. Skor ii kinerja tertinggi juga terdapat pada infrastruktur perusahaan dengan skor sebesar 0,333. Hal tersebut dikarenakan terdapat aspek keuangan yang berpengaruh pada perputaran modal, sehingga sangat berpengaruh pada keberlangungan usaha, serta manajemen umum yang berpengaruh pada kinerja UD. APL. Pihak yang terkait langsung dengan operasi UD. APL, yaitu bank dan pemasok bahan baku (kedelai). Bank berperan sebagai lembaga penyedia dana untuk modal dan kelangsungan usaha, serta perkembangan usaha. Terdapat 3 (tiga) pemasok yang menjalin kerja sama dengan UD. APL, yaitu PT. Greensol Indonesia, dan dua pemasok perorangan. Pemasok kedelai berperan sebagai mitra kerja yang menyediakan dan mencukupi kedelai yang dibutuhkan oleh UD. APL. Rantai nilai keunggulan biaya UD. APL meliputi analisis biaya (biaya tetap, biaya variabel, dan total biaya), analisis penerimaan dan keuntungan, analisis kelayakan usaha dan analisis nilai tambah. Penggunaan biaya tetap sebesar Rp. 1.611.236,39 dan biaya variabel sebesar Rp. 27.009.750; sehingga didapatkan total penggunaan biaya sebesar Rp. 28.620.986,39 per satu kali produksi (150 masak tahu putih). Didapatkan penerimaan sebesar Rp. 29.400.000; dari menjual 150 masak tahu putih, di mana harga jual per masak adalah sebesar Rp. 196.000;. Keuntungan yang diperoleh UD. APL ialah sebesar Rp. 3.029.013,61 setelah total penerimaan dikurangi dengan total biaya. BEP produksi sebanyak 146,03 dan BEP harga sebesar Rp. 190.806,58. Hasil perhitungan R/C rasio sebesar 1,11 yang diperoleh dari perbandingan antara total penerimaan dan total biaya. Nilai tambah yang diperoleh dari tahu putih ialah Rp. 52.310,59/kg. Rasio nilai tambah tahu putih UD. APL tergolong rasio nilai tambah tinggi karena memiliki persentase lebih dari 40 persen, yakni didapatkan rasio nilai tambah sebesar 81,72 persen. Biaya terbanyak dikeluarkan pada aktivitas primer berupa logistik ke dalam sebesar Rp. 22.684.750 (79,259%) per satu kali produksi. Biaya terendah ditunjukkan oleh aktivitas pelayanan, yaitu sebesar Rp. 1.920 (0,007%). Biaya tertinggi pada aktivitas pendukung ditunjukkan oleh aktivitas pada infrastruktur perusahaan sebesar Rp. 1.001.720 (3,500%). Biaya pembelian perlengkapan merupakan biaya terendah pada aktivitas pendukung, yaitu sebesar Rp. 1.394,91 (0,005%). Untuk tetap mempertahankan kinerja di atas rata-rata pada faktor internal, sebaiknya UD. APL tetap menggunakan bahan baku berkualitas, baik itu kedelai lokal maupun kedelai impor agar produk yang dihasilkan juga berkualitas. Pada aktivitas pendukung, sebaiknya UD. APL tetap melakukan pelaporan keuangan seminggu sekali yang dibahas bersama dengan pemilik dan seluruh manajer, supaya semua manajer mengetahui perkembangan usaha. UD. APL sebaiknya melakukan mitra kerja dengan pemasok bahan baku kedelai yang menyediakan kedelai lokal agar tidak kekurangan kedelai lokal. Untuk meningkatkan rantai nilai keunggulan biaya, sebaiknya UD. APL meminimalisir pengeluaran biaya yang tidak terkait langsung dengan proses produksi tahu putih dan berpengaruh langsung terhadap kualitas tahu putih, seperti pada pembelian perlengkapan pendukung.