Tingkat Pemberian Air Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.)

Main Author: Anggrainy, Veby
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131364/
Daftar Isi:
  • Kedelai adalah komoditas pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung yang mempunyai posisi strategis dalam seluruh kebijakan pangan nasional karena perannya sangat penting dalam menu pangan penduduk Indonesia. Dari aspek industri olahan kedelai dapat dihasilkan tempe, tahu, dan kecap yang menjadi bahan makanan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Beragamnya penggunaan kedelai tersebut mengakibatkan meningkatnya konsumsi kedelai. Namun disisi lain terjadi ketidak seimbangan antara kemampuan petani dalam memproduksi dengan kenaikan permintaan kedelai oleh masyarakat. Satu dari beberapa faktor yang mengakibatkan ketidakseimbangan ini ialah rendahnya hasil yang disebabkan oleh rendahnya tingkat ketersediaan air tanah. Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ketersediaan air secara optimal bagi tanaman kedelai selama pertumbuhannya jarang sekali ditemukan di lapangan. Ketersediaan air yang tidak terjamin merupakan salah satu penyebab merosotnya panen dan luas pertanaman kedelai, karena kedelai termasuk tanaman yang tidak tahan kekeringan (Raden, 2007). Dengan demikian kekurangan air pada media tanam kedelai menyebabkan pertumbuhan dan hasilnya menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh tingkat pemberian air pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah pemberian air dibawah kapasitas lapang pada fase generatif dapat menurunkan hasil tanaman kedelai (Glycine max(L.) Merr.). Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 sampai bulan Januari 2016 di green house kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kabupaten Malang. Pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Adapun perlakuan yang diberikan ialah perbedaan tingkat pemberian air, yaitu K0 (fase vegetatif- generatif 100% KL), K1 (fase vegetatif - generatif 75% KL), K2 (fase vegetatif - generatif 50% KL), K3 (fase vegetatif 100% KL – fase generatif 75% KL), K4 (fase vegetatif 100% KL – fase generatif 50% KL), K5 (fase vegetatif 75% KL – fase generatif 100% KL), K6 (fase vegetatif 50% KL – fase generatif 100% KL). Pelaksanaan penelitian meliputi, persiapan media tanam, persiapan bahan tanam, penanaman. Pemeliharaan meliputi, penyiraman, penyulaman, penyiangan dan pemupukan. Sedangkan parameter pengamatannya yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, luas daun, saat munculnya bunga, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman, jumlah polong pertanaman, bobot polong pertanaman, jumlah biji pertanaman, dan bobot 100 biji. Data pengamatan yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F) vii padataraf 5%. Apabila terdapat beda nyata (F hitung> F tabel 5%), maka akan dilanjutkan dengan uji lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5%. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan tingkat pemberian air pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai menunjukkan hasil yang nyata. Perlakuan pemberian air pada fasevegetatif - generatif 50% KL (K2) menunjukkan penghambatan yang paling besar terhadap komponen pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman. Perlakuan pemberian air fase vegetatif 50% KL – fase generatif 100% KL (K6) dapat menghasilkan jumlah polong pertanaman, bobot polong pertanaman, jumlah biji pertanaman dan bobot 100 biji yang paling mendekati dengan hasil yang didapatkan perlakuan fase vegetatif - generatif 100% KL (K0). Perlakuan pemberian air pada fase vegetatif - generatif 50% KL (K2) menunjukkan penurunan tertinggi terhadap jumlah polong pertanaman, bobot polong pertanaman, jumlah biji pertanaman dan bobot 100 biji masing-masing sebesar 69,8%, 77,5%, 76,8% dan 64,5%.