Analisis Daya Saing Ekspor Biji Kopi Indonesia Di Pasar Asean Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (Mea)
Main Author: | Effendi, RosfiRahmania |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131362/ |
Daftar Isi:
- Derajat globalisasi dari suatu negara dalam perekonomian dilihat dari rasio perdagangan internasional yaitu ekspor dan impor (Tambunan 2004). Keberhasilan perdagangan internasional suatu negara dilihat dari daya saingnya (Bustami dan Hidayat, 2013). Adanya perdagangan internasional antar negara akan menciptakan suatu perjanjian atau kebijakan. Salah satu perjanjian perdagangan internasional di kawasan ASEAN adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Menurut Tambunan (2013), tujuan utama MEA 2015 adalah untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang setara dengan negara anggota ASEAN dan untuk mewujudkan ASEAN menjadi sebuah kawasan ekonomi yang sangat kompetitif yang akan sepenuhnya dapat terintegrasi dalam ekonomi global. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis sepesialisasi perdagangan biji kopi Indonesia di pasar ASEAN dalam menghadapi MEA, (2) Menganalisis posisi daya saing komparatif biji kopi Indonesia di pasar ASEAN dalam menghadapi MEA, (3) Menganalisis posisi daya saing kompetitif biji kopi Indonesia di pasar ASEAN dalam menghadapi MEA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode purposive dan analisis deskriptif untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual sesuai fenomena yang diselidiki. Selain itu, untuk menganalisis spesialisasi perdagangan biji kopi di pasar ASEAN adalah Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Disisi lain untuk menganalisis daya saing biji kopi Indonesia dari segi keunggulan komparatif dengan menggunakan Revealed Comparative Trade Advantage (RCTA) dan dari segi keunggulan kompetitif dengan menggunakan Export Competitiveness Index (XCi). Biji kopi Indonesia yang dianalisis diperbandingkan dengan negara pengekspor lain di pasar ASEAN, seperti: Vietnam dan Thailand. Hasil penelitian tentang daya saing ekspor biji kopi Indonesia di pasar ASEAN, antara lain: 1. Spesialisasi perdagangan biji kopi Indonesia yang dianalisis dengan menggunakan Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) pada periode 1994-2013 memiliki rata-rata positif sebesar 0,68. Nilai positif tersebut menunjukkan biji kopi Indonesia mempunyai tahap pertumbuhan dan cenderung sebagai eksportir. Berbeda dengan Vietnam yang memiliki nilai rata-rata ISP sebesar 0,98. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Vietnam sebagai negara yang cenderung sebagai eksportir dan berada pada tahap kematangan. Sama halnya dengan Indonesia, Thailand berada ditahap pertumbuhan sebagai eksportir biji kopi. Namun, nilai rata-rata ISP Thailand cenderung lebih rendah yaitu sebesar 0,19. 2. Daya saing komparatif biji kopi Indonesia dianalisis dengan menggunakan Revealed Comparative Trade Advantage (RCTA). Hasil dari analisis tersebut diketahui bahwa dari biji kopi Indonesia pada periode 1994-2013 ii ii memiliki daya saing komparatif yang kuat karena memiliki nilai RCTA lebih besar dari nol yaitu sebesar 1,64. Namun, Vietnam lebih unggul dari Indonesia dan Thailand dengan nilai 7,09 yang menduduki peringkat pertama. Berbeda dengan Thailand yang memiliki nilai rata-rata lebih rendah dari Indonesia dan Vietnam yaitu hanya -6,37. Hal tersebut membuktikan bahwa Thailand tidak memiliki daya saing komparatif biji kopi karena nilai yang lebih kecil dari nol. 3. Daya saing kompetitif biji kopi Indonesia yang dianalisis dengan menggunakan Export Competitiveness Index (XCi). Analisis tersebut diketahui bahwa Indonesia pada periode 1994-2013 memiliki daya saing kompetitif pada biji kopi atau kemampuan pertumbuhan daya saing biji kopi yang meningkat di pasar ASEAN serta memiliki kemampuan berdaya saing dengan negara pesaingnya. Posisi daya saing kompetitif biji kopi Indonesia memiliki rata-rata nilai XCi sebesar 1,16. Disisi lain nilai rata-rata Vietnam (1,06) dan Thailand (1,48) juga menunjukkan kemampuan berdayasaing biji kopi di pasar ASEAN. Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk meningkatkan spesialisasi perdagangan dapat dilakukan seperti: meningkatan kualitas biji kopi, melakukan penanganan dan pengolahan pasca panen biji kopi agar dapat meningkatkan nilai tambah. Selain itu untuk meningkatkan daya saing komparatif yaitu dengan melakukan Good Agriculture Product (GAP) pada perkebunan kopi di Indonesia. Pada peningkatan daya saing kompetitif adalah dengan cara memperkuat industri kopi domestik yang mampu bersaing di kawasan ASEAN. Selain itu, industri kopi Indonesia juga harus mendukung petani kopi domestik dengan memprioritaskan penggunaan biji kopi lokal.