Seleksi Enam Famili F5 Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) Berdaya Hasil Tinggi Dan Tahan Layu Bakteri
Main Author: | Rufaidah, Ranny |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131338/ |
Daftar Isi:
- Cabai merah (Capsicum annuum L.) memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masakan, bahan kosmetik dan obat. Produksi cabai merah menurut Anonim (2014) mengalami peningkatan dari 888.852 t pada tahun 2011 menjadi 954.310 t pada tahun 2012 dan menjadi 1.012.879 t pada tahun 2013. Meskipun mengalami peningkatan, produktivitas cabai merah masih rendah, yaitu hanya 6,93 t.ha-1. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas cabai adalah adanya serangan penyakit, terutama penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan benih unggul. Perakitan varietas cabai merah diawali dengan melakukan persilangan antara dua tetua yang memiliki sifat unggul kemudian dilanjutkan dengan seleksi. Tetua yang digunakan dalam penelitian ini adalah TW2 dan Jatilaba. TW2 merupakan varietas lokal Brebes yang memiliki sifat tahan tungau, tahan rebah semai, produksi tinggi dan cenderung pedas sedangkan Jatilaba memiliki karakter tahan layu bakteri, produktivitas 15 – 17 t.ha-1 dan umur panen 70 – 80 hari setelah panen. Persilangan kedua tetua ini sudah dilakukan oleh Yulianah dan Kendarini (2011) dan dihasilkan populasi F1 yang memiliki kisaran agak rentan hingga tahan terhadap layu bakteri. Penelitian ini dilanjutkan oleh Widyawati (2014) yang menduga heritabilitas dan kemajuan genetik harapan pada populasi F2. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat 6 famili terpilih hasil persilangan TW2 x Jatilaba, yaitu B2.1, B5.4, B5.6, B8.9, B9.1 dan B17.9. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hastuti (2015) yang meneliti heritabilitas dan keragaman pada cabai merah generasi F3. Penelitian tersebut menghasilkan 10 tanaman terpilih pada famili B1, B3 dan B6; pada famili B2, B4 dan B7 masing-masing terdapat 7 tanaman terpilih dan terdapat 9 tanaman terpilih pada famili B5. Famili-famili terpilih tersebut kemudian digunakan sebagai bahan tanam untuk generasi F4. Hasil dari F4 yang kemudian digunakan dalam penelitian ini adalah famili B2.58.9, B5.27.20, B6.42.13, B2.40.20, B2.46.6 dan B2.46.9. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyeleksi famili berdaya hasil tinggi dan tahan layu bakteri dari keenam famili F5 cabai merah. Hipotesis yang diajukan adalah beberapa famili berdaya hasil tinggi dan tahan layu bakteri dari keenam famili F5 cabai merah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gesingan, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang dan di Lab Bakteriologi Jurusan HPT FP UB pada bulan Februari hingga Agustus 2015. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah plastik semai, gembor, cangkul, alat pelubang mulsa, meteran, tali rafia, timbangan analitik, papan penelitian, ajir bambu, jangka sorong, kamera, pipet, tabung reaksi, piset, petridish, L glass dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah pupuk kompos, pupuk NPK Mutiara (15:15:15), cocopeat, pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, aquades, agar dan media TZC. Bahan tanam yang digunakan adalah 6 famili cabai merah generasi F5 (B2.40.20; B2.46.6; B2.46.9; B2.58.9; B5.27.20 dan B6.42.13) dan tetua (TW2 dan Jatilaba). ii Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Petak Berulang dengan perlakuan berupa 6 famili F5 cabai merah hasil persilangan TW2 x Jatilaba. Pengamatan dilakukan pada seluruh tanaman (single plant). Masing-masing famili ditanam sebanyak 60 tanaman sedangkan masing-masing tetua ditanam sebanyak 20 tanaman. Jarak tanam yang digunakan adalah 40 x 60 cm. Variabel pengamatan terdiri dari karakter kuantitatif, kualitatif dan penyakit. Karakter kuantitatif meliputi persentase tanaman tumbuh (%), bobot buah total (g), jumlah buah baik, bobot buah baik (g), jumlah buah jelek, bobot buah jelek (g), panjang buah (cm), diameter buah (cm), jumlah buah per tanaman, diameter batang (cm), umur berbunga (HST), umur panen (HST). Sementara itu, karakter kualitatif meliputi warna buah masak, bentuk buah dan tipe pertumbuhan tanaman. Parameter penyakit yang diamati adalah masa inkubasi, persentase daun layu dan intensitas penyakit. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan heritabilitas arti luas, Koefisien Keragaman Genetik (KKG) dan Koefisien Keragaman Fenotip (KKF). Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa keenam famili di generasi lima memiliki nilai KKG, KKF dan heritabilitas yang beragam. Famili terpilih berdasarkan produksi tinggi dan ketahanan terhadap layu bakteri adalah famili B6.42.13, B2.46.6 dan B5.27.20. Famili B6.42.13 memiliki bobot buah total per tanaman melebihi tetua dan kriteria ketahanan agak tahan terhadap layu bakteri sedangkan famili B2.46.6 dan B5.27.20 memiliki kriteria tahan terhadap layu bakteri.