Aplikasi Pgpr (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Dan Pupuk Kotoran Kambing Pada Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Varietas Manjung

Main Author: Shofiah, DianKhoiratunRhodhiyatus
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131337/
Daftar Isi:
  • Bawang merah (Allium ascalonicum L.) ialah tanaman hortikultura yang dimanfaatkan umbinya. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap bawang merah sangat tinggi sebagai pelengkap bumbu masak, bahan baku olahan maupun farmasi. Tanaman bawang merah akan berproduksi secara maksimal jika ditanam di musim kemarau dengan penyinaran yang optimal. Badan Pusat Statistik (BPS, 2015) menyebutkan bahwa produksi bawang merah di Indonesia pada tahun 2011-2014 mengalami peningkatan secara berturut-turut sebesar 893.124 ton, 964.221 ton, 1.010.773 ton, dan 1.233.989 ton, namun produksi tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan bawang merah nasional sehingga sepanjang tahun 2014 impor bawang merah di Indonesia tercatat sebesar 74.903 ton. Varietas bawang merah yang cocok ditanam di musim penghujan salah satunya varietas manjung. Produktivitas tanaman bawang merah varietas manjung mencapai 10,41-13,25 ton ha-1 pada musim penghujan. Perlu ada peningkatan produktivitas bawang merah dengan memperbaiki lingkungan tumbuh bawang merah agar dapat memenuhi kebutuhan bawang merah di dalam negeri. Salah satu upaya agronomis yang dapat dilakukan yaitu aplikasi PGPR. Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan kelompok bakteri menguntungkan yang secara aktif mengkolonisasi rhizosfir. PGPR berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, hasil panen dan meningkatakan kesuburan lahan. PGPR akan bekerja secara optimal perlu didukung dengan penambahan pupuk organik. Pupuk organik dalam bentuk yang telah dikomposkan berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika, dan biologi tanah serta sebagai sumber nutrisi tanaman. Pupuk organik dari Kotoran Kambing berpotensi untuk menambah kandungan organik dalam tanah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 - Januari 2016 di Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro yang memiliki ketinggian 42 m dpl dengan suhu 24,2 °C - 31,4 °C , curah hujan rata-rata 1001-1500 mm per tahun, dan memiliki jenis tanah grumosol. Alat yang di gunakan yaitu: tugal, timba, timbangan, cangkul, oven, kamera, pengggaris, jangka sorong, hand sprayer, pisau, alat tulis, dan laptop. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain: benih bawang merah (Allium Ascalonicum L.) varietas Manjung dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm, pupuk kotoran kambing sebagai bahan organik, PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria), pupuk NPK Mutiara (16% N, 16% P2O5, 16% K20, 0,5% MgO, dan 6% CaO) dosis 200 kg ha-1 + ZA (20,8% N dan 23,8% S) dosis 200 kg ha-1 + SP-36 (36% P2O5) dosis 300 kg ha-1 + KCl (60% K2O dan 35% Cl) dosis 200 kg ha-1. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi Faktorial (Split Plot Design) yang terdiri dari 2 faktor dan diulang 3 kali. Petak Utama (main plot) adalah pupuk kotoran kambing dengan perlakuan sebagai berikut: K0: 0 ton ha-1, K1: 5 ton ha-1, K2: 10 ton ha-1, K3: 15 ton ha-1. Anak Petak (Sub plot) interval pemberian PGPR dengan perlakuan sebagai berikut: P0: tanpa PGPR, P1: ii pemberian PGPR 0 hst (direndam 30 ml per 1 L air), P2: pemberian PGPR 0 hst dan 7 hst, P3: pemberian PGPR 0 hst, 7 hst, dan 14 hst Pengamatan yang dilakukan pada tanaman bawang merah yaitu umur 14, 21, 35, 42 dan 56 hari setelah tanam. Pengamatan pertumbuhan meliputi panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter umbi, jumlah umbi, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, panjang akar dan jumlah akar. Pengamatan komponen hasil meliputi: bobot segar umbi, bobot kering umbi dan Produksi ha-1. Data pengamatan yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui respon tanaman terhadap pengaruh perlakuan. Apabila hasilnya nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Terdapat interaksi antara pupuk kotoran kambing dan PGPR pada pertumbuhan tanaman antara lain: bobot kering tanaman, bobot segar tanaman, jumlah umbi, diameter umbi dan luas daun. Produktivitas tertinggi didapatkan pada dosis pupuk kotoran kambing 15 ton ha-1 sebesar 13,71 ton ha-1 yang tidak berbeda nyata dengan 10 ton ha-1 dan 5 ton ha-1. Pada pemberian PGPR produktivitas tertinggi pada interval (0, 7, dan 14 hst) 14,25 ton ha-1 yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan (0 dan 7 hst) dan (direndam 0 hst).