Analisis Desain dan Pengendalian Kualitas Yoghurt (Studi Kasus di Rumah Yoghurt Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur)
Main Author: | Ramadhani, RanaZahra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131311/ |
Daftar Isi:
- Wisatawan di Kota Batu mencapai 3,5 juta orang pada tahun 2015 (Agus Salim, 2016). Berdasarkan data Kementerian Pertanian Sub Sektor Peternakan diperoleh peningkatan produksi susu menjadi 805,4 liter di tahun 2015. Dimana pada tahun sebelumnya produksi susu sebanyak 800,8 liter. Salah satu hasil olahan susu yang digemari adalah yoghurt. Yoghurt bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Kandungan gizi yang dimiliki yoghurt lebih tinggi dibandingkan dengan susu segar. Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan total padatan sehingga kandungan zat-zat gizi lainnya meningkat. Yoghurt mengandung 6,30% protein, 6,73% lemak, dan vitamin A (80 SI) (Hafsah, 2012). Hal ini menjadi modal dan pasar bagi investor dan pelaku usaha. Perusahaan akan semakin kompetitiif dengan menyesuaikan produk dengan harapan dan kebutuhan konsumen. Peran konsumen dalam memberikan saran dan penilaian mengenai produk juga perlu diperhatikan. Hal tersebut berkaitan dengan peningkatan kualitas produk serta kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Pengembangan produk yang disesuaikan dengan harapan konsumen akan mampu mempertahankan loyalitas konsumen terhadap perusahaan dan produk tersebut khususnya. Menurut Porter dalam Total Quality Management oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2001) yaitu setiap perusahaan akan menghadapi persaingan baik dalam industri yang sama, bergaining power pemasok, bergaining power pembeli, ancaman pendatang baru, dan ancaman dari produk substitusi. Permasalahan yang dihadapi oleh Rumah Yoghurt yaitu belum terdapat informasi pada kemasan, rasa yoghurt yang terlalu asam, dan aroma fermentasi yang masih tercium. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu (1) bagaimana harapan konsumen dalam rangka peningkatan kualitas produk, (2) atribut apa saja yang menjadi prioritas dalam upaya peningkatan kualitas produk demi tercapainya kepuasan konsumen, dan (3) bagaimana respon teknis perusahaan dalam peningkatan kualitas yang disesuaikan dengan harapan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan mendeskripsikan harapan konsumen dalam rangka peningkatan kualitas produk (2) mengidentifikasi dan mendeskripsikan atribut yang menjadi prioritas perbaikan konsumen dalam rangka peningkatan kualitas produk, dan (3) mengidentifikasi dan mendeskripsikan respon teknis perusahaan dalam peningkatan kualitas disesuaikan dengan harapan konsumen. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive, dikarenakan lokasi tersebut telah dikenal dan memiliki konsumen hingga luar kota. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret hingga Mei 2016. Responden dalam penelitian ini sebanyak 40 orang. Teknik yang dilakukan adalah accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan wawancara. Didukung dengan dokumentasi dan literatur yang relevan dengan topik. Metode analisis data menggunakan uji validitas dan reliabilitas untuk uji instrumen dan analisis data ii menggunakan Quality Function Deployment (QFD) pada House of Quality (HOQ) dan Part Deployment. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpuan yaitu harapan konsumen terhadap produk yaitu harga berkisar antara Rp 3.000,00 – Rp 5.000,00 (32 orang), aroma yang dimunculkan adalah aroma yang tidak terlalu asam (22 orang), rasa tidak terlalu asam dan tidak terlalu manis (18 orang), label halal MUI dan BPOM RI (28 orang), kekentalan sedikit encer (stir yoghurt) (17 orang), dan penambahan varian rasa durian (15 orang). Atribut pada produk yang memerlukan perbaikan yaitu atribut yang memiliki nilai bobot normal yang tinggi. Perbaikan diprioritaskan pada atribut informasi pada kemasan (0,30), aroma dan kekentalan (0,15), harga (0,14), keasaman (0,13), dan varian rasa (0,12). Respon perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen terhadap Yoghurt Rumah Yoghurt yang perlu diperhatikan dan diperbaiki sesuai urutan prioritas pada house of quality adalah varian kekentalan (4,20), penggunaan bahan baku (4,15), kemasan yang dilengkapi dengan informasi produk (2,70), inovasi varian rasa sesuai dengan harga (1,90), dan penyimpanan (1,30). Sedangkan respon teknis pada Part deployment adalah pengadaan bahan baku berkualitas (4,2), harga yang disesuaikan (1,8), aroma dan keasaman yang tidak terlalu asam (1,2), penambahan varian rasa dan kekentalan serta penambahan label halal MUI dan BPOM RI (0,9). Saran yang dapat diberikan yaitu (1) harapan konsumen dapat dijadikan pertimbangan dalam membuat inovasi yoghurt kedepannya. Seperti penambahan varian rasa durian, mangga, apel, dan sirsak. Varian kekentalan seperti stir yoghurt, set yoghurt, dan ice cream, (2) perbaikan atribut harus difokuskan pada informasi pada kemasan. Khususnya pada label halal MUI dan BPOM RI, dan (3) produsen diharapkan mempelajari mengenai respon teknis perusahaan pesaing. Nilai benchmarking dapat digunakan sebagai tolak ukur peningkatan respon teknis perusahaan.