Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Jagung Di Desa Klampitan Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri

Main Author: Wulandari, DwiSeptiana
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131281/
Daftar Isi:
  • Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dan tanaman industri yang menyumbang tingkat inflasi tertinggi di Indonesia. Hal ini dikarenakan ketersediaan jagung merupakan faktor utama dalam pembentukan harga telur dan ayam ras sehingga jika pasokkannya berkurang maka otomatis harga telur dan daging ayam ras juga akan naik. Pemerintah melakukan impor jagung pada tahun 2016 disebabkan karena produksi jagung dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional.Sedangkan pada tahun 2015 Kementrian pertanian mencanangkan Program UPSUS Peningkatan Produksi Tanaman Pangan salah satunya Jagung. Namun pada kenyataannya produksi jagung setelah mendapatkan Program UPSUS peningkatannya tidak dapat mencapai target yang dicanangkan yaitu peningkatan 1 ton/ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh input produksi (luas lahan, benih, pupuk kimia, pupuk organik, herbisida, tenaga kerja perempuan dan tenaga kerja laki-laki) terhadap produksi jagung, efisiensi teknis produksi usahatani jagung dan faktor sosial yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani jagung di Desa Klampitan, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. Metode penentuan responden adalah metode sensus, dimana populasi petani jagung sebanyak 60 orang dijadikan responden dalam penelitian. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh input produksi terhadap produksi jagung dan efisiensi teknis produksi jagung adalah dengan pendekatan MLE menggunakan Cobb Douglas Stocastic Frontier. Sedangkan untuk mengetahui faktor sosial yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani jagung adalah dengan menggunakan metode regresi linier berganda dengan variable dummy status kepemilikan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan input produksi jagung berpengaruh nyata dengan taraf kepercayaan 99% adalah faktor produksi luas lahan berpengaruh sebesar -0,97, benih berpengaruh sebesar 0,439, pupuk kimia berpengaruh sebesar 0,304, herbisida berpengaruh sebesar 0,135, tenaga kerja perempuan berpengaruh sebesar 0,885 dan tenaga kerja laki-laki sebesar 0,276. Sedangkan pupuk organik tidak berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 99%. Petani yang sudah mencapai efisiensi teknis adalah 51 petani dari total petani responden, sedangkan sisanya yaitu 9 petani belum mencapai efisiensi teknis. Distribusi tingkat efisiensi teknis yang dicapai oleh sebagian besar petani jagung adalah berkisar antara 0,798-0,956, yakni sebanyak 38 petani dari total petani responden. Tingkat efisiensi teknis rata-rata yang dicapai oleh petani jagung adalah 0,798. Tingkat efisiensi teknis tertinggi yang dicapai oleh petani jagung adalah 0,958, sedangkan tingkat efisiensi terendah adalah 0,356. Faktor sosial yang berpengaruh nyata terhadap tingkat efisiensi teknis usahatani jagung berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% adalah faktor lama berusahatani berpengaruh sebesar 0,192. Kemudian pendidikan formal berpengaruh 0,820, dan dummy status kepemilikan lahan berpengaruh tidak nyata pada taraf kepercayaan 95% dengan nilai sebesar 0,960.