Potensi Rotasi Tanaman Nanas (Ananas Comosus L. Merr) Dan Tanaman Pisang Cavendish (Musa Acuminata) Pada Ultisols Ditinjau Dari Kesuburan Tanah Di Pt. Great Giant Pineapple

Main Author: Ramadhani, WinihSekaringtyasRamadhani
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131254/
Daftar Isi:
  • PT. Great Giant Pineapple (PT. GGP) merupakan perusahaan nanas terbesar di Indonesia. Selain tanaman nanas, perusahaan tersebut juga menanam tanaman pisang cavendish. PT. Great Giant Pineapple menanam tanaman pisang cavendish digunakan sebagaitanaman rotasi untuk tanaman nanas. Dilakukannya rotasitanamandisebabkan karena produksi tanaman nanas yang menurun. Penurunan produksidipengaruhioleh kesuburan, baik dari aspek kimia, fisika dan biologi tanah. Oleh karena itu dilakukannya penelitian bagaimana potensi rotasi tanaman nanas (Ananas comosus L. Merr) dan tanaman pisang cavendish (Musa acuminata) yang dilakukan di PT. Great Giant Pineapple. Penentuan lokasi diambil sebanyak 3 lokasi yaitu lokasi nanas PC (First Crop), nanas RC (Ratoon Crop), dan lokasi pisang bongkar. Penentuan lokasi juga dilakukan perbandingan dengan data produksi dan data status lokasi yang dilihat di SAP PT. Great Giant Pineapple dengan kriteria produksi sebesar 50 – 65 ton/hektar.Pada pengambilan titik sampel tanah diambil 2 titik pada titik minipid dan 3 titik bor yang masing – masing sampel titik bor dikompositkan berdasarkan kedalaman. Untuk pengambilan sampel tanah diambil pada kedalaman 0 – 40 cm, namun dari kedalaman tersebut diambil sampel tanah masing-masing kedalaman 0 – 20 cm dan 20– 40 cm dan setiap kedalaman dilakukan analisa kimia dan fisika tanah yang kemudian dilakukan rata-rata dari hasil data tersebut. Dari hasil penelitian ini dilakukannya rotasi tanaman pisang cavendish setelah dilakukan penanaman nanas berturut-turut ternyata dapat memperbaiki kesuburan tanah baik dari aspek kimia tanah, fisika tanah dan biologi tanah. Hal ini dikarenakan pada lokasi pisang bongkar memiliki pH tanah lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi nanas PC dan nanas RC, hal ini dikarenakan pada lokasi pisang bongkar diaplikasikan dolomit sebesar 5000 kg/hektar berbeda dengan lokasi nanas diaplikasikan dolomit sebesar 1000 – 3000 kg/hektar tergantung dengan pH tanah sebelum dilakukan pengaplikasian dolomit. Dengan peningkatan pH tanah diikuti dengan peningkatan unsur hara lainnya yang dapat berikatan dengan OH- yang mengakibatkan unsur hara didalam tanah dapat tersedia untuk tanaman nanas. Selain dari aspek kimia tanah, dilakukannya rotasi tanaman juga dapat memperbaiki dari aspek fisika dan biologi tanah, hal ini terlihat pada tingkat pemadatan tanah pada lokasi pisang bongkar memiliki tingkat pemadatan tanah lebih rendah dibandingkan dengan lokasi nanas PC dan RC, hal ini berkesinambungan dengan jumlah cacing tanah di lokasi pisang memiliki jumlah cacing tanah lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya. Dari penjelasan tersebut lahan ex-pisang memiliki potensi rotasi yang baik untuk memingkatkan produksi tanaman nanas berikutnya