Pengaruh Aplikasi Pupuk Kandang Dan Pupuk Hijau Terhadap Sifat Fisika Material Vulkanik Gunung Kelud

Main Author: Ubaidillah, Muchlas
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131248/
Daftar Isi:
  • Letusan terakhir Gunung Kelud terjadi pada tanggal 13 Februari 2014 bersifat eksplosif. Salah satu daerah yang terkena dampaknya adalah Desa Pandansari, mengakibatkan timbunan material vulkanik setebal 25 - 30 cm. Bahanbahan ini umumnya memiliki mempunyai berat isi tinggi, agregat yang belum terbentuk, porositas rendah, dan kadar air tersedia yang rendah, yang akan membatasi pertumbuhan tanaman. Bahan organik yang tersedia di sana (kotoran sapi dan pupuk hijau) digunakan untuk memperbaiki sifat fisika material vulkanik. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Universitas Brawijaya di Desa Kepuharjo Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang selama bulan Maret 2015 sampai Oktober 2015. Analisis sifat fisik material vulkanik dilaksanakan di Laboratorium Fisika Jurusan Tanah Fakultas Petanian Universitas Brawijaya dari bulan November 2015 sampai Maret 2016. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu: B0 = tanpa bahan organik (kontrol), BPk = bahan organik pupuk kandang, BTd = bahan organik pupuk hijau daun Thitonia diversifolia, BIb = bahan organik pupuk hijau daun ubi jalar (Ipomea batas), BZm = bahan organik pupuk hijau daun jagung (Zea mays). Bahan organik yang diaplikasikan menggunakan dosis 15 ton.ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan organik selama 7 bulan setelah aplikasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada berat isi, kemantapan agregat, dan kadar air tersedia, kecuali pada porositas dan c-organik material vulkanik. Akan tetapi aplikasi bahan organik, cenderung menurunkan berat isi (1,87 gr.cm-3 - 1,60 gr.cm-3), meningkatkan porositas (29,94% - 40,95%), kemantapan agregat (0,30 mm - 0,39 mm), kadar air yang tersedia (6,88% volume - 7,57% volume), dan kandungan c-organik (0,34% - 0,47%), dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan dengan pupuk kandang kotoran sapi menunjukkan berat isi terendah, porositas total tertinggi dan kemantapan agregat, tapi tidak pada kadar air tersedia dan kandungan c-organik.