Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Beras Hitam Dalam Produksi Sereal (Kasus Pada Kelompok Tani Sumber Makmur ii, Di Desa Sumber Ngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang)
Main Author: | Putri, ErichaMoesDelfiana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131246/ |
Daftar Isi:
- Sektor Pertanian di Indonesia berperan penting dalam suatu bangsa karena berhubungan langsung dengan kebutuhan primer bagi masyarakat seperti sandang, pangan maupun papan. Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia untuk dapat melangsungkan hidupnya. Makanan pokok yang di konsumsi oleh penduduk di Indonesia adalah beras. Pada umumnya banyak beras berwarna putih yang dikonsumsi sebagian besar penduduk di Indonesia, namun semakin meningkatnya taraf hidup penduduk di Indonesia meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan pula dengan memilih produk yang bermanfaat bagi kesehatan sebagai makanan sehari-hari yakni beras hitam. Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai manfaat beras hitam, maka permintaan beras hitam setiap tahun mengalami peningkatan, oleh karena itu Kelompok Tani Sumber Makmur II melakukan olahan tambahan pada beras hitam untuk meningkatkan minat konsumsi beras hitam dan meningkatkan nilai kepraktisan produk. Permintaan yang terus meningkat diperlukan bahan baku yang tercukupi setiap akan melakukan proses produksi. Berdasarkan besarnya potensi produk, Kelompok Tani Sumber Makmur II mengalami beberapa kendala dalam persediaan bahan baku yakni kesulitan memperoleh hasil panen yang tinggi karena iklim yang tidak dapat di prediksi dan proses produksi sereal beras hitam membutuhkan proses produksi yang panjang untuk menghasilkan produk yang baik. Berdasarkan pemasalahan tersebut diperlukan manajemen persediaan dengan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku supaya persediaan bahan baku tetap tersedia untuk memproduksi sereal beras hitam. Tujuan penelitian ini untuk mengatasi permasalahan persediaan pada periode mendatang. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi perencanaan dan pengendalian bahan baku untuk ketersediaan produksi olahan beras hitam cap “lumpang berlian” pada Kelompok Tani Sumber Makmur II, menganalisis peramalan kebutuhan bahan baku untuk periode mendatang, menganalisis kuantitas pemesanan ekonomis bahan baku gabah untuk periode mendatang dan merumuskan alternatif melalui persediaan pengaman, titik pemesanan kembali, kuantitas persediaan maksimum dan kuantitas persediaan minimum. Metode alat untuk menganalisis permasalahan tersebut dengan menggunakan software Minitab 16 guna memprediksi kebutuhan bahan baku pada tiga periode mendatang. Metode untuk menganalisis pengendalian persediaan bahan baku tiga tahun mendatang menggunakan Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock (persediaan pengaman), Reorder Point (pemesanan ulang), jumlah persediaan maksimal dan jumlah persediaan minimal. Hasil dari penelitian ini yaitu jumlah peramalan kebutuhan bahan baku tiga tahun mendatang sebesar 4339 Kg dengan rata-rata tiap penggunaan kebutuhan bahan baku setiap bulannya sebesar 114.17 Kg. Hasil peramalan ii tersebut diperoleh dengan peramalan metode winter. Penggunaan metode winter untuk dijadikan pedoman kebutuhan bahan baku tiga tahun mendatang dikarenakan hasil ukuran akuransi terkecil dengan tingkat taraf kepercayaan kebenaran data sebesar 99,02%. kebutuhan tiga tahun mendatang mengalami peningkatan dari periode sebelumnya dengan jumlah kebutuhan bahan baku sebesar 4.109 Kg dengan rata-rata tiap penggunaan kebutuhan bahan baku setiap bulannya sebesar 108,14 Kg. Perencanaan dan pengendalian kebutuhan bahan baku untuk tiga tahun mendatang dengan penentuan jumlah pemesanan ekonomis atau Economic Order Quantity sebesar 138,85Kg. Jumlah persediaan pengaman atau safety stock sebesar 14,85 Kg. Jumlah pemesanan kembali atau reorder point sebesar 33,14 Kg, yang dapat diartikan apabila persediaan bahan baku pada titik jumlah 33,14 Kg pemilik usaha sereal beras hitam pada Kelompok Tani Sumber Makmur II harus memesan ulang kepada pemasok. Jumlah persediaan maksimum sebesar 153,5 Kg dan jumlah persediaan minimum sebesar 2,13 Kg. Jumlah persediaan maksimum merupakan kondisi persediaan pada batas maksimal tanpa mengakibatkan peningkatan biaya persediaan. Jumlah persediaan minimum merupakan kondisi minimum pada persediaan digudang guna menjamin ketersediaan bahan baku untuk produksi produk.