Uji Daya Hasil Pendahuluan 20 Calon Varietas Jagung Hibrida Hasil Topcross
Main Author: | Agustin, Eka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131241/ |
Daftar Isi:
- Jagung (Zea mays L.) ialah tanaman multifungsi yang telah dikenal petani Indonesia sejak lama. Tanaman ini merupakan komoditas penting untuk makanan dan juga banyak digunakan untuk pakan ternak dan produk industri seperti minyak jagung, tepung jagung, dll. Baru-baru, jagung juga digunakan sebagai bahan pembuat biofuel dan etanol. Beberapa tahun terakhir produksi jagung Indonesia mengalami peningkatan. Produksi nasional pada tahun 2015 telah meningkat menjadi 20.670.000 ton (BPS, 2015). Namun, produksi nasional belum mampu memenuhi permintaan yang ditunjukkan dari impor pada 2015 meningkat sebesar 1.118 juta ton (Kementan, 2015). Pengembangan varietas hibrida adalah salah satu strategi untuk meningkatkan produktivitas jagung. pengembangan varietas hibrida diperlukan beberapa tahap pengujian, salah satunya adalah uji daya hasil pendahuluan. Pengujian ini merupakan kegiatan dalam program seleksi berulang setelah silang puncak (topcross) yang merupakan pengujian awal untuk mengetahui potensi calon hibrida dan menyeleksi calon hibrida terbaik. Terdapat 11 calon hibrida telah dipilih pada generasi S3. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan uji daya hasil pendahuluan hasil generasi S4 untuk mendapatkan beberapa hibrida yang lebih baik. Penelitian ini dilaksanakan pada 30 November 2015 – 10 Maret 2016 di Desa Karangsemi, Gondang, Nganjuk. Penelitian ini menggunakan 22 perlakuan yaitu 20 calon varietas hibrida yang diuji dan 2 varietas komersil yaitu Pertiwi 3 dan DK 85. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga kali ulangan. Setiap satuan percobaan terdapat 24 tanaman, jarak tanam yang digunakan adalah 70 x 25 cm. Parameter pengamatan yang digunakan yaitu pengamatan non destruktif diantaranya tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, umur tasseling, umur silking, umur panen, jumlah tongkol per tanaman, jumlah tongkol produktif, bobot tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol, panjang tongkol, jumlah baris biji pertongkol, bobot pipilan pertongkol, bobot janggel (cob), bobot 100 biji, rendemen dan potensi hasil (produksi) per hektar. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan annova (uji F hitung dengan taraf 5 %). Bila nilai F hitung perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata, maka data kemudian diuji lanjut dengan menggunakan uji Duncan Mutiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%. Nilai duga keragaman genetik menggunakan nilai Koefisien Keragaman Genetik.Penentuan nilai keunggulan calon varietas hibrida yang diuji dan 2 varietas komersil menggunakan metode scoring pada peta hubungan antara parameter tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol, panjang tip filling, jumlah baris biji, bobot 100 biji dengan rendemen serta peta hubungan antara parameter bobot tongkol dan bobot 100 biji dengan rendemen. Peta hubungan disajikan dalam 4 kuadran. Penentuan nilai keunggulan berdasarkan penampilan yang banyak diminati kalangan petani. Nilai keunggulan yaitu : sangat prospektif = 10, prospektif = 7,5, cukup prospektif = 5, kurang prospektif = 2,5. ii Hasil penelitian menunjukkan perlakuan genotipe calon hibrida jagung berpengaruh sangat nyata pada semua karakter yang diamati. Terdapat 11 calon hibrida yang memiliki daya hasil tinggi dan nilai keunggulan tinggi yaitu G2 (11,37 ton ha-1), G3 (11,66 ton ha-1), G4 (10,78 ton ha-1), G5 (10,94 ton ha-1), G7 (10,71 ton ha-1), G8 (10,61 ton ha-1), G11 (11,35 ton ha-1), G12 (11,06 ton ha-1), G13 (11,72 ton ha-1), G15 (11,19 ton ha-1) dan G17 (10,37 ton ha-1). 11 calon hibrida ini dapat dipilih untuk program seleksi selanjutnya. Nilai Koefisien Keragaman Genetik pada kombinasi persilangan yang diamati dalam kategori rendah sampai agak rendah.