Uji Daya Hasil Pendahuluan Beberapa Galur Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata)

Main Author: Wulandari, DiyahRetno
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131235/
Daftar Isi:
  • Jagung merupakan salah satu komoditi serealia yang memiliki peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Terdapat beberapa jenis jagung di Indonesia, diantaranya adalah jagung pakan, jagung ketan, jagung manis dan jagung ungu. Salah satu jenis jagung yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah jagung manis. Jagung manis merupakan salah satu jenis jagung yang memiliki kandungan gula lebih tinggi dibandingkan jagung yang lain dan memiliki penampilan keriput saat kering. Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan kebutuhan pangan, permintaan jagung manis semakin meningkat. Berdasarkan data (FAO, 2013) produksi jagung manis di Indonesia tahun 2012 sebanyak 484.425 ton meningkat dibandingkan tahun 2011. Pada tahun 2013 produksi jagung manis mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012, yaitu sebesar 463.000 ton. Untuk memenuhi kebutuhan Nasional diperlukan suatu upaya peningkatan produktivitas, salah satunya adalah penggunaan varietas hibrida. Sebelum dilepas menjadi varietas hibrida perlu dilakukan pengujian beberapa kali untuk mengetahui karakter unggul dan potensi hasil. Pengujian yang dilakukan ialah uji daya hasil pendahuluan. Uji daya hasil pendahuluan merupakan pengujian yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat potensi hasil calon varietas dibandingkan dengan varietas unggul pembanding yang sudah ada dan untuk memilih parental yang akan dilanjutkan dalam seleksi berikutnya yaitu dalam metode seleksi berulang (recurrent selection). Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai uji keunikan dan keseragaman beberapa galur inbrida jagung manis (Zea mays L. saccharata Sturt), dan didapatkan 8 galur inbrida yang dinyatakan unik, berbeda dan seragam (Susanto, 2017). Pada penelitian ini dilakukan penelitian uji daya hasil pendahuluan pada beberapa galur harapan jagung manis untuk mengetahui potensi hasil calon varietas hibrida yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini diantaranya ialah untuk mengetahui potensi hasil dari calon varietas hasil top cross yang diuji dibandingkan dengan varietas pembanding yang sudah ada, memilih tanaman ideal jagung manis dan mengetahui pasangan terbaik dari tetua yang digunakan. Hipotesis dari penelitian ini ialah akan didapatkan calon varietas yang berpotensi sebagai hibrida, akan didapatkan tanaman ideal jagung manis dan empat kombinasi pasangan tetua yang diuji akan menunjukkan potensi hasil yang berbeda nyata Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November–Februari 2016 di Dusun Ngandat Kidul, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Penelitian ini menggunakan 12 galur harapan jagung manis dan 2 varietas pembanding, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga kali ulangan. Setiap satuan percobaan terdapat 32 tanaman, jarak tanam yang digunakan adalah 75 x 15 cm. Satu lubang tanam berisi satu benih. Untuk pengambilan sampel, setiap galur diambil 10 tanaman. Parameter pengamatan yang diamati adalah karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter kualitatif meliputi warna klobot. Karakter ii kuantitatif meliputi tinggi tanaman, tinggi tongkol, umur tasseling, umur silking, umur panen, jumlah tongkol per tanaman, jumlah tongkol isi, bobot tongkol dengan klobot, bobot tongkol tanpa klobot, bobot tongkol per plot, bobot janggel (cob), bobot klobot, panjang tongkol, panjang tip filling, diameter tongkol, diameter janggel, jumlah baris biji, panjang biji, lebar biji, kadar gula biji (brix), potensi hasil dan rendemen biji. Pengamatan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif digunakan sebagai penentuan nilai keunggulan jagung manis, dengan penilaian menggunakan skoring. Beberapa karakter yang digunakan sebagai penentuan nilai keunggulan jagung manis ialah warna klobot, tinggi tanaman, umur silking, letak tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris biji, panjang tip filling, kandungan gula dalam biji (brix), bobot tongkol tanpa klobot dan lebar biji. Penggunaan beberapa karakter yang digunakan sebagai penentuan nilai keunggulan jagung manis ditentukan berdasarkan karakter yang disukai oleh petani. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif menggunakan skoring dan data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis varians dengan uji F pada taraf 5% dan apabila terdapat perbedaan yang nyata dilakukan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Beberapa karakter digunakan sebagai penentuan nilai keunggulan jagung manis. Penggunaan karakter tersebut berdasarkan karakter yang diminati oleh petani. Hubungan karakter tersebut dikelompokkan berdasarkan kriteria potensial yang disajikan dalam grafik empat kuadran, dengan masing-masing kuadran memiliki nilai kriteria potensial. Kriterianya ialah sangat prospektif, bagus, cukup dan kurang bagus dengan skor masing-masing 9, 7, 5 dan 3. Jumlah skor yang paling banyak menunjukkan galur tersebut memiliki penampilan yang paling baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 galur harapan yang diuji terdapat 6 galur yang memiliki potensi hasil lebih tinggi dari kedua varitas pembanding dan memiliki penampilan yang baik sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi varietas hibrida, yaitu (IE3+162 x SBX), (IE3+69 x SBX), (IE3+69 x SBY), (IE3+162 x TLY), (IE3+69 x TLY) dan (IE3+162 x SBY), dengan jumlah skor masing-masing galur tersebut berturut-turut 91, 89, 89, 89, 87 dan 87. Galur (IE3+69 x SBX) cocok dikembangkan untuk kebutuhan konsumen pasar. Galur (IE3+162 x TLY), (IE3+162 x SBY), (IE3+69 x TLY), (IE3+162 x SBX), dan (IE3+69 x SBY) cocok dikembangkan untuk kebutuhan industri. Tanaman yang sesuai dengan tipe ideal jagung manis memiliki tinggi tanaman berkisar 157,30–171,07 cm dan memiliki kandungan gula tinggi dalam biji. Galur yang sesuai dengan tipe ideal jagung manis ialah (IE3+69 x SBX) dan (IE3+162 x SBX). Pasangan tetua terbaik untuk tetua jantan TLX ialah (IE3+147), TLY dan SBX ialah (IE3+162) dan pasangan terbaik SBY ialah (IE3+69). Pasangan tetua terbaik untuk tetua jantan TLX ialah (IE3+147), TLY dan SBX ialah (IE3+162) dan pasangan terbaik SBY ialah (IE3+69). Nilai koefisien keragaman genetik (KKG) karakter pengamatan pada semua galur yang diuji termasuk kriteria rendah, yang berarti populasi dalam galur tidak perlu dilakukan seleksi.