Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Kopi Robusta Di Kelompok Tani Suka Makmur Desa Sukodono Kecamatan Dampit Kabupaten Malang
Main Author: | Laila, SuciArifatul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131224/ |
Daftar Isi:
- Kopi merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar ke empat sebagai produsen kopi di dunia setelah Brazil, Vietnam da Colombia. Secara umum terdapat dua varietas kopi yang dibudidayakan di Indonesia yaitu kopi robusta dan arabika. Kopi robusta lebih banyak dibudidayakan oleh petani kopi di Indonesia karena kondisi lahan Indonesia lebih cocok dengan kopi robusta dibandingkan kopi arabika. Kecamatan Dampit merupakan salah satu daerah penghasil kopi robusta di Indonesia. Kopi yang ada di Kecamatan Dampit ini telah mendapatkan pengakuan dunia yaitu dengan adanya sertifikat komoditas kopi yang diterbitkan oleh The Common Code for The Coffee Community (4C) Association. Bahkan kopi Dampit ini telah menembus pasar internasional. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan kondisi umum dan aktivitas kelompok tani “Suka Makmur” Desa Sukodono, Kecamatan Dampit; (2) Mengidentifikasi kondisi pola aliran rantai pasok kopi robusta di kelompok tani Suka Makmur; dan (3) Menganalisis efisiensi margin pemasaran rantai pasok kopi robusta pada masing-masing saluran pemasaran di kelompok tani “Suka Makmur” Desa Sukodono, Kecamatan Dampit. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung dan wawancara secara mendalam. Penentuan responden dilakukan secara sensus dan snowball sampling. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden dan kondisi pola aliran rantai pasok kopi robusta dan analisis margin pemasaran untuk menganalisis efisiensi margin pemasaran rantai pasok kopi robusta pada masing-masing saluran pemasaran. Kelompok tani Suka Makmur merupakan salah satu kelompok tani kopi yang berada di Dusun Sawur Desa Sukodono. Kelompok tani ini berdiri sejak tahun 1994 dan saat ini jumlah anggotanya sebanyak 23 orang yang berada di satu wilayah Dusun Sawur. Ketua kelompok tani adalah Bapak Sudjono. Kegiatan pertemuan kelompok tani dilakukan satu kali dalam satu bulan yang bertempat di rumah anggota kelompok tani secara bergiliran. Stuktur rantai pasok kopi robusta di kelompok tani “Suka Makmur” dapat dilihat berdasarkan pola aliran barang, uang dan informasi. Dalam aliran barang, terdapat dua aliran yaitu aliran dari petani ke tengkulak ke pengumpul besar. Aliran yang kedua yaitu dari petani langsung ke pengumpul besar kopi. Dalam aliran uang terdapat dua aliran, yang pertama dari pengumpul besar kemudian ke tengkulak dan ke petani kopi. Yang kedua pengumpul besar langsung ke petani kopi. Dalam aliran informasi terdapat dua aliran, aliran informasi pemasaran dimulai dari tengkulak dan pengumpul besar kemudian ke petani melalui supir jasa mobil angkut. Atau dari pengumpul besar langsung ke petani melalui seminar pelatihan. Aliran informasi budidaya kopi dimulai dari penyuluh lapang ke petani melalui kegiatan penyuluhan dan SL-PHT. Berdasarkan perhitungan margin dan share petani pada masing-masing saluran pemasaran yang paling efisien adalah struktur rantai 3 (petani-UD.Wijaya) dengan nilai margin Rp 300,- dan persentase share petani sebesar 98,68%. Berdasarkan hasil yang ditemukan dalam penelitian maka saran bagi petani, perlu adanya peningkatan kualitas mutu kopi robusta. Seperti halnya proses panen dilakukan hanya petik merah, penanganan pasca panen agar dilakukan sortasi dan grading, sehingga biji kopi yang akan dipasarkan sudah seragam dan bebas dari kontaminasi kotoran. Serta kegiatan pengecekan setiap minggu ke kebun masing-masing anggota kelompok tani dilancarkan kembali. Dan bagi pemerintah, diharapkan dapat membuatan kebijakan khususnya yang berkaitan dengan pembangunan perkebunan komoditas kopi dan memfasilitasi untuk melakukan pertemuan antara petani dengan lembaga pemasaran untuk mendiskusikan tentang harga kopi.