Uji Efektivitas Herbisida Glufosinat Ammonium Dengan Paraquat Dalam Mengendalikan Gulma Stenochlaena Palustris Pada Tanaman Kelapa Sawit
Main Author: | Silaban, AtmaAbarido |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131221/ |
Daftar Isi:
- Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) ialah tanaman perkebunan yang memiliki nilai tinggi dan industrinya termasuk padat karya. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan bermutu baik, pemeliharaan tanaman harus benar – benar diperhatikan. Salah satu tindakan yang penting bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah pengendalian gulma. Pengaruh negatif gulma terhadap tanaman budidaya dapat terjadi karena kompetisi (nutrisi, air, cahaya dan CO2) yang menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil produksi Kelapa sawit. Salah satu gulma yang menjadi isu utama dalam sistem produksi Kelapa sawit ialah Stenochlaena palustris, terutama di daerah tropika basah seperti Indonesia.Pengendalian gulma S. palustris ialah pekerjaan yang cukup merepotkan karena laju pertumbuhannya lebih cepat daripada tanaman pokok (Kelapa sawit) . Beberapa metode pengendalian gulma S.palustris telah dilakukan di perkebunan, baik secara metode manual, mekanis, kultur teknis, biologis, maupun metode kimiawi dengan menggunakan herbisida. Pada penelitian ini,metode yang digunakan ialah pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan herbisida. Adapun herbisida yang digunakan adalah paraquat dan amonium glufosinat serta penambahan bahan aktif metil metsulfuron pada masing – masing herbisida. Pada kedua herbisida tersebut perlu dilakukan suatu pengujian terhadap kisaran dosis herbisida yang tepat agar dapat meningkatkan penekanan gulma S.palustris pada tanaman kelapa sawit. Tujuan penelitian ini ialah untuk menguji efektivitas Herbisida paraquat dan amonium glufosinat dalam mengendalikan gulma S.palustris pada areal tanaman Kelapa sawit. Hipotesis dari penelitian ini ialah herbisida amonium glufosinat dapat menyeimbangi tingkat efektivitas paraquat dalam mengendalikan gulma S.palustris pada areal tanaman Kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan pada September 2015 hingga Oktober 2015 di Divisi IV Estate PMSE blok H 44 PT.BGA Wilayah III,Kalimantan Tengah. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 6 perlakuannya adalah Kontrol/Weedy (T1); Glufosinat ammonium 60 ml + Methyl metsulfuron 5 gr (T2); Glufosinat ammonium 80 + Methyl metsulfuron 5 gr (T3); Glufosinat ammonium 100 + Methyl metsulfuron 5 gr (T4); Glufosinat ammonium 120 + Methyl metsulfuron 5 gr (T5); Paraquat 70 ml + Methyl metsulfuron 5 gr (T6) sehingga terdapat 6 perlakuan dengan 4 ulangan. Total petak penelitian adalah 24 satuan percobaan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah gulma Stenochlaena palustris, herbisida Paraquat (Gramoxone 276 SL), Glufosinat ammonium 200 g L-1, Methyl metsulfuron dan air sebagai pelarut. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : ember,(knapsack sprayer SOLO), gelas ukur, suntikan, gunting, amplop, tali rapia, plastik, oven, roll meter, sabit, kamera dan timbangan. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan penentuan petak perlakuan,aplikasi perlakuan yang meliputi kebutuhan herbisida,kalibrasi air dan ii pengamatan variabel. Variabel pengamatannya meliputi Persentase penutupan gulma S.palustris,Biomassa gulma S.palustris,Bobot kering gulma S.palustris,Dominasi gulma S.palustris,Perubahan komunitas gulma S.palustris. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan annova (uji F hitung dengan taraf 5 %). Analisis sidik ragam dilakukan terhadap data yang diperoleh kemudian diteruskan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 0,05 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan herbisida ammonium glufosinat berpengaruh nyata dengan herbisida paraquat dalam mengendalikan gulma Stenochlaena palustris terhadap bobot kering gulma dalam 5 Minggu setelah aplikasi. Berdasarkan nilai total bobot kering gulma Stenochlaena palustris selama 5 MSA, nilai bobot kering tertinggi 78,5 gram adalah T1(Kontrol/Tanpa perlakuan) dan nilai bobot kering tertinggi dengan perlakuan menggunakan herbisida adalah T4 (Amonium Glufosinat 100 ml) dengan bobot kering 47,1 gram. Nilai bobot kering herbisida paraquat 70 ml ialah 44,6 gram sedangkan tingkat dosis herbisida yang paling efektif dalam menekan pertumbuhan gulma S.palustris yaitu T2 (Amonium Glufosinat 60 ml) dengan bobot kering 42,1 gram dan merupakan tingkat dosis yang cukup efisien dan efektif untuk menekan pertumbuhan gulma S.palustris pada areal tanaman kelapa sawit karena bobot kering gulma digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas herbisida. Nilai SDR (%) selama 5 MSA adalah Kontrol bernilai 77,09 ; Ammonium glufosinat 60 ml bernilai 68,91 ; Ammonium glufosinat 80 ml bernilai 68,16 ; Ammonium glufosinat 100 ml bernilai 69,72 ; Amonium glufosinat 120 ml bernilai 69,28 ml dan paraquat 70 ml benilai 68,65. Nilai C yang diperoleh pada seluruh perbandingan memiliki kesamaan komunitas gulma atau lebih dari 75 %. Persentase keracunan gulma yang mengalami kemataian secara fisiologis terdapat pada 2 MSA yang bernilai 2,08 % ; 3 MSA yang berniali 2,64 % ; 4 MSA yang bernilai 85,42 % ; dan 5 MSA yang bernilai 84,85 % dan sisanya terdapat gulma yang regrowth dan segar karena tidak diberi perlakuan.