Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minuman Sari Buah Belimbing (Studi Kasus: Agrowisata Kebun Belimbing Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro)
Main Author: | Nindryawawti, RiftikaDanik |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131219/ |
Daftar Isi:
- Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi membawa dampak terhadap tatanan kehidupan di dunia termasuk dalam kegiatan perdagangan dan bisnis. Hal ini mengakibatkan munculnya pasar bebas dunia yang akan meningkatnya persaingan di pasar internasional dan dalam dunia bisnis, sehingga perusahaan harus dapat menjalankan strategi bisnisnya dengan tepat agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis yang terjadi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan, salah satu kekuatan terpenting yang menunjang keberhasilan perusahaan adalah faktor kualitas. Sistem pengendalian kualitas dapat memberikan sumbangan yang cukup besar bagi pencapaian pengendalian kualitas yang optimal, sehingga untuk menyeimbangkan antara peningkatan kuantitas produk dan kualitas produk. Berdasarkan upaya peningkatan kualitas yang dilakukan oleh industri rumah tangga Dian Abadi Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro, maka tujuan dari penelitian yang telah dilakukan ini untuk menganalisis batas kendali proses produksi minuman sari buah belimbing, menganalisis faktor-faktor penyebab kerusakan atau cacat pada produk minuman sari buah belimbing serta menganalisis harapan dan keinginan konsumen terhadap produk minuman sari buah belimbing di Agrowisata Kebun Belimbing Bojonegoro. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis kualitatif dengan menggunakan metode Statistical Quality Control (SQC) dan Quality Function Deployment (QFD), dimana metode SQC dengan menggunakan alat analisis check sheet, p chart (peta kendali) dan fishbone diagram (diagram sebab akibat). Sedangkan untuk metode QFD dengan menggunakan alat analisis House of Quality (HoQ). Pengendalian kualitas yang dilakukan industri rumah tangga “Dian Abadi” Bojonegoro pada proses produksi minuman sari buah belimbing masih terdapat kerusakan produk sebanyak 370 cup dari 24169 cup yang diproduksi. Berdasarkan hasil peta kendali (p chart), diketahui nilai garis pusat kerusakan atau Cetral Line (CL) sebesar 0,01531 (1,5%), dengan batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL) sebesar 0,01768 (1,8%), dan batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL) sebesar 0,01293 (1,3%). Dari hasil peta kendali tersebut dapat dilihat bahwa kerusakan yang terjadi dalam proses produksi minuman sari buah belimbing periode Januari 2013 sampai Februari 2016 selama 38 bulan masih ada yang berada diluar batas kendali baik UCL maupun LCL. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya 16 bulan yang berada diluar batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL) yaitu bulan Januari sampai Desember 2013, bulan Februari 2014, April 2014, bulan Maret 2015 dan April 2015. Hasil peta kendali yang berada diluar batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL) yaitu bulan Januari, Maret, Juni, Juli, September, Oktober 2014, bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, Oktober, November, Desember 2015 dan bulan Januari, Februari 2016. Titik-titik yang berada diluar batas kendali UCL dan LCL mempunyai persentase tingkat kerusakan yang berbeda-beda. Faktor-faktor atau penyebab yang dapat mempengaruhi kerusakan minuman sari buah belimbing diantaranya disebabkan oleh bahan baku (material) dengan kualitas yang kurang sesuai dengan standart yang ditetapkan, tenaga kerja (man) yang memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda, mesin (machine) dengan kemampuan yang terbatas sehingga kapasitas produksinya tidak bisa maksimal, metode (method) dalam proses produksi yang masih belum ada prosedur secara jelas dan lingkungan (environment) dimana ruang produksi minuman sari buah belimbing masih tergabung dengan kegiatan produksi yang lainnya. Upaya yang dilakukan industri rumah tangga “Dian Abadi” Bojonegoro dalam mencukupi keinginan konsumen terhadap minuman sari buah belimbing yaitu dengan memperbaiki dari segi atribut rasa, karena rasa dari minuman sari buah belimbing masih kurang manis dan belum sesuai dengan rasa buah belimbing yang diinginkan konsumen yaitu rasa buah belimbing dengan tingkat kesegaran yang sesuai. Selain itu untuk memenuhi keinginan konsumen tersebut, maka harus dilakukan perbaikan yang diprioritaskan oleh pihak industri rumah tangga “Dian Abadi” Bojonegoro yaitu dalam proses penggunaan bahan tambahan kimia dalam minuman sari buah belimbing. Hal ini disebabkan, dengan adanya penambahan bahan kimia maka rasa dari sari buah belimbing akan hilang, sehingga tingkat rasa minuman sari buah belimbing masih kurang sesuai dengan harapan konsumen, sehingga kedepannya perlu untuk dilakukan pengawasan terhadap penggunaan bahan tambahan minuman sari buah belimbing, selain itu ketelitian pekerja pada saat melakukan pengemasan produk juga harus diperhatikan untuk menjaga dan mengurangi tingkat kerusakan produk pada minuman sari buah belimbing.