Pengaruh Pgpr (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Dan Pupuk Organik Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Varietas Bauji

Main Author: Ginting, WirdaDayantiBr
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131216/
Daftar Isi:
  • Bawang merah merupakan salah satu komoditas unggulan yang banyak di budidayakan di Indonesia hal ini dikarenakan komoditas ini tergolong sayuran rempah yang banyak dibutuhkan sebagai pelengkap bumbu masakan sehingga kebutuhannya meningkat setiap tahun. Selama ini budidaya bawang merah diusahakan secara musiman (seasonal) yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau (April-Oktober), sehingga produksi dan harganya berfluktuasi sepanjang tahun. Untuk mencegah terjadinya fluktuasi produksi dan fluktuasi harga yang sering merugikan petani, maka perlu diupayakan budidaya yang dapat berlangsung sepanjang tahun antara lain melalui budidaya di luar musim (off season), namun budidaya bawang merah di luar musim pada umumnya mengalami kendala-kendala yang dapat menyebabkan tingkat produksi rendah secara kuantitas dan kualitas. Kendala-kendala tersebut antara lain infeksi patogen penyebab penyakit yang umumnya terjadi ketika pembudidayaan bawang merah dilakukan di luar musim (Shofiyani, A., dan A. Suyadi, 2014). Untuk itu diperlukan tehnik khusus untuk mengendalikan patogen pada bawang merah. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan penggunaan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dan bahan Organik. Bahan organik digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman bawang merah selain itu bahan organik juga sebagai sumber makanan bagi bakteri PGPR. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan respon pertumbuhan bawang merah (Allium ascalonicum L.) dengan aplikasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dan pupuk organik kotoran kambing. Penelitian ini dilakukan di Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan November 2015 sampai bulan Februari 2016. Alat yang di butuhkan antaranya tugal, gembor, timbangan, cangkul, oven, kamera, pengggaris, jangka, pisau, alat tulis, dan laptop. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain: benih bawang merah (Allium ascalonicum L.) varietas Bauji dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm, pupuk kandang kambing sebagai bahan organik, PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria), pupuk NPK 200 kg/ha + ZA 200 + SP-36 300 kg/ha + KCl 200 kg/ha. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) yang terdiri dari 2 faktor dan diulang 3 kali. Petak Utama (main plot) yaitu pemberian pupuk kandang kambing dengan perlakuan sebagai berikut : K0= Dosis 0 ton/ha, K1= Dosis 5 ton/ha, K2= Dosis 10 ton/ha, K3= Dosis 15 ton/ha. Anak Petak (Sub plot) yaitu interval pemberian PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria) terdiri dari 4 taraf yang meliputi: P0= Tanpa PGPR, P1= PGPR (benih direndam), P2= PGPR (direndam + 7 hst), P3= PGPR (direndam + 7 hst + 14 hst). Pengamatan dilakukan pada tanaman bawang merah yang berumur 14, 21, 35, 42 dan 56 hst. Variable pengamatan pertumbuhan meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), Luas daun (cm2), Bobot segar tanaman (g/tanaman), Bobot kering tanaman (g/tanaman) dan Diameter umbi. Variabel pengamatan hasil meliputi Bobot segar umbi (g/tanaman), Bobot kering umbi (g/tanaman), jumlah umbi, Diameter umbi (cm), bobot kering umbi matahari dan Produksi/ ha. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F pada taraf nyata 5%. Jika F hitung lebih besar dari F tabel 5%, maka dilanjutkan dengan uji BNJ untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Intraksi pemberian PGPR dan pupuk organik kotoran kambing pada fase pertumbuhan ditunjukkan pada variable pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah umbi, bobot segar daun, bobot segar umbi, bobot segar akar, bobot kering akar, diameter umbi, sedangkan untuk variable pengamatan hasil tanaman bawang merah terjadi intraksi pada bobot segar umbi panen dan produksi/ha. Hasil produksi/ ha menunjukkan bahwa perlakuan K3P1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan K3P2, K3P3, K2P1, K2P2, K2P3, K1P2 dan K0P1