Perubahan Peran Dan Kontribusi Wanita Tani Dalam Ekonomi Keluarga Serta Dampaknya Pada Kegiatan Domestik (Kasus Di Kelompok Wanita Tani Tamping Desa Pucung, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresi

Main Author: Prastiwi, DitaAyuCahyaning
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131197/
Daftar Isi:
  • Perubahan peran dan status wanita umumnya disebabkan oleh perkembangan masyarakat dan wilayah di lingkungannya. Perubahan masyarakat tersebut makin dipacu oleh pertumbuhan ekonomi yang berdampak perubahan sosial dan budaya masyarakatnya. Perkembangan ekonomi dan sosial menimbulkan desintegrasi pembagian kerja antar gender yang secara tradisional telah terbentuk sejak dulu. Pola kerja produktif yang baru antar ataupun lintas gender mengarah pada diskriminasi pembagian kerja antar pria-wanita (Sajogyo, 1984). Selama masa transisi tersebut, bukan tidak mungkin jika fungsi produktif wanita akan tercabut yang berdampak pada keterbatasan kesempatan wanita dalam penggunaan sumber daya. Penjelasan di atas diperkuat dengan data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja wanita pada tahun 2012 sebesar 47,91% yang masih kalah dengan persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pria sebesar 79,57% (BPS, 2012). BPS 2013 juga mencatat dari jumlah penduduk yang bekerja sebagai tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan, 6.808.491 jiwa adalah wanita dan 11.901.516 adalah pria, bekerja dengan status berusaha dibantu buruh dibayar/tidak dibayar, 5.219.202 orang wanita dan 17.197.106 orang pria, bekerja dengan status pegawai/buruh/karyawan, 13.984.306 orang wanita dan 27.049.744 orang pria, pekerja keluarga/tidak dibayar, 12.823.190 wanita dan 4.797.507 pria. Data ini memperlihatkan wanita yang bekerja masih menempati posisi yang tidak strategis. Wanita masih tertinggal dari pria dalam menduduki posisi yang membutuhkan keahlian pengambilan kebijakan. Status pekerjaan sebagai pengusaha (berusaha sendiri dan berusaha dibantu buruh) dan buruh/pegawai/karyawan saat ini masih di dominasi pria. Sementara status pekerjaan sebagai pekerja keluarga/tidak dibayar di dominasi wanita. Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik memiliki luas wilayah sebesar 63,88 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 59.696 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk wanita lebih banyak yaitu sebesar 29.857 jiwa sedangkan penduduk pria hanya berjumlah 29.839 jiwa (BPS, 2013). Mengetahui jumlah penduduk wanita lebih besar daripada pria maka tak heran di wilayah ini banyak wanita yang melalukan peran produktif untuk memperoleh bayaran atau upah secara tunai atau sejenisnya. Hal ini terlihat pada KWT (Kelompok Wanita Tani) di Desa Pucung, dimana kelompok wanita tani ini sehari-harinya bercocok tanam pada komoditas tertentu hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangganya dan tidak untuk dijual, kegiatan tersebut dilakukan dalam naungan satu lembaga yang akhirnya di sebut sebagai Kelompok Wanita Tani Tamping. Namun kesenjangan gender terjadi pada rumah tangga Kelompok Wanita Tani Tamping 7 di Desa Pucung, hal tersebut terlihat karena sektor pertanian sudah mulai ditinggalkan pihak pria dengan lebih memilih bekerja di sektor non-pertanian dengan jaminan pendapatan lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha tani. Hal tersebut tentu menimbulkan perspektif gender karena wanita tidak diberi kesempatan untuk bekerja di luar sektor pertanian yang rata-rata membutuhkan keahlian khusus atau syarat pendidikan tertentu. Akibatnya KWT Tamping terpaksa terjun di sektor pertanian untuk mengurus usaha taninya daripada dibiarkan menganggur, semua kegiatan pertanian dilakukan seorang diri tanpa ada bantuan dari suami dan pendapatan yang diperoleh tidak sepadan dengan usaha yang dikerjakan. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Mendeskripsikan peran wanita tani dalam kegiatan ekonomi keluarga, 2) Menganalisis kontribusi wanita tani dalam pendapatan rumah tangga melalui kegiatan ekonomi keluarga, serta 3) Mendiskripsikan dampak kegiatan ekonomi pada kegiatan domestik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus, pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana dampak kegiatan ekonomi pada kegiatan domestik. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data dan gambaran mengenai bagaimana peranan wanita tani dalam kegiatan ekonomi. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja), dengan pertimbangan Kelompok Wanita Tani Tamping satu-satunya kelompok wanita tani yang masih aktif di Kabupaten Gresik dengan jumlah 24 orang anggota, sehingga dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 23 responden dengan tujuan yaitu dari 23 suami responden seluruhnya bekerja di luar pertanian yang nantinya dalam penelitian ini untuk mengetahui kontribusi istri dalam kegiatan ekonomi pada sektor pertanian dan sektor non-pertanian. Berdasarkan hasil penelitian, profil petani responden pada penelitian ini diperoleh ada 6 profil dengan menggunakan analisis secara deskriptif, yaitu : a) berdasarkan umur, 43,48% usia responden berusia matang dan termasuk usia produktif yaitu berusia 36 – 45 tahun, b) berdasarkan tingkat pendidikan, bahwa tingkat pendidikan tertinggi yang telah dijalani responden yaitu hanya sampai pada tingkat SMP, c )berdasarkan status perkawinan, seluruh anggota KWT sudah menikah namun dari 23 orang tersebut 8 orang diantaranya janda, d) berdasarkan mata pencaharian sampingan, 71% bekerja sebagai buruh anyaman keset, 17% buruh anyaman bola rotan, 12% sisanya bermatapencaharian sampingan lainnya, e) berdasarkan jumlah anggota, sebanyak 46% responden mempunyai jumlah anggota keluarga sebanyak 3-6 orang, f) berdasarkan luas lahan, 69,57% responden hanya mempunyai lahan seluas 0,2 Ha – 0,9 Ha. Hasil penelitian mengenai peran wanita pada kegiatan ekonomi keluarga pada sektor pertanian yang menggunakan analisis gender model Harvard diperoleh hasil sebagai berikut : a) Perubahan nilai peran wanita pada aspek aktivitas meningkat, pada tahun 90an kegiatan pertanian dikerjakan secara bersama-sama sebesar 64% dengan suami, pihak wanita 0% karena tidak ada yang mengerjakan kegiatan pertanian sendiri, sedangkan pada saat ini kegiatan pertanian didominasi wanita sebesar 49% dengan pihak pria yang melakukan kegiatan pertanian sebesar 26% merupakan buruh tani yang dipekerjakan oleh responden untuk membantu mereka, b) Aspek akses, perubahan peran wanita juga meningkat. Jika pada tahun 8 90an wanita tidak mempunyai akses terhadap kegiatan pertanian namun didominasi penggunaan secara bersama-sama sebesar 52%. Berbeda dengan peran wanita saat ini sebesar 45% mendominasi terhadap penggunaan sumber daya di pertanian, c) Aspek kontrol, perubahan nilai peran wanita dalam pengambilan keputusan juga meningkat. Jika pada tahun 90an didiskusikan secara bersama-sama yaitu sebesar 63% karena hal tersebut bersifat wajib karena dianggap saling menghormati, berbeda pada saat ini sebesar 58% didominasi oleh wanita dalam pengambilan keputusan, sedangkan pria hanya sebesar 14% hanya sekedar mengontrol kegiatan yang dilakukan oleh wanita, d) Aspek manfaat, baik pada jaman dulu dan sekarang manfaat berupa pengetahuan, ketrampilan dan pendapatan sebesar 100% adalah digunakan secara bersama-sama yaitu oleh wanita (istri) dan suami (pria). Hasil penelitian selanjutnya mengenai kontribusi wanita terhadap pendapatan rumah tangga yang menggunakan analisis pendapatan rumah tangga, menyatakan bahwa jumlah persentase pendapatan rumah tangga di dominasi oleh pria sebesar 63% dibandingkan dengan total rata-rata pendapatan istri yang hanya mencapai 37% dengan komposisi dari sektor pertanian sebesar 5% dan sektor non-pertanian sebesar 32%, jumlah tersebut tentunya mampu membantu pendapatan suami dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga. Padatnya peran wanita pada kegiatan ekonomi keluarga menimbulkan dampak pada kegiatan domestik yaitu WFC (Work Family Conflict). Seperti terlantarnya pekerjaan rumah, rumah menjadi kotor, anak tidak ada yang mengawasi, adanya kesenjangan kedudukan pria sebagai kepala rumah tangga, kondisi sosial wanita terhadap lingkungan juga menjadi renggang. Akhir dari penelitian ini peneliti memberi saran yaitu : a) Mengingat responden merupakan anggota Kelompok Wanita Tamp