Kompatibilitas Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon Nardus L.) Dengan Spodoptera Litura Nuclear Polyhedrosis Virus (Slnpv) Jtm 97c Dalam Mengendalikan Spodoptera Litura Fabricus (Lepidoptera: Noctuidae) Pa
Main Author: | Afidah, Nafisatul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131194/ |
Daftar Isi:
- Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu jenis hama penting yang merusak daun kedelai. Kehilangan hasil akibat serangan hama S. litura dapat mencapai 80%, bahkan puso jika tidak dikendalikan (Marwoto dan Suharsono, 2008). SlNPV adalah salah satu jenis virus patogen yang berpotensi sebagai agen hayati dalam mengendalikan ulat grayak karena bersifat spesifik, selektif, efektif (laoh et al., 2003). Kelemahan SlNPV adalah stabilitas dan patogenisitas yang tidak diformulasikan akan hilang ketika mendapat paparan sinar matahari (Trisnaningsih dan Arifin, 2009), maka penggunaan SlNPV akan dikombinasikan dengan Ekstrak daun serai sebagai perekat yang bersifat membunuh serangga dengan racun kontak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan antar kedua bahan tersebut dalam mengendalikan ulat grayak. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI) pada bulan Februari hingga April 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan pengulangan sebanyak 3 kali, setiap unit percobaan terdiri dari 10 larva instar 3. Perlakuan yang digunakan adalah: kontrol (tanpa perlakuan), SlNPV-JTM 97C 1,5×106 PIB/ml, ekstrak serai wangi 10%, kombinasi SlNPV-JTM 97C dosis tetap 1,5×106 PIB/ml dengan ekstrak serai wangi konsentrasi 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi SlNPV-JTM 97C 1,5×106 PIB/ml dengan serai wangi 7,5% dan 10% menunjukkan hasil rerata yang paling tinggi jika dibandingkan perlakuan tunggal dan kombinasi SlNPV-JTM 97C 1,5×106 PIB/ml dengan serai wangi 2,5% dan 5%. Perlakuan tersebut bersifat kompatibel dan sinergis pada berhenti makan larva, kematian larva, pembentukan pupa dan imago. Sehingga pada perlakuan dengan takaran dosis tersebut efektif dalam mengendalikan hama S. litura pada kedelai.