Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Pada Keberhasilan Program Upsus Pajale Dan Sistem Padi Sri Di Desa Kemiri Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang
Main Author: | Tsani, AfridaAriani |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131190/ |
Daftar Isi:
- Penyuluh pertanian merupakan agen perubahan yang harus dapat mempengaruhi petani agar petani mampu merubah ke arah kemajuan dengan memberikan pengetahuan akan teknologi maupun informasi pertanian yang baru. Penyuluh dapat membantu petani meramalkan peluang keberhasilan dengan segala konsekuensinya, dengan memberikan wawasan luas yang dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek sosial dan aspek ekonomi. Oleh karena itu, tugas penyuluh pertanian adalah membantu petani menjelaskan tentang faktor-faktor produksi agar usahatani padi sawah semakin meningkat. Salah satu upaya penyuluh untuk dapat meningkatkan hasil produksi padi di Desa Kemiri, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang adalah dengan memperkenalkan cara budidaya padi dengan menggunakan sistem SRI. SRI (System of Rice Intensification) merupakan teknik budidaya tanaman padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 50% bahkan dibeberapa tempat mencapai 100% . Ketika menerapkan sistem padi SRI diharapkan masyarakat menggunakan sistem tersebut dan hasil produksi padi meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan peran penyuluh pertanian lapangan terhadap Program UPSUS PAJALE, 2) menganalisis keefektifan sistem SRI, dan 3) menganalisis hubungan peran penyuluh pertanian dengan keefektifan sistem padi SRI. Metode analisis yang digunakan untuk penelitian adalah dengan analisis deskriptif mengguanakan alat bantu scoring skala likert kemudian ditetapkan kelas peran penyuluh pertanian dan keefektifan sistem SRI yaitu tinggi, sedang dan rendah. Variabel yang digunakan dalam menentukan peran penyuluh pertanian lapangan yaitu peran penyuluh sebagai fasiliator, organisator, dinamisator, teknisi dan mediator. Variabel yang digunakan dalam menentukan keefektifan sistem SRI adalah pelaksanaan sistem SRI dan hasil penggunaan sistem SRI. Metode analisis selanjutnya menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan menghitung hubungan peran penyuluh pertanian lapangan dengan keefektifan sistem SRI. Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa variabel: (a) peran penyuluh sebagai fasiliator dalam kategori “Tinggi” dengan mendapatkan skor 8,05 atau 89,4% dari skor maksimal 9, (b) peran penyuluh sebagai organisator dalam kategori “Tinggi” dengan mendapatkan skor 5,89 atau 98,1% dari skor maksimal 6, (c) peran penyuluh sebagai dinamisator dalam kategori “Tinggi” dengan mendapatkan skor 5,86 atau 97,6% dari skor maksimal 6, (d) peran penyuluh sebagai teknisi dalam kategori “Sedang” dengan mendapatkan skor 3,08 atau 51,3% dari skor maksimal 6, (e) peran penyuluh sebagai mediator dalam kategori “Tinggi” dengan mendapatkan skor 5,94 atau 99% dari skor maksimal 6. Hasil penelitian kedua menunjukkan bahwa variabel: (a) pelaksanaan sistem SRI dalam kategori “Tinggi” dengan mendapatkan skor 28,39 atau 94,6% dari skor maksimal 30, (b) hasil penggunaan sistem SRI dalam kategori “Tinggi” dengan mendapatkan skor 8,94 atau 99,3% dari skor maksimal 9. Hasil penelitian ketiga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dengan keefektifan sistem SRI pada Program UPSUS PAJALE. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan adanya korelasi antara variabel peranan penyuluh pertanian dan keefektifan sistem SRI yaitu rs sebesar 0,836 dan rstabel sebesar 0,364 dengan thitung sebesar 8,363 dan ttabel sebesar 2,719 (α = 0,05) pada pengujian dengan jumlah responden sebanyak 36 orang. Jumlah thitung > ttabel yaitu 8,363 > 2,719 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Nilai rs = 0,836 > rstabel = 0,364, hal ini menunjukkan bahwa antara peranan penyuluh pertanian dengan keefektifan sistem SRI memiliki hubungan yang kuat. Saran dari penelitian ini adalah : 1) peran penyuluh pertanian terhadap Program UPSUS PAJALE harus ditingkatkan pada peranannya sebagai teknisi dalam memberikan ketrampilan teknis, 2) petani seharusnya lebih aktif dalam kegiatan gapoktan dan tidak hanya aktif di Kelompok Tani masing-masing.