Analisis Efisiensi Distribusi Pada Penjualan Produk Olahan Buah Dan Sayuran Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea) (Studi Pada Cv. Cita Mandiri, Kota Batu, Jawa Timur)
Main Author: | Megayanti, Fitri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131179/ |
Daftar Isi:
- Agroindustri merupakan suatu sistem dalam subsistem agribisnis yang menggunakan bahan baku pertanian dan mempunyai peran dalam memacu perekonomian, hal ini dibuktikan dengan banyaknya agroindustri yang bermunculan dan mengembangkan usahanya. Pengelolaan agroindstri pada komoditas hortikultura dapat meningkatkan skala usaha, mengingat komoditas hortikultura mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Banyaknya agroindustri, khususnya pada produk olahan buah dan sayuran akan mengakibatkan persaingan yang ketat antara agroindustri untuk menguasai pangsa pasar. Untuk mewujudkan pangsa pasar yang diharapkan oleh agroindustri, maka setiap agroindustri memerlukan distribusi yang efisien sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk dan dapat mengoptimalkan keuntungan agroindustri. Salah satu agroindustri yang melakukan distribusi penjualan ke berbagai wilayah adalah CV. Cita Mandiri yang merupakan agroindustri yang memproduksi olahan buah dan sayuran berupa keripik, stik, dan kerupuk. Kondisi yang terjadi pada agroindustri ini yakni terdapat saluran distribusi yang mempunyai volume pengiriman produk yang rendah namun biaya distribusi yang dikeluarkan tinggi, padahal jarak antara agroindustri dengan wilayah distribusi tidak terlalu jauh. Kondisi volume pengiriman produk juga tinggi namun volume penjualan produk rendah, padahal permintaan produk oleh pihak retailer melalui berbagai pertimbangan yang sesuai dengan kondisi pasar. Akhirnya kondisi tersebut mengakibatkan penumpukan produk olahan buah dan sayuran sehingga penerimaan dan keuntungan agroindustri tidak dapat optimal. Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) mengidentifkasi saluran distribusi pada penjualan produk olahan buah dan sayuran; (2) menganalisis tingkat efisiensi distribusi produk olahan buah dan sayuran; dan (3) merumuskan strategi perbaikan tingkat efisiensi distribusi yang tidak efisien. Penelitian ini dilaksanakan pada CV. Cita Mandiri yang berlokasi di Jl.Trunojoyo No. 20 Perum Rejoso, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2016. Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisa data pada penelitian ini antara lain: (1) analisis deskriptif; dan (2) analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif mencakup metode Data Envelopment Analysis. Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan linier programming yang mengukur tingkat efisiensi dari suatu organisasi dengan menggunakan Decision Making Unit (DMU). Decision Making Unit (DMU) merupakan unit-unit yang digunakan untuk mengukur efisiensi dengan cara memanfaatkan input yang ada untuk menghasilkan output yang optimal. Pengujian DEA dilakukan menggunakan bantuan software WDEA (Warwick DEA). Penelitian ini menggunakan dasar model DEA teknik multiple input dan output Variabel Return to Scale (VRS) dengan asumsi bahwa setiap penambahan ii satu unit input maka akan mempengaruhi output secara proporsional. Setiap DMU akan dinyatakan efisien jika score yang didapatkan sebesar 100%, namun DMU akan dinyatakan tidak efisien jikan score yang didapatkan <100%. Setiap DMU yang tidak efisien dilakukan strategi perbaikan dengan cara meminimalkan input hingga memperoleh hasil yang efisien. Hasil dari analisis efisiensi distribusi pada penjualan produk olahan buah dan sayuran adalah sebagai berikut: (1) saluran distribusi yang digunakan adalah saluran distribusi nol tingkat dan saluran distribusi satu tingkat. Terdapat 15 saluran distribusi satu tingkat meliputi wilayah Batu, Malang, Kediri, Ponorogo, Magelang, Mojokerto, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Surabaya, Trenggalek, Banyuwangi, Blitar, dan Jombang. (2) Terdapat delapan saluran distribusi yang efisien dengan score efisiensi sebesar 100% meliputi wilayah Malang, Batu, Kediri, Tuban, Magelang, Jombang, Lumajang, dan Surabaya. Sedangkan tujuh wilayah saluran distribusi yang tidak efisien yaitu Blitar dengan score efisiensi 91,88%, Banyuwangi dengan score efisiensi 92,69%, Bojonegoro dengan score efisiensi 75,29%, Trenggalek dengan score efisiensi 87,88%, Lamongan dengan score efisiensi 90,55%, Ponorogo dengan score efisiensi 91,39%, dan Mojokerto dengan score efisiensi 86,32%. Wilayah saluran distribusi yang tidak efisien harus dilakukan strategi perbaikan dengan cara meminimumkan input hingga menjadi efisien. (3) Strategi perbaikan pada saluran distribusi wilayah Blitar, Banyuwangi, Bojonegoro, Trenggalek, Lamongan, Ponorogo dan Mojokerto adalah sebagai berikut: (a) menurunkan volume pengiriman sesuai dengan nilai target efisiensi; (b) meningkatkan volume penjualan sesuai dengan target efisiensi agar tidak terjadi penumpukan produk sehingga dapat meningkatkan penerimaan dan keuntungan agroindustri; dan (c) menambah jumlah retailer pada wilayah distribusi yang tidak efisien.