Studi Daya Hasil Galur F4 Kedelai (Glycine max L.) Hasil Persilangan Varietas Argopuro dengan UB, Tanggamus, dan Grobogan
Main Author: | Pradana, CandraAdhi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131170/1/RINGKASAN_s.d_DAFTAR_ISI.pdf http://repository.ub.ac.id/131170/2/COVER.pdf http://repository.ub.ac.id/131170/2/BAB_III.pdf http://repository.ub.ac.id/131170/3/BAB_I.pdf http://repository.ub.ac.id/131170/4/BAB_II.pdf http://repository.ub.ac.id/131170/4/DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/131170/5/BAB_V.pdf http://repository.ub.ac.id/131170/6/BAB_IV.pdf http://repository.ub.ac.id/131170/ |
Daftar Isi:
- Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia. Secara statistik, kebutuhan kedelai nasional saat ini mencapai 2,5 juta ton/tahun. Sedangkan produksi kedelai di Indonesia selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan setiap tahunnya sebesar 0,2 %. Data BPS tahun 2013 menunjukkan produksi kedelai nasional sebesar 810 ribu ton, yang berarti cukup jauh di bawah angka kebutuhan kedelai nasional (Badan Pusat Statistik, 2013). Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produksi adalah karena produktivitas varietas kedelai yang digunakan rendah (Kementan, 2013). Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kedelai. Peningkatan produktivitas kedelai dapat dilakukan dengan solusi peningkatan produksi per tanaman atau peningkatan populasi tanaman. Pada penelitian ini digunakan peningkatan produksi per tanaman melalui pendekatan karakter fisiologi kedelai. Pendekatan fisiologi dengan mengoptimalkan karakteristik fisiologi dapat dilakukan dengan dapat dilakukan dengan 2 teknik yaitu perbaikan secara agronomi dan genetik (Specht et al., 1995). Dalam penelitian ini digunakan metode perbaikan genetik (persilangan). Metode persilangan adalah metode yang tepat untuk menghasilkan varietas unggul. Persilangan dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki pola genetik dan menghasilkan varietas baru yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk (i) mempelajari keragaman berat biji dan jumlah polong pada potensi galur F4 hasil persilangan varietas Argopuro sebagai tetua betina dengan varietas UB, Tanggamus, dan Grobogan sebagai tetua jantan. (ii) mempelajari sifat utama yang mendukung komponen hasil pada galur F4 hasil persilangan varietas Argopuro sebagai tetua betina dengan varietas UB, Tanggamus, dan Grobogan sebagai tetua jantan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah (i) keragaman bobot biji, jumlah cabang, buku subur dan jumlah polong yang tinggi dapat terjadi pada hasil persilangan galur F4. (ii) terdapat korelasi positif antara sifat utama yang dominan dengan komponen hasil pada galur F4 hasil persilangan. Penelitian dilaksanakan pada Februari 2014 – Mei 2014 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Metode rancangan menggunakan single plant dengan parameter pengamatan secara destruktif (i) jumlah cabang per tanaman, (ii) jumlah buku subur per tanaman, (iii) jumlah polong isi per tanaman, (iv) bobot biji per tanaman. Analisa data menggunakan perhitungan ragam fenotip, koefisien keragaman fenotip, analisis korelasi, pendugaan nilai heritabilitas dalam arti sempit dan kemajuan genetik harapan. ii Hasil penelitian menunjukkan jika keragaman fenotip pada karakter komponen hasil populasi galur F4 persilangan menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibanding tetua, oleh karena itu dengan melakukan seleksi pada populasi galur F4 maka dapat berpeluang untuk mendapatkan tanaman dengan daya hasil yang lebih tinggi. Korelasi antar karakter menunjukkan korelasi yang erat pada hubungan sifat utama yang mendukung hasil (jumlah buku subur dan jumlah polong isi) dengan hasil (bobot kering biji). Hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) pada model regresi menunjukkan jika sifat utama yang mendukung hasil memiliki pengaruh yang besar (>50%) secara langsung terhadap hasil (bobot kering biji). Pewarisan sifat pada jumlah buku subur, jumlah polong isi dan bobot kering biji menunjukkan bahwa pewarisan sifat lebih dipengaruhi oleh faktor genetik pada setiap kombinasi persilangan.