Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Untuk Pendugaan Potensi Kekeringan Pertanian Di Kabupaten Sidoarjo

Main Author: Wicaksono, PanduBagus
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131162/
Daftar Isi:
  • Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan manusia setiap tahunnya, secara tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan dan iklim global. Perubahan penggunaan lahan dan iklim global tersebut dapat mengakibatkan terjadinya potensi kekeringan lahan. Salah satu metode untuk menganalisis potensi kekeringan lahan adalah dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG). Penelitian ini bertujuan untuk menduga sebaran potensi kekeringan lahan pertanian dan luasannya berdasarkan kajian kelengasan tanah. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada bulan Agustus – Desember 2015. Metode yang digunakan adalah metode kelengasan tanah pada citra Landsat 8 OLI/TIRS. Pengolahan citra Landsat 8 OLI/TIRS menghasilkan beberapa parameter untuk penentuan tingkat kelengasan tanah. Parameter tersebut adalah NDSI, NDVI, dan NDWI (indeks lahan). Kemudian dilakukan analisis korelasi dan regresi nonlinier antara indeks lahan (NDSI, NDVI, NDWI) dengan kadar lengas tanah untuk mendapatkan model pendugaan kelengasan tanah. Data kelengasan tanah model kemudian divalidasi dengan data lengas tanah pengukuran lapangan untuk mengetahui tingkat keakuratan model kelengasan tanah apakah dapat diaplikasikan atau tidak. Pendugaan sebaran potensi kekeringan lahan dianalisis berdasarkan data hasil validasi citra kelengasan tanah dengan data pF 2,5 dan pF 4,2, kemudian dikelaskan menjadi 3 kelas yaitu kelas potensi kekeringan tinggi (< pF 4,2), kelas potensi kekeringan sedang (> pF 4,2 dan < pF 2,5), dan kelas kelas potensi kekeringan rendah (> pF 2,5). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kelas potensi kekeringan sedang adalah yang paling banyak ditemukan di Kabupaten Sidoarjo dengan luas 27.097 ha atau sebesar 54,3% dari total data yang dipetakan diikuti dengan kelas potensi kekeringan tinggi dengan luas 15.614 ha atau sebesar 31,3% dari total data yang dipetakan, dan kelas potensi kekeringan rendah dengan luas 7.223 ha atau sebesar 14,4% dari total data yang bisa dipetakan. Potensi kekeringan dengan kelas tinggi hampir banyak ditemukan di Kecamatan Prambon, Wonoayu, dan Tulangan. Potensi kekeringan dengan kelas sedang banyak ditemukan di Kecamatan Jabon, Sedati, dan Sidoarjo. Sedangkan potensi kekeringan dengan kelas rendah terluas berada pada Kecamatan Sedati dan Jabon. Potensi kekeringan dengan kelas tinggi paling banyak ditemukan di penggunaan lahan tegalan dengan luas 4.881 ha. Potensi kekeringan dengan kelas sedang paling banyak ditemukan di penggunaan lahan sawah dengan luas 10.625 ha dan potensi kekeringan dengan kelas rendah paling banyak ditemukan di penggunaan lahan tambak dengan luas 4.215 ha.