Fluktuasi Suhu dan Kelembaban Tanah terhadap Pertumbuhan Gulma dan Intensitas Serangan Hama-Penyakit Tanaman pada Berbagai Biogeotekstil serta Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang (So
Main Author: | Rokhmaniyah, Iffatur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131144/1/SKRIPSI_-_IFFATUR_ROKHMANIYAH_-_115040200111034.pdf http://repository.ub.ac.id/131144/7/SKRIPSI_-_IFFATUR_ROKHMANIYAH_-_115040200111034.pdf http://repository.ub.ac.id/131144/ |
Daftar Isi:
- Aplikasi biogeotekstil sebagai mulsa merupakan salah satu upaya dalam menjaga kestabilan suhu dan kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Budidaya kentang pada lahan kering dengan lahan yang terbuka pada awal tanam hingga 1 bulan setelah tanam perlu upaya untuk menekan evaporasi air tanah dan menjaga suhu tanah. Fluktuasi suhu tanah dan kelembaban tanah yang tinggi dapat mengurangi kadar air tanah sehingga diperlukan irigasi yang lebih banyak. Kondisi lahan yang terbuka menyebabkan populasi gulma meningkat. Selain itu, terdapat faktor eksternal yang dapat mempengaruhi produksi tanaman, yakni hama dan penyakit. Penelitian dilakukan di Agro Techno Park Cangar Universitas Brawijaya, tepatnya di Dusun Jurangkuali, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pada bulan Juni hingga Oktober 2015. Alat yang digunakan antara lain termometer stick, soil tester, penggaris, jangka sorong, dan timbangan analitik. Bahan yang digunakan antara lain geotekstil (nilon, polipropilen, dan mendong), mulsa (daun alang-alang, jerami padi, daun tebu, daun pinus, daun Chromolaena odorata, daun rumput gajah, dan daun kaliandra), bibit kentang, pupuk, dan pestisida. Rancangan penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap (RAL) 3 kali ulangan. Perlakuan yang diuji yakni perlakuan kontrol (tanpa biogeotekstil) serta kombinasi 3 bahan geotekstil dan 7 bahan mulsa, sehingga terdapat 22 perlakuan. Parameter yang diamati yakni suhu dan kelembaban tanah diamati setiap hari pada 06.00 dan 14.00, pertumbuhan tanaman diamati tiap minggu setelah mulai 28 hst, summed dominance ratio (SDR) gulma diamati tiap bulan, intensitas serangan hama-penyakit tanaman diamati sebelum panen, serta parameter produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi biogeotekstil mampu menstabilkan suhu dan kelembaban tanah dibandingkan dengan perlakuan tanpa biogeotekstil. Perlakuan terbaik dalam menjaga kestabilan delta suhu tanah adalah PT (polipropilen + tebu) dan perlakuan terbaik dalam menjaga kelembaban tanah adalah PG (polipropilen + rumput gajah). Perlakuan tanpa biogeotekstil dan menggunakan biogeotekstil tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan gulma, namun perlakuan MT (mendong + tebu) serta perlakuan MP (mendong + pinus) memberikan hasil yang terbaik dalam menekan gulma yang paling mendominasi, yakni Vassinium varingiaefolium. Perlakuan MA (mendong + alang-alang) dan MG (mendong + rumput gajah) memberikan hasil yang terbaik dalam menekan intensitas serangan hama-penyakit tanaman yang paling intens, yakni hama Thrips spp. Perlakuan MK (mendong + kaliandra) memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman, perlakuan MC (mendong + Chromolaena odorata) memberikan hasil terbaik pada diameter batang, dan hasil perlakuan MG (mendong + rumput gajah) yang terbaik pada jumlah daun dan produktivitas kentang.