Analisis Rantai Pasok Kopi Robusta Di Kelompok Tani Tunas Baru Desa Srimulyo Kecamatan Dampit Kabupaten Malang

Main Author: Trisnawati, Titin
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131143/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara tropis yang mendukung untuk budidaya segala jenis komoditas dari komoditas pangan hingga komoditas perkebunan namun karakteristik produk pertanian yang bersifat mudah rusak sehingga perlu penanganan khusus agar produk mempunyai umur simpan lama. Petani sebagai pemasok awal tidak memasarkan produk pertanian dalam bentuk olahan sehingga berakibat pada rantai pasok yang kompleks. Struktur hubungan pelaku rantai pasok produk pertanian berbeda dengan manufaktur, pada komoditas pertanian pelaku rantai pasok tidak harus mengikuti pola rantai pasok. Pelaku rantai pasok bebas untuk menyalurkan informasi, produk, dan finansial ke anggota rantai pasok lainnya. Komoditas kopi adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki rantai pasok komplek. Di Provinsi Jawa Timur banyak di budidayakan jenis kopi robusta dengan produktifitas sebesar 27.843 ton dan luas lahan 60.127 ha. Penelitian ini bertujuan: 1) Mengidentifikasi pelaku-pelaku yang terlibat dalam rantai pasok kopi robusta di kelompok tani Tunas Baru Desa Srimulyo, 2) Menganalisis efisiensi pemasaran pada masing-masing struktur rantai pasok kopi robusta di Kelompok tani Tunas Baru Desa Srimulyo Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif dan konsep efisiensi pemasaran. Analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku yang terlibat pada rantai pasok sedangkan konsep efisiensi pemasaran (margin pemasaran dan farmer’s share) untuk menganalisis efisiensi pemasaran pada masing-masing struktur rantai pasok kopi robusta. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 4 pelaku yang terlibat pada struktur rantai pasok kopi robusta yaitu: petani, tengkulak lokal, pengumpul besar dan perusahaan eksportir. Struktur rantai terdiri atas 3 jenis: Struktur rantai 1 melibatkan 4 pelaku yaitu petani-tengkulak lokal-pengumpul besar, struktur rantai 2 melibatkan 3 pelaku yaitu petani-pengumpul besar-perusahaan eksportir dan struktur rantai 3 melibatkan 2 pelaku yaitu petani-perusahaan eksportir. Analisis efisiensi pemasaran pada masing-masing struktur rantai diperoleh hasil yaitu struktur rantai I diperoleh nilai margin Rp 2.000,00/kg dan persentase farmer’s share 91.6%. Struktur rantai 2, nilai total margin Rp 2.833,00/kg dan persentase farmer’s share 89.1%. Struktur rantai 3 mempunyai nilai margin Rp 1.300,00 dan persentase farmer’s share 95%. Struktur rantai 3 merupakan struktur rantai paling efisien untuk diterapkan petani karena memiliki nilai margin rendah dan farmer’s share tinggi sedangkan struktur rantai 2 merupakan struktur rantai yang tidak efisien, memiliki nilai margin paling tinggi dan farmer’s share terkecil. Struktur rantai 3 dapat diterapkan petani untuk memaksimalkan keuntungan yang ii diperoleh namun dalam penerapan struktur rantai tersebut terdapat kendala utama yang dihadapi yaitu permasalahan modal usahatani. Permasalahan tersebut dapat diatasi melalui peran pemerintah dengan penyediaan lembaga pinjaman modal yang dapat diakses oleh seluruh petani. Saran dari penelitian ini yaitu sebaiknya petani memasarkan hasil panen kopi robusta ke struktur rantai pasok yang memiliki hasil pemasaran paling efisien. Struktur rantai yang paling efisien dapat diterapkan oleh petani untuk melakukan usahatani kopi robusta sehingga memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.