Analisis Kinerja Rantai Pasok Kopi Robusta Dampit Pada Kelompok Tani Abdi Tani Dusun Kampung Teh Desa Sukodono Kecamatan Dampit Kabupaten Malang

Main Author: Kholifanto, IlhamAgus
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131141/
Daftar Isi:
  • Salah satu komoditas ekspor unggulan dari sub sektor pertanian Indonesia adalah komoditas kopi. Kopi sudah menjadi komoditas ekspor sejak jaman penjajahan belanda. Kopi di Indonesia umumnya dibudidayakan oleh masyarakat yang berada di daerah dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl, karena kopi sangat baik dibudidayakan pada daerah dengan ketinggian tersebut. Di Indonesia umumnya kopi dibudidayakan pada perkebunan rakyat. Kecamatan Dampit merupakan salah satu penghasil kopi terbaik di Kabupaten Malang. Kopi dengan jenis robusta menjadi komoditas unggulan yang sudah ditanam selama bertahun-tahun sejak jaman belanda oleh petani kopi Dampit. Sehingga kopi Dampit sudah sangat dikenal oleh masyarakat Dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kondisi rantai pasokan kopi robusta Dampit serta pelaku usaha yang terlibat, (2) Marjin pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran yang telah teridentifikasi. Metode penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja yaitu pada kelompok tani Abdi Tani Dusun Kampung Teh, Desa Sukodono. Sample yang digunakan pada penelitian ini adalah petani yang melakukan budidaya dan panen kopi pada tahun 2015, serta lembaga pemasaran yang terlibat. Metode pengambilan sample menggunakan sensus dan snowball. Metode sensus digunakan untuk pengambilan sample responden petani, sedangkan snowball digunakan untuk pengambilan sample lembaga pemasaran. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan analisis marjin pemasaran. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi rantai pasokan kopi robusta terdiri dari anggota primer dan anggota sekunder. Anggota primer yakni petani, tengkulak, pengepul besar, konsumen, pabrik eksportir, dan pasar internasional. Sedangkan anggota sekunder terdiri dari asosiasi petani SRIDONORETNO, Aliansi Petani Indonesia (API), BPP Kecamatan Dampit, dan BKP3 Kabupaten Malang. Pola aliran utama pada rantai pasokan yaitu pola aliran uang, barang, dan informasi. Pola aliran barang dan uang pada rantai pasokan kopi Dampit tidak terdapat masalah. Permasalahan hanya terdapat pada aliran informasi. Permasalahan yang terjadi pada petani adalah mereka tidak memiliki nilai tawar yang tinggi sehingga petani menerima harga berapapun yang diberikan oleh tengkulak maupun pengepul besar. Berbeda dengan pengepul besar dan pabrik eksportir yang bernegosiasi terlebih dahulu dalam menentukan harga. Petani anggota kelompok tani Abdi Tani juga tidak memiliki manajemen yang baik dalam mengelola usahatani kopinya. vii Pada pemasaran kopi robusta di kelompok tani Abdi Tani terdapat 3 model saluran rantai pasokan pemasaran. Saluran yang pertama melibatkan pelaku usaha diantaranya petani-tengkulak-konsumen. Saluran kedua melibatkan pelaku usaha petani-pengepul besar-pengecer. Saluran yang ketiga atau terakhir melibatkan petani-pengepul besar- pabrik eksportir-pasar luar negeri. Hasil yang diperoleh dari perhitungan marjin pada saluran pemasaran yang teridentifikasi adalah pada saluran yang pertama marjin pemasaran sebesar Rp 480 dengan share harga yang diterima oleh petani sebesar 97,91%. Saluran yang kedua memiliki marjin sebesar Rp 3480 dengan share harga yang diterima oleh petani 86,62 %. Saluran yang ketiga memiliki margin sebesar Rp 3484 dengan share harga yang diterima petani sebesar 86,60%. Saluran yang pertama memiliki nilai marjin paling kecil dan farmer share paling tinggi dikarenakan saluran pemasaran yang cukup pendek, serta biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh tengkulak hanya sedikit. Sedangkan pada saluran yang ketiga memiliki nilai marjin paling tinggi dan farmer share paling rendah. Hal ini dikarenakan biaya pemasaran yang banyak diterima oleh pengepul dan pabrik eksportir, sehingga harga jual kopi yang mereka berikan cukup tinggi namun masih sesuai dengan harga kopi dunia. Berdasarkan analisis tersebut saluran rantai pasokan pemasaran kopi robusta yang pertama adalah saluran yang paling efisien.