Analisis Kelayakan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Bunga Krisan (Studi Kasus Di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu)
Main Author: | Prabowo, Arif |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131131/ |
Daftar Isi:
- Tanaman hortikultura memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Hal ini terkait dengan banyaknya varietas tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi apabila dibudidayakan secara tepat. Tanaman hias merupakan salah satu komoditas hortikultura dengan prospek agribisnis yang cukup besar di Indonesia. Tanaman ini dibutuhkan oleh semua golongan masyarakat, meskipun tujuan pemakaiannya berbeda-beda. Selain di rumah pribadi, tanaman hias juga dibutuhkan sebagai elemen dekoratif di perkantoran, pertokoan, hotel, dan sebagainya. Banyaknya konsumen yang membutuhkan tanaman hias mengindikasikan adanya prospek yang baik bagi masa depan bisnis tanaman hias. Krisan merupakan salah satu tanaman hias yang sangat populer dan sangat digemari konsumen di Indonesia. Berdasarkan data Kementrian Pertanian (2015) diketahui bahwa produksi bunga krisan di Indonesia menduduki peringkat pertama yaitu sebanyak 425.855.467 tangkai pada tahun 2014. Sebagai perbandingan, bunga mawar dan sedap malam menduduki peringkat kedua dan ketiga dengan jumlah produksi 172.512.474 dan 104.007.708 tangkai pada tahun 2014. Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu adalah sentra penghasil bunga krisan di Wilayah Jawa Timur. Permasalahan dalam usahatani bunga krisan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu adalah pada lemahnya manajemen usahatani. Petani bunga krisan kurang mempertimbangkan pehitungan input dan output dalam usahataninya. Permasalahan yang kedua adalah masih belum diketahui layak atau tidaknya usahatani bunga krisan. Permasalahan yang ketiga adalah banyaknya penyimpangan yang dilakukan dan pemanfaatan input yang tidak efektif dan efisien. Salah satu contoh adalah penggunaan pestisida yang berlebihan dikarenakan petani saat ini masih tergolong menganut petani konvensional untuk penggunaan faktor produksi. Secara teori penggunaan pestisida dapat mengurangi penyakit pada bunga krisan, namun jika diaplikasikan secara berlebihan akan membunuh musuh alami dan hama mampu kebal terhadap pestisida. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pendapatan usahatani bunga krisan, menganalisis tingkat kelayakan usahatani bunga krisan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani bunga krisan. Metode penentuan lokasi penelitian ini yaitu secara purposive. Daerah penelitian ini dipilih dengan pertimbangan Kota Batu merupakan salah satu daerah yang berpotensi untuk melakukan budidaya bunga krisan. Kemudian dipilih Desa Sidomulyo, karena desa tersebut terkenal sebagai kawasan bunga dan menjadi salah satu potensi wisata bunga yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada satu musim tanam bulan Juli hingga bulan September tahun 2015. Responden dalam penelitian ini adalah petani bunga krisan yang mengikuti kelompok tani di Desa Sidomulyo. Metode penentuan responden dalam penelitian ini yaitu secara purposive terhadap 2 kelompok tani ii aktif di Desa Sidomulyo, yaitu kelompok tani mulyo joyo yang berjumlah 23 orang dan kelompok tani sido makmur yang berjumlah 10 orang. Alat analisis yang digunakan adalah analisis tingkat penerimaan, tingkat pendapatan, dan R/C Ratio. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani adalah menggunakan regresi linier berganda. Rata-rata penerimaan yang didapat dari hasil usahatani bunga krisan per satu kali musim tanam adalah Rp 36.600.000 dan rata-rata total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 17.595.234, sehingga rata-rata pendapatan yang diperoleh dari usahatani bunga krisan dalam satu kali musim tanam mencapai Rp 19.004.766. Nilai R/C rasio pada usahatani bunga krisan yaitu sebesar 2,08. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai R/C rasio pada usahatani bunga krisan adalah lebih dari 1, sehingga nilai tersebut termasuk indikator bahwa usahatani bunga krisan masih layak untuk dilanjutkan atau dikembangkan. Nilai tersebut memiliki arti bahwa setiap biaya pengeluaran yang dikeluarkan untuk usahatani bunga krisan sebesar Rp 1,00 maka akan mendapatkan penerimaan usaha sebesar 2,08. Faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap pendapatan usahatani adalah luas lahan dan hasil panen. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan luas lahan dan hasil panen akan meningkatkan pendapatan petani. Sedangkan faktor yang berpengaruh nyata negatif adalah biaya bibit, biaya pupuk dan biaya pestisida, sehingga penambahan biaya bibit, biaya pupuk dan biaya pestisida akan menurunkan pendapatan petani. Selain itu, pada faktor-faktor yang tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap pendapatan usahatani bunga krisan adalah biaya tenaga kerja.