Pengaruh Naungan Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.)

Main Author: Dewi, NoviyantiAmbar
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131124/
Daftar Isi:
  • Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu sayuran unggulan yang bernilai ekonomi tinggi. Bagi masyarakat Asia khususnya penduduk Indonesia tanaman cabai rawit adalah tanaman yang sangat penting. Dikarenakan Indonesia sangat terkenal dengan masakan yang berbumbu sangat pedas. Selain itu Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Menurut Badan Statistik Nasional (2011), luas lahan dan produksi cabai di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya produksi cabai tersebut diimbangi dengan meningkatnya kebutuhan akan cabai rawit bagi masyarakat. Keterbatasan lahan, cuaca buruk, serta serangan hama dan penyakit, menyebabkan rendahnya produksi cabai rawit. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan dilakukan suatu perbaikan lingkungan hidup pada tanaman, dalam hal ini adalah tanaman cabai rawit, yaitu dengan memanipulasi lingkungan fisik (terutama iklim mikro) dengan pembuatan naungan penutup. Alat pelindung tanaman atau naungan penutup adalah suatu bahan yang terbuat dari bambu yang diletakkan menutupi lahan tanaman dengan ketinggian tertentu sehingga diperoleh suatu lingkungan iklim mikro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tiga varietas cabai rawit pada beberapa tingkat naungan. Serta untuk mengetahui interaksi antara pengaruh naungan pada 3 varietas cabai rawit. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 – Mei 2015 di Desa Bermi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan tiga kali ulangan. Perlakuan yang akan digunakan dalam penelitian adalah perlakuan penggunaan tingkat naungan dan di uji pada tiga varietas cabai rawit. Perlakuan N0 (Tanpa naungan), N1 (Naungan 20%), N2 (Naungan 40%), N3 (Naungan 60%) sebagai petak utama, sedangkan tiga varietas cabai rawit sebagai anak petak. Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, luas daun, indeks klorofil, umur berbunga, jumlah bunga, jumlah buah, bobot buah, dan fruit set. Data Pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analysis of Varian (ANOVA) pada taraf 5%. Jika terdapat pengaruh nyata diantara perlakuan, dilanjutkan dengan uji perbandingan dengan menggunakan uji BNJ taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tingkat naungan berpengaruh nyata pada komponen pertumbuhan yang mencakup tinggi tanaman pada 70 hst dan 84 hst, jumlah daun pada 42 hst, 70 hst dan 84 hst, luas daun pada 70 hst dan 84 hst, dan indeks klorofil, serta komponen hasil yang mencakup umur berbunga 50%, jumlah bunga, jumlah buah, fruit set, serta bobot buah. Sedangkan perlakuan macam varietas berpengaruh nyata pada komponen pertumbuhan indeks klorofil pada 60 hst, serta komponen hasil yang mencangkup umur berbunga, jumlah bunga, jumlah buah, fruit set dan bobot buah. Interaksi hanya terjadi pada jumlah daun dan luas daun pada pengamatan 56 hst.