Analisis Peramalan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Penjualan Produk Keripik Nangka Pada Ud Inti Rasa Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar
Main Author: | Aini, ErlinaNurul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131114/ |
Daftar Isi:
- Agroindustri merupakan salah satu sub sistem dari agribisnis yang memiliki kontribusi dalam pembangunan nasional, diantaranya dengan mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengolahan hasil pertanian menjadi bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi oleh masyarakat. Keberadaan industri ini dapat menyerap tenaga kerja sehingga hal ini menjadi suatu cara dalam meminimalkan tingkat pengangguran yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hanani, Jabat, dan Mangku (2003), bahwa sektor agroindustri di pedesaan sangat penting karena masih sekitar 49% angkatan kerja yang ada bekerja di sektor pertanian, dan 80% diantaranya tinggal di pedesaan dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah dibandingkan sektor lainnya. Selain itu, agroindustri memiliki peluang sebagai suatu bisnis yang menjanjikan, karena dapat menjadikan suatu komoditas hasil pertanian memiliki nilai tambah yang menjadikan produk tersebut memiliki nilai jual yang lebih. UD Inti Rasa merupakan salah satu agroindustri di Kabupaten Blitar, tepatnya di Desa Pikatan Kecamatan Wonodadi yang memproduksi produk olahan dari berbagai macam buah-buahan menjadi keripik. Buah – buahan yang diolah diantaranya: buah nangka, buah nanas, buah salak, dan buah pisang. Produk unggulan dari agroindustri ini adalah keripik nangka. Keripik nangka adalah makanan ringan yang dibuat dari daging asli buah nangka yang telah matang melalui proses penggorengan vakum sehingga daging buah yang digoreng renyah dan berwarna cerah. Semakin berkembangnya agroindustri khususnya yang memproduksi makanan ringan dan semakin tingginya tingkat konsumsi rumah tangga seharusnya menjadikan penjualan dalam perusahaan meningkat, namun yang terjadi pada UD Inti Rasa justru mengalami permasalahan yaitu penjualan yang fluktuatif sehingga mengakibatkan terjadinya kekurangan stok atau bahkan kelebihan stok yang tidak terduga. Pada tahun 2011-2014 volume penjualan keripik nangka meningkat setiap tahunnya, namun pada tahun 2015 jumlah volume penjualannya menurun, karena pada tahun 2012-2014 keripik nangka Inti Rasa diekspor ke negara Malaysia dengan kapasitas 1 ton per tahun. Sedangkan pada akhir tahun 2014 negara Malaysia berhenti mengimpor keripik nangka. Hal ini diprediksikan karena kondisi perekonomian Malaysia saat itu mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis pola data volume penjualan keripik nangka pada UD Inti Rasa pada tahun 2011-2015, (2) Menganalisis peramalan volume penjualan produk keripik nangka pada UD Inti Rasa pada tahun 2016-2017, dan (3) Menganalisis variabel yang berpengaruh terhadap volume penjualan keripik nangka di UD Inti Rasa. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data kuantitatif yaitu metode analisis Winter-Aditif untuk menganalisis peramalan volume penjualan keripik nangka Inti Rasa dan analisis Regresi Linier Berganda untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap volume penjualan keripik nangka Inti Rasa. ii Berdasarkan penelitian diperoleh hasil pola data volume penjualan produk keripik nangka Inti Rasa pada bulan Januari 2011-Desember 2015 adalah fluktuatif menunjukkan adanya unsur pola acak, serta terdapat unsur musiman dengan selang 12 periode musiman. Sedangkan hasil peramalan volume penjualan keripik nangka Inti Rasa menunjukkan bahwa pada tahun 2016 volume penjualan menurun sebesar 53,73 persen (1.351 kg) dibandingkan tahun 2014 (2.920 kg) dan 52,77 persen (1.379 kg) pada tahun 2017. Penurunan ini dikarenakan pada tahun 2016 dan 2017 tidak terdapat ekspor keripik nangka ke Negara Malaysia, sedangkan pada tahun 2012-2014 keripik nangka diekspor ke Negara Malaysia. Namun dibandingkan dengan tahun 2015 (1.222 kg) hasil peramalan pada tahun 2016 dan 2017 secara berturut-turut meningkat sebesar 10,55 persen dan 12,85 persen. Hal ini dikarenakan pasar domestik keripik nangka tetap berjalan walaupun tidak terdapat ekspor ke luar negeri. Volume penjualan terendah terdapat pada bulan Mei tahun 2017 sebesar 30,33 kg dan volume penjualan tertinggi terdapat pada bulan November tahun 2017 yaitu sebesar 254,197 kg. Pada hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan keripik nangka Inti Rasa adalah harga produk, biaya produksi, dan biaya promosi. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu: 1) Dengan mengetahui periode musiman penjualan diharapkan UD Inti Rasa mengatur produksi pada bulan-bulan tertentu yang merupakan bulan dengan volume penjualan tinggi serta mengatur pergudangan untuk produk jadi agar produk keripik nangka selalu tersedia dan tidak berlebih. 2) Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat sebaiknya perusahaan perlu meningkatkan strategi pemasaran keripik nangka Inti Rasa agar dapat bersaing dengan produk pabrikan dan agar dapat kembali mengekspor ke luar negeri.