Pengaruh Frekuensi Aplikasi Ekstrak Daun Jagung (Zea Mays L.) Sebagai Penginduksi Ketahanan Tanaman Sawi (Brassica Rapa L.) Terhadap Infeksi Tumv (Turnip Mosaic Virus)
Main Author: | Mulyadi, Rochmat |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131112/ |
Daftar Isi:
- Turnip Mosaic Virus (TuMV) merupakan virus penyebab penyakit mosaik yang menyerang tanaman sawi. Penyakit ini menempati urutan kedua sebagai virus paling merusak tanaman sayuran. Di Indonesia, serangan akibat TuMV dapat menyebabkan gagal panen dan memunculkan intensitas serangan hingga 100%. Salah satu agen biologis yang terdapat pada ekstrak daun jagung diduga mampu meningkatkan ketahanan tanaman sawi terhadap infeksi TuMV. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh frekuensi aplikasi ekstrak daun jagung sebagai pemicu ketahanan sistemik terinduksi pada tanaman sawi terhadap penyakit mosaik yang disebabkan oleh TuMV. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Penyakit Tumbuhan dan rumah kawat Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Juni sampai Desember 2015. Perlakuan pada penelitian ini menggunakan berbagai macam frekuensi ekstrak daun jagung diantaranya: aplikasi ekstrak daun jagung frekuensi 0 kali (kontrol); frekuensi 1 kali, frekuensi 2 kali; frekuensi 3 kali; dan frekuensi 4 kali. Masing-masing perlakuan memiliki jarak frekuensi aplikasi 3 hari. Penelitian diatur menggunakan Rangkaian Acak Lengkap yang diulang 4 kali, setiap ulangan terdiri dari 2 tanaman sehingga total terdapat 40 tanaman uji. Variabel pengamatan yakni masa inkubasi dan intensitas serangan TuMV. Data yang didapat dianalisis mengguanakan menggunakan analisis ragam pada tahap 5%. Apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh nyata, analisis dilanjutkan dengan Uji Duncan pada taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan, frekuensi aplikasi ekstrak daun jagung sebanyak 3 kali efektif memperpanjang masa inkubasi selama 17.25 hari dibandingkan dengan kontrol yakni 11.25 hari, selisih 6 hari. Sementara intensitas serangan, perlakuan terbaik, efektif pada frekuensi aplikasi ekstrak daun jagung 2 kali, dengan hasil penekanan intensitas sebesar 5.78%, selisih 4.01% dibandingkan dengan perlakuan kontrol (9.79%).