Pengaruh Pupuk Hijau Orok-Orok (Crotalaria Juncea) Dan Em 4 Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa) Var. Ciherang

Main Author: Hastanti, RinaDwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131106/
Daftar Isi:
  • Kebutuhan beras semakin meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia. Produksi padi Indonesia pada tahun 2014 mencapai 70,61 juta t ha-1, turun sekitar 0,67 juta t ha-1 dari produksi tahun 2013 yaitu 71,28 juta t ha-1 (BPS, 2014). Penurunan produksi padi ini disebabkan karena penurunan produktivitas padi sebesar 5,152 t ha-1 pada tahun 2013 menjadi 5,128 t ha-1 pada tahun 2014 (BPS, 2014). Hal ini akan menimbulkan permasalahan apabila tidak ada terobosan teknologi dalam peningkatan produksi padi, karena kebutuhan dalam negeri semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Peningkatan produksi padi dapat dilakukan dengan upaya peningkatan produktivitas melalui upaya-upaya budidaya, salah satunya adalah pemupukan. Salah satu masalah yang menjadi penyebab produksi padi tidak optimal ialah pemupukan organik dan anorganik yang tidak seimbang yaitu lebih banyak dilakukan pupuk anorganik pada lahan sawah. Dampak dari kelebihan pemupukan anorganik dapat menyebabkan penurunan kadar bahan organik tanah pada lahan sawah sehingga lahan menjadi tidak optimal untuk dilakukan suatu usaha pertanian. Bahan organik tanah merupakan kunci utama kesehatan tanah baik fisik, kimia dan biologi. Menurut Sugito et al. (1995) menjelaskan bahwa kondisi lahan-lahan di Indonesia khususnya pulau jawa memiliki kandungan bahan organik yang sangat rendah, yaitu 60 % dari areal yang ada kandungan bahan organik kurang dari 1 %. Kadar bahan organik yang optimum untuk pertumbuhan tanaman sekitar 3-5 % (Adiningsih, 2005). Oleh sebab itu perlu dilakukan peningkatan kualitas tanah dengan upaya penambahan bahan organik pada tanah salah satunya pemberian pupuk hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian pupuk hijau orok-orok dan dekomposer pada pertumbuhan dan hasil tanaman padi Varietas Ciherang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2015 di Kelurahan Pendem, Kecamatan Junrejo, Kabupaten Batu. Keadaan geografis lahan penelitian terletak pada ketinggian 800 mdpl, suhu rata-rata – -rata berkisar antara 875-3000 mm per tahun. Alat yang digunakan meliputi timbangan analitik, meteran, oven, leaf area meter (LAM) dan kamera. Bahan yang digunakan meliputi benih padi varietas Ciherang, orok-orok (C.juncea), EM 4 (effective microorganisms 4), pupuk Anorganik (urea , SP36 dan Kcl). Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana yang terdiri 5 level perlakuan dan diulang 4 kali, sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Adapun perlakuan tersebut meliputi : P1 = 100% Anorganik, P2 = 10 t ha-1 Orok-orok, P3 = 20 t ha-1 Orok-orok, P4 = 10 t ha-1 Orok-orok + EM 4, P5 = 20 t ha-1 Orok-orok + EM 4. Pengamatan pada tanaman padi dilakukan dengan mengambil tanaman contoh untuk setiap perlakuan pada saat tanaman berumur 14, 28, 42, 56 dan 70 HST. Pengamatan yang diamati meliputi pengamatan destruktif dan non destruktif. ii Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pertumbuhan dan pengamatan hasil. Pengamatan pertumbuhan meliputi : panjang tanaman, jumlah anakan, luas daun,berat kering total tanaman. Pengamatan komponen hasil meliputi : jumlah malai, jumlah bulir, bobot 1000 biji, persentase gabah isi, bobot gabah kering giling dan hasil gabah. Analisis pertumbuhan tanaman meliputi : Indeks luas daun. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (Uji F) dengan taraf nyata 5 %. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa orok-orok 10 t ha-1 dan 20 t ha-1 mampu meningkatkan jumlah anakan masing-masing sebesar 3,68% dan 9,39%, indeks luas daun sebesar 11,71% dan 36,03%, jumlah malai sebesar 4,81% dan 6,31% serta jumlah bulir tanaman sebesar 22,21% dan 25,08% dibandingkan dengan perlakuan pupuk anorganik.10 t ha-1 orok-orok + EM 4 dan 20 t ha-1 Orok-orok + EM 4 menghasilkan jumlah anakan masing-masing sebesar 6,03% dan 14,49%, indeks luas daun sebesar 11,29% dan 14,78%, jumlah malai sebesar 10,94% dan 13,24% serta jumlah bulir sebesar 3,88% dan 15,84% lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa menggunakan EM 4. Orok-orok 10 t ha-1 dan 20 t ha-1 + EM 4 mampu menghasilkan gabah masing-masing sebesar 5,14 t ha -1 dan 5,24 t ha -1 serta meningkatkan hasil gabah masing-masing sebesar 18,16% dan 45% lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa EM 4.