Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Besar (Capsicum Annuum L.)
Main Author: | Emir, MuhammadNazri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131102/ |
Daftar Isi:
- Cabai besar (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas sayuran yang tidak dapat ditinggalkan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan cabai nasional terhitung pada tahun 2005 yaitu sebesar 788.544 ton dengan luas tanam sekitar 5.000 ha/bulan. Sementara itu, peningkatan permintaan akan cabai merah mencapai 7,5 %/tahun. Permintaan yang terus bertambah dan tidak terpenuhi, hal ini disebabkan karena penggunaan bahan tanam, pemupukan yang belum berimbang, pengendalian hama dan penyakit tanaman terpadu serta pengelolaan yang tidak efisien. Oleh karena itu, upaya untuk mencukupi kebutuhan cabai dapat ditempuh melalui peningkatan produktifitas cabai antara lain dengan menggunakan bibit unggul dan aplikasi pupuk yang tepat. Beberapa penelitian menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik baik pupuk tunggal maupun pupuk majemuk telah banyak dilakukan. Dalam penggunaanya terdapat berbagai kombinasi yang diharapkan mampu menghasilkan produksi tanaman yang tinggi dan berkualitas. Banyaknya kombinasi pemupukan yang terbentuk membuat petani cenderung kebingungan dalam penggunaanya. Oleh karena itu, perlu dilakukannya suatu penelitian pada salah satu varietas tertentu di lahan dengan mengkombinasikan penggunaan pupuk organik kompos tea dan anorganik dengan aplikasi pemupukan yang berbeda guna mengetahui pemupukan yang sesuai untuk menghasilkan produksi maksimum pada varietas yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi antara penggunaan pupuk organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah dan untuk mendapatkan kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik yang tepat guna mendapatkan hasil yang maksimal. Hipotesis yang diajukan yaitu kombinasi pemupukan organik dan anorganik yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil buah pada tanaman cabai besar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Oktober 2015 di Dusun Kasin Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Malang dengan ketinggian tempat antara 500–600 m dpl dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 21–240C dan curah hujan rata-rata 24,4 mm. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain polybag ukuran 7,5 x 4 cm, MPHP, tray bambu, cangkul, tugal, meteran, penggaris, oven, timbangan analitik, camera digital, jangka sorong, pipa, tong dan ajir. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah benih cabai besar varietas Kaisar F1, kompos tea dari kotoran sapi (10 ton/ha), pupuk organik pukan sapi (10 ton/ha), pupuk ZA (21% N), SP-36 (36% P2O5) dan KCl (50% K2O) 150 kg/ha dan 120 kg/ha, Phonska (15:15:15) (1.000 kg/ha), Ajitop, Amistar Top dan Antracol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 kombinasi perlakuan pupuk dan 3 kali ulangan dengan populasi 28 tanaman pada masing-masing perlakuan per ulangan dengan ukuran petak 3,5 x 2,4 m. Adapun perlakuan yang diberikan ialah P1: tanpa pupuk organik + Phonska 1.000 kg/ha, P2: tanpa pupuk organik + ZA (150 kg N/ha) + SP-36 (150 kg P2O5) + KCl (150 kg K2O/ha), P3: tanpa pupuk organik + Phonska 800 kg/ha, P4: tanpa pupuk organik + ZA (120 kg N/ha) + SP-36 (120 kg P2O5) + KCl (120 kg K2O/ha), P5: kompos tea (10 ton/ha) + Phonska 1.000 kg/ha, P6: kompos tea (10 ton/ha + ZA (150 kg ii N/ha) + SP-36 (150 kg P2O5) + KCl (150 kg K2O/ha), P7 : kompos tea (10 ton/ha + Phonska 800 kg/ha), P8: kompos tea (10 ton/ha + ZA (120 kg N/ha) + SP-36 (120 kg P-2O5) + KCl (120 kg K2O/ha), P9: pupuk organik pukan sapi (10 ton/ha) + Phonska 1.000 kg/ha, P10: pupuk organik pukan sapi (10 ton/ha) ZA (150 kg N/ha) + SP-36 (150 kg P-2O5) + KCl (150 kg K2O/ha), P11: pupuk organik pukan sapi (10 ton/ha) + Phonska 800 kg/ha), P12: pupuk organik pukan sapi (10 ton/ha) + ZA (120 kg N/ha) + SP-36 (120 kg P2O5) + KCl (120 kg K2O/ha). Pada penelitian terdapat dua macam pengamatan, yaitu pengamatan pertumbuhan secara non-destruktif dengan interval 14 hari meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai per tanaman), diameter batang (cm) yang diamatai pada 14, 28, 42, 56, 70 dan 84 hst, umur berbunga yang diamati sekali, jumlah bunga per tanaman yang diamati 3 hari sekali mulai umur 27 hst hingga 105 hst dan fruit set. Sedangkan untuk pengamatan panen dilakukan hingga panen terakhir yang meliputi jumlah buah panen per tanaman, rata-rata bobot segar buah per buah (g), rata-rata bobot segar buah per tanaman (g), hasil panen per petak dan hasil panen per hektar. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan mengunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila dari analisis tersebut terjadi pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik dan anorganik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada semua umur pengamatan. Sedangkan untuk diameter batang berpengaruh nyata hanya pada umur 42 hst. Kemudian dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa pada parameter pengamatan umur berbunga dan fruit set memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata, namun pada parameter pengamatan jumlah bunga yang terbentuk memberikan pengaruh yang nyata pada semua umur pengamatan. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa perlakuan pupuk organik dan anorganik hanya berpengaruh nyata terhadap komponen hasil. Hasil panen yang diperoleh berkisar antara 21,99 ton/ha hingga 23,02 ton/ha dengan R/C ratio antara 3,00 hingga 3,34. Dari hasil analisis usaha tani, maka seluruh perlakuan layak untuk diusahakan karena memiliki R/C ratio > 1.