Pengaruh Defoliasi Daun Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai (Glycine Max L.) Varietas Detam-1 Dan Grobogan

Main Author: Inaiyah, Asma
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131101/
Daftar Isi:
  • Kedelai bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Menurut Sumarno dan Adisarwanto (1996), kedelai sudah dibudidayakan oleh petani di Pulau Jawa sejak abad XVI sehingga saat ini kedelai termasuk tanaman pangan penting setelah padi dan jagung. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria, Jepang (Asia Timur) dan negara-negara lain di Amerika dan Afrika. Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang mengetahui pentingnya nilai gizi makanan, mendorong terjadinya peningkatan kebutuhan kedelai dengan tingkat konsumsi sebesar 8,12 kg per kapita tiap tahun (Sudaryanto dan Swastika, 2007). Selain itu, kedelai memiliki manfaat sebagai salah satu sumber protein dan kedelai dapat diolah menjadi berbagai produk pangan sehingga menyebabkan permintaan kedelai di Indonesia semakin meningkat. Kenaikan kebutuhan kedelai tidak dapat dimbangi oleh jumlah produksi di dalam negeri yang hanya dapat memenuhi kebutuhan sebesar 30-40% sehingga 60-70% pemerintah harus impor. Kenyataan lain yang terjadi bahwa kebutuhan impor kedelai ini setiap tahunnya terus meningkat sehingga mencapai 2,5 juta t ha-1 pada tahun 2013 (BPS, 2014). Ketergantungan kebutuhan kedelai dari kegiatan impor ini apabila dilihat dari segi konsep ketahanan pangan akan melemahkan posisi negara Indonesia dalam kancah perdagangan dunia dan daya saing dengan negara lain. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari dan mengetahui respon dua varietas kedelai terhadap perbedaan tingkat defoliasi daun. Hipotesis yang diajukan ialah setiap varietas mempunyai respon yang berbeda terhadap tingkat defoliasi dan didapatkan indeks luas daun optimum yang berbeda pada tiap varietas. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2015 di lahan pertanian Desa Pendem, Kec. Junrejo, Batu, yang terletak pada ± 560 meter dpl, dengan suhu rata-rata 230-300 C. Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain garu, cangkul, gunting, penggaris, meteran, gembor, tugal, alat tulis, oven, timbangan analitik, LAM, amplop, dan kamera. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain benih kedelai varietas Detam-1 dan Grobogan, tali rafia, pupuk Urea, SP-36 dan KCl. Penelitian menggunakan percobaan faktorial dengan dasar Rancangan Acak Kelompok yang terdiri 2 faktor, yaitu varietas kedelai dan persentase defoliasi daun. Varietas kedelai terdiri dari 2 taraf yaitu V1 = varietas Detam-1 dan V2 = varietas Grobogan. Persentase defoliasi daun dengan 4 taraf yaitu D0 = 0% Defoliasi (kontrol), D1 = 10% Defoliasi, D2 = 20% Defoliasi, dan D3 = 30% Defoliasi. Total kombinasi perlakuan adalah 8 kombinasi perlakuan. Tiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan sehingga terdapat 24 petak percobaan. Penempatan perlakuan dalam tiap kelompok dilakukan secara acak. Parameter yang diamati adalah komponen pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, ii jumlah bunga, dan intensitas cahaya. Komponen hasil meliputi jumlah polong isi per tanaman, jumlah biji per polong, bobot 100 biji, bobot segar polong, bobot segar biji, bobot kering polong, bobot kering biji dan hasil panen (t ha-1) . Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam atau uji F pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh diantara perlakuan apabila terdapat pengaruh nyata maka akan dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara perlakuan varietas kedelai dengan defoliasi daun terhadap luas daun, indeks luas daun pada pengamatan umur 50 HST, dan bobot kering tanaman. Varietas Detam-1 lebih respon terhadap defoliasi daun dibandingkan dengan varietas Grobogan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil semua parameter pengamatan bahwa varietas Detam-1 memiliki respon pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibanding varietas Grobogan. Berdasarkan hasil parameter pengamatan pada komponen hasil bahwa perlakuan defoliasi D1 (10%) dengan indeks luas daun sebesar 4,53 didapatkan hasil panen kedelai yang paling tinggi yaitu 2,15 t ha-1 diantara perlakuan defoliasi dan indeks luas daun lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan defoliasi D1 (10%) dapat meningkatkan hasil panen sebesar 26% dibandingkan perlakuan D0 (tanpa defoliasi).