Jamur Penyebab Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman Philodendron Selloum Dan Pengendaliannya Menggunakan Beberapa Jamur Antagonis Secara In Vitro

Main Author: Rahma, YosifaArina
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131095/
Daftar Isi:
  • Philodendron sp. Schott (Araceae) merupakan salah satu tanaman hias dengan daya tarik terletak pada daunnya. Kegunaan tanaman Philodendron sp. yang beragam serta keragaman jenisnya menjadikan tanaman ini banyak disukai dan permintaan pasarnya tinggi. Dalam budidayanya, tanaman Philodendron sp. terserang penyakit yang disebabkan oleh jamur yang dapat merusak atau menurunkan nilai keindahannya sehingga nilai jualnya menurun. Penyakit tanaman Philodendron selloum Koch (Araceae) yaitu bercak daun, antraknosa, hawar, dan busuk akar yang banyak ditemukan di wilayah Amerika Serikat dan Amerika Selatan. Pengendalian penyakit bercak daun pada tanaman P. selloum menggunakan agen hayati berupa jamur antagonis masih jarang dilakukan. Pemanfaatan mikroorganisme antagonis dalam pengendalian penyakit tanaman bersifat relatif aman bagi lingkungan dan dapat menggantikan peran bahan kimia sebagai pengendali penyakit. Penelitian dilaksanakan di Sub Laboratorium Mikologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Maret 2015 sampai dengan Oktober 2015. Sampel tanaman P. selloum diambil dari dua lokasi yaitu wilayah kampus UB, Jalan Veteran, Malang, dan di lahan budidaya tanaman P. selloum di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Metode penelitian yaitu isolasi dan identifikasi jamur pada daun tanaman P. selloum, uji postulat Koch dengan metode semprot pada tanaman P. selloum yang sehat, dan pengujian daya hambat jamur antagonis terhadap jamur patogen. Parameter pengamatan pada pengujian antagonis yaitu persentase hambat jamur antagonis tehadap jamur patogen. Dari hasil isolasi daun P. selloum yang bergejala bercak daun diperoleh 4 jenis jamur yaitu Cylindrocladium sp. Morgan, Trichoderma sp. Pers., Gloeosporium sp. Sacc., dan Aspergillus sp. Mich. Uji postulat Koch membuktikan bahwa jamur Cylindrocladium sp. adalah patogen penyebab penyakit bercak daun pada tanaman P. selloum, sedangkan ketiga jenis jamur lainnya tidak menyebabkan penyakit dan selanjutnya akan diuji potensi antagonisnya terhadap pertumbuhan jamur patogen menggunakan metode biakan ganda. Parameter pengamatan pada pengujian antagonis yaitu persentase hambat jamur antagonis tehadap jamur patogen. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan tersebut yaitu P= Jamur Cylindrocladium sp. (kontrol), T= Jamur Cylindrocladium sp. dengan jamur Trichoderma sp., G= Jamur Cylindrocladium sp. dengan jamur Gloeosporium sp., dan A= Jamur Cylindrocladium sp. dengan jamur Aspergillus sp. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam. Apabila respon dari perlakuan berbeda nyata maka dilakukan uji lanjutan menggunakan BNT dengan taraf 5%. ii Jamur Cylindrocladium sp. menimbulkan gejala pada tanaman P. selloum berupa bercak berwarna cokelat pada permukaan daun yang muncul pada 7 hari setelah inokulasi. Pengujian antagonis menunjukkan bahwa jamur Trichoderma sp., Gloeosporium sp., dan Aspergillus sp. dapat menghambat pertumbuhan jamur patogen dan berpotensi sebagai agen antagonis. Jamur dengan daya hambat tertinggi adalah Aspergillus sp. dengan persentase penghambatan sebesar 64%. Mekanisme antagonis yang terjadi pada perlakuan Aspergillus sp. yaitu kompetisi.