Uji Daya Hasil Delapan Galur Harapan Kacang Bogor (Vigna Subterranea L. Verdcourt) Berdaya Hasil Tinggi

Main Author: Pratama, Putra
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131081/
Daftar Isi:
  • Kacang Bogor {Vigna subterranea (L.) Verdc.} merupakan tanaman yang populer di seluruh Afrika Sub-Sahara. Awal budidaya tampaknya telah mendahului pengenalan dari kacang tanah (Arachis hypogaea), asal Amerika. Kacang Bogor dilaporkan telah tersebar di India, Sri Lanka, Indonesia, Filipina, Malaysia, Kaledonia Baru dan Amerika Selatan, terutama Brasil. Tanaman ini di Indonesia termasuk salah satu kacang-kacangan minor yang belum terlalu diperhatikan, namun memiliki peran dalam program diversifikasi pangan. Hal ini karena Kacang Bogor atau Bambara groundnut mengandung karbohidrat dan protein yang tinggi serta lemak yang relatif rendah. Selain itu, keunggulan Kacang Bogor dibanding tanaman legume lainnya yaitu lebih mudah beradaptasi dan toleran pada daerah kurang subur. Saat ini permintaan petani terhadap Kacang Bogor mulai meningkat di daerah Jawa Barat sebagai bahan pangan yang berpotensi besar untuk dibudidayakan. Kesenjangan antara besarnya permintaan konsumen dengan kesediaan hasil panen merupakan peluang yang sangat baik untuk mengembangkan komoditas tersebut. Upaya peningkatan produksi tanaman Kacang Bogor dapat dilakukan dengan program pemuliaan tanaman. Salah satu tahapan dalam pemuliaan tanaman yaitu uji daya hasil. Galur yang terbukti mempunyai daya hasil tinggi dapat diajukan untuk dilepas sebagai varietas baru. Dalam penelitian ini penulis menggunakan galur-galur Kacang Bogor terpilih yang sudah melalui berbagai tahapan dalam pemuliaan tanaman, dan diperkirakan telah memiliki tingkat homozigositas tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan galur harapan Kacang Bogor berdaya hasil tinggi. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat galur Kacang Bogor berdaya hasil tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berlokasi di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus 2015. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain cangkul, sabit, tugal, gembor/sprayer, papan nama, label, penggaris, spidol, timbangan analitik dan kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain delapan galur harapan Kacang Bogor, pupuk yang digunakan ialah Urea 100 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, KCl 75 kg/ha dan pupuk kandang. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan yaitu delapan galur harapan Kacang Bogor yakni GSG 2.1.1, GSG 3.1.2, GSG 1.5, GSG 2.5, PWBG 5.3.1, CCC 1.4.1, BBL 6.1.1 dan SS 2.2.2 yang diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Setiap ulangan percobaan berupa petak berukuran 12m x 3m. Tiap petak galur dalam satu ulangan terdiri dari 20 tanaman. Pengacakan dilakukan pada masing-masing blok ulangan. Pengamatan dilakukan dengan megambil 10 tanaman contoh dari tiap petak galur. Karakter yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), umur berbunga (hst), umur panen (hst), jumlah polong ii total per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, jumlah polong isi per tanaman dan bobot 100 butir (gram). Analisis data menggunakan ANNOVA (Analysis of Variance). Bila hasil Analisis Ragam memberikan pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan Uji DMRT. Hasil penelitian menunjukan bahwa delapan galur Kacang Bogor yang di uji menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata pada parameter hasil. Nilai rata-rata berat polong per hektar dari delapan galur Kacang Bogor yang di uji berkisar antara 3,20 hingga 4,02 ton/ha. Dari delapan galur yang diuji terdapat tiga galur yang menghasilkan lebih dari 4 ton/ha yaitu galur GSG 2.1.1, GSG 2.5 dan CCC 1.4.1. Pada penelitian ini hasil panen pada delapan galur Kacang Bogor memiliki nilai rata-rata yang tidak jauh beda, yakni berkisar antara 3,2 hingga 4,02 ton/ha. Penelitian ini menggunakan jarak tanam 30x50 cm atau sekitar 66.667 populasi tanaman per hektar. Redjeki (2003) melaporkan bahwa hasil penelitiannya di Gresik, hasil biji kering Kacang Bogor pada populasi 250 000/ha tanpa pemupukan pada musim kering mencapai 0.77 ton/ha. Toure et al., (2012) melaporkan hasil penelitian dari Pantai Gading memperoleh hasil 0,079 hingga 0,49 ton/ha biji kering. Menurut Tour et al., (2012) hasil yang rendah yang diperoleh selama penelitian ini disebabkan oleh kelembaban yang tinggi serta hujan deras yang terjadi selama periode budidaya. Sedangkan hasil survey Redjeki (2006) pada petani Kacang Bogor di Gresik menunjukkan rata-rata panen 4 ton biji kering/ha pada kondisi lingkungan tumbuh optimal. Pada penelitian ini hasil yang diperoleh dari delapan galur Kacang Bogor yang diteliti dengan menggunakan 66.667 populasi tanaman per hektar dapat mencapai 3,2 hingga 4,02 ton/ha. Hasil ini merupakan hasil yang cukup bagus karena dapat menghasilkan panen lebih banyak dengan jumlah tanaman yang lebih sedikit, yaitu sekitar seperempat tanaman dari total tanaman yang digunakan dalam penelitian Redjeki pada tahun 2003 dan 2007. Namun jarak tanam juga dapat mempengaruhi hasil dari tanaman Kacang Bogor ini. Menurut Haryadi (1979) dalam Redjeki (2003) bahwa jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan efisiensi penggunaan cahaya, sehingga mempengaruhi tingkat persaingan antar tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara, dengan demikian mempengaruhi produksi. Jarak tanam yang digunakan dalam penelitian ini 30x50 cm sehingga memberikan ruang yang cukup lebar pada tanaman, yang mengakibatkan tidak terjadinya persaingan penggunaan air, unsur hara serta intensitas cahaya antar tanaman.