Analisis Efisiensi Alokatif Faktor-Faktor Produksi Usahatani Cabai Besar (Capsicum Annum L.) Di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
Main Author: | Andrianto, Bagus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131064/ |
Daftar Isi:
- Hortikultura, utamanya sayuran merupakan komoditi pertanian yang memiliki harga cukup tinggi di pasaran. Salah satu komoditi sayur-sayuran yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat, adalah cabai besar, permintaan volume yang beredar di pasaran dalam skala besar. Kabupaten Malang adalah salah satu daerah yang potensial untuk pengembangan tanaman cabai besar. Produksi cabai besar di Kabupaten Malang lebih tinggi dibandingkan kabupaten lain yang ada di Jawa Timur. Penyumbang produksi cabai besar di Jawa Timur tahun 2012 disumbang oleh Kabupaten Malang sebesar 21,75 ribu ton, Kabupaten Tuban sebesar 19,95 ribu ton, Kabupaten Kediri sebesar 12,77 ribu ton, dan Kabupaten banyuwangi sebesar 8,08 ribu ton. Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang merupakan salah satu tempat penghasil cabai besar. Usahatani cabai besar menjadi pilihan bagi petani karena dianggap sebagai komoditas yang berpotensi dan cocok dengan kondisi alam yang ada. Namun, kendala yang dialami adalah para petani masih belum efisien dalam penggunaan faktor-faktor produksi input seperti benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja yang berdampak pada tidak maksimumnya produktivitas cabai besar dalam berusahatani. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk : (1) Mengetahui tingkat biaya, penerimaan, pendapatan usahatani cabai besar di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (2) Menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani cabai besar di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (3) Menganalisis tingkat efisiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi cabai besar di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Petungsewu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut memiliki potensi dalam pengembangan produktivitas cabai besar. Pengambilan populasi sebesar 203 orang dan yang dijadikan responden sebanyak 47 orang. Metode analisis yang digunakan fungsi produksi Cobb-Douglass untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi dan tingkat efisiensi alokatif usahatani cabai besar. Hasil yang diperoleh yaitu: (1) Rata-rata biaya total untuk usahatani cabai besar di daerah penelitian adalah sebesar Rp 4.975.725,39/ha/musim tanam dan rata-rata penerimaan yang diperoleh adalah sebesar Rp 9.289.361,70/ha/musim tanam dalam satu musim tanam (Desember 2014-Februari 2015). Nilai tersebut menjelaskan bahwa penerimaan lebih besar dari pada biaya sehingga usahatani cabai besar di daerah penelitian menguntungkan. Besarnya keuntungan atau pendapatan merupakan selisih dari penerimaan dan biaya, yaitu sebesar Rp 4.313.636,31/ha/musim tanam. (2) Usahatani cabai besar dijelaskan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglass, yaitu produksi cabai besar secara teknis berhubungan nyata dengan penggunaan faktor produksi luas lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata dan positif dalam kegiatan usahatani cabai besar adalah luas lahan dan pupuk dibuktikan dengan thitung luas lahan adalah 9,896 dan thitung pupuk adalah 2,611 lebih besar dari ttabel sebesar 2,020. Sedangkan faktor-faktor produksi yang tidak berpengaruh nyata dalam kegiatan usahatani cabai besar adalah benih, pestisida, dan tenaga kerja. (3) Hasil analisis efiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi usahatani cabai besar diketahui nilai NPMx/Px alokasi penggunaan luas lahan sebesar 23,72 dan alokasi penggunaan pupuk sebesar 4,32 dengan hasil lebih dari 1, sehingga belum efisien secara alokatif. Agar penggunaan luas lahan dan pupuk efisien, maka perlu dilakukan penambahan alokasi luas lahan menjadi 10,4 ha dan pupuk menjadi 618,7 kg/ha/musim tanam. Saran untuk penelitian ini adalah : (1) Agar memaksimalkan pendapatan petani dalam usahatani cabai besar, petani perlu menambahkan penggunaan luas lahan pada nilai optimalnya (10,4 ha) dengan cara melakukan usahatani cabai besar secara berkelompok, (2) petani masih bisa meningkatkan pendapatannya dengan menambah pupuk dari 143,78 menjadi nilai optimalnya pada 618,7 kg/ha/musim tanam. Solusi untuk mengatasi permasalahan pupuk adalah dengan menambah modal yang bisa didapatkan melalui pinjaman modal.