Daftar Isi:
  • Salah satu kendala eksternal yang dihadapi pada budidaya padi adalah gangguan gulma. Gulma dapat menurunkan produksi tanaman padi akibat kompetisi dalam memperebutkan sarana tumbuh yaitu air, unsur hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Sastroutomo, 1998). Beberapa jenis gulma yang spesifik pada pertanaman padi dapat mengurangi produksi padi secara signifikan, seperti Jawan atau Jajagoan Lentik (Echinochloa colonum) dapat mengurangi hasil hingga 85%, bahkan Jajagoan (Echinocloa crusgalli) dapat mengurangi hasil hingga 100% (Rukmana dan Sugandi, 1999). Melihat potensi gangguan yang disebabkan gulma maka diperlukan pengendalian yang efektif dan efisien agar budidaya tanaman padi sawah tetap terjaga produksinya. Pengendalian gulma dengan senyawa kimia sintetik atau biasa disebut herbisida dapat mengendalikan gulma dengan cepat dalam skala luas. Herbisida berbahan aktif Pendimethalin dapat digunakan untuk mengendalikan gulma secara selektif dan diaplikasikan sebelum gulma atau tanaman pokok tumbuh (pre-emergence). Herbisida Pendimethalin dapat mengendalikan gulma golongan rerumputan (grasses) dan gulma berdaun lebar (broadleaf) dengan cara menghambat pembelahan dan perpanjangan sel (WSDOT, 2006) serta menghambat pembentukan mikrotubulus (BCPC, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas dari herbisida berbahan aktif Pendimethalin dalam mengendalikan gulma pada pertanaman padi sawah dan mengetahui pengaruh dosis herbisida berbahan aktif Pendimethalin terhadap fitotoksis dan produksi tanaman padi sawah. Hipotesis dari penelitian ini adalah aplikasi herbisida dengan bahan aktif Pendimethalin pada dosis tertentu mampu mengendalikan gulma secara efektif dan efisien serta aplikasi herbisida dengan bahan aktif Pendimethalin tidak mempunyai efek fitotoksis terhadap tanaman padi sawah. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga bulan September 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan di lahan padi sawah di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Malang. alat yang digunakan adalah alat tulis, alat budidaya, penggaris, timbangan analitik, gelas ukur, kuadran ukuran 0,5 x 0,5 m, roll meter, sprayer punggung tipe solo dengan volume semprot 400 l/ha dengan nozzle biru, dan kamera digital. Sedangkan bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah bibit tanaman padi varietas Ciherang siap tanam, herbisida Prowl 330 EC dengan bahan aktif Pendimethalin 330 gr/l, herbisida Ti Gold 10 WP dengan bahan aktif pirazosulfuron etil 10% dan Saturn-D 6GR dengan bahan aktif 4% Tibenkarb dan 2% 2,4 D. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea (46% N), SP-36 (36% P2O5) dan KCl (60% K2O). Metode yang digunakan adalah Rancagan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan yaitu : P0 : Kontrol (tanpa pengendalian gulma), P1 : Pengendalian Manual, P2 : 1 l/ha Prowl, P3 : 1,5 l/ha Prowl, P4 : 2 l/ha Prowl, P5 : Ti Gold, P6 : Saturn D. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari 2 jenis pengamatan yaitu pengamatan vegetasi gulma yang ii dihitung frekuensi, kerapatan dan biomassanya pada kuadran berukuran 0,5 meter sebanyak 2 kali di setiap petak yang dilakukan sebelum pengolahan lahan serta 2, 4, dan 6 minggu setelah aplikasi. Sedangkan untuk pengamatan padi dilakukan pengamatan fitotoksisitas, tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah daun, luas daun dan pengamatan panen. Pengamatan fitotoksis dilakukan melalui skoring perubahan bentuk dan warna daun pada 1 dan 2 minggu setelah aplikasi, pengamatan panen dilakukan pada 14 minggu setelah pindah tanam dengan menimbang berat kering gabah panen. Setelah data percobaan diperoleh dilakukan perbandingan efektivitas pengendalian gulma antar perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisa ragam (uji F) dengan taraf 5 % Apabila terdapat beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan analisis vegetasi sebelum pengolahan lahan terdapat 11 jenis gulma yang terdiri dari 3 golongan gulma berdaun lebar, 6 golongan gulma rerumputan, dan 3 golongan gulma teki-tekian. Sedangkan setelah dilakukan perlakuan pada masing masing petak terdapat total 13 jenis gulma pada pengamatan 2, 4 dan 6 Minggu Setelah Aplikasi (MSA) Herbisida. Aplikasi herbisida Prowl 330EC dengan dosis 1,5 l/ha memberikan perbedaan terhadap berat kering gulma dibandingkan perlakuan kontrol. Perlakuan aplikasi herbisida Prowl 330EC dengan dosis 1,5 l/ha berpengaruh pada biomassa gabah padi dan tidak menunjukkan perbedaan dengan perlakuan pengendalian manual dan dosis 2 l/ha. Jika dilihat dari nilai efisiensi pengendalian gulma, biaya pengendalian gulma dengan aplikasi Prowl 330EC dengan dosis 1,5 l/ha mengurangi biaya pengendalian gulma hingga 60% dari pengendalian manual.