Hubungan Faktor-faktor Penentu dengan Tingkat Ketepatan Aplikasi Pestisida pada Petani Sayuran Tomat dan Seledri di Dusun Jarakan Desa Donowarih Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang
Daftar Isi:
- Pada dasarnya pestisida dapat dikategorikan sebagai risk reducing input, karena merupakan input yang dapat meningkatkan nilai harapan dari probabilitas hasil (Fleisher 1990 dalam Ameriana 2008). Penggunaan pestisida juga membawa dampak positif, yaitu ditandai dengan meningkatnya produksi sayuran di sektor pertanian. Disisi lain, menurut Sulistyono et al., (2012) program intensifikasi pertanian ini juga mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan ekosistem, yang berdampak pada sistem budidaya pertanian sayuran yaitu munculnya masalah hama, penyakit dan gulma (Organisme Pengganggu Tanaman). Oleh karena itu, penggunaan atau pengaplikasian pestisida harus mengikuti lima kaidah konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Lima kaidah tersebut adalah tepat jenis, tepat sasaran, tepat cara, tepat waktu dan tepat dosis atau konsentrasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor penentu petani sayuran dan tingkat ketepatan aplikasi pestisida pada petani sayuran. Tujuan penelitian adalah 1) menganalisis tingkat ketepatan aplikasi pestisida yang dilakukan petani pada usahatani sayuran tomat dan seledri dan 2) menganalisis hubungan faktor-faktor penentu dengan tingkat ketepatan petani dalam aplikasi pestisida pada usahatani sayuran tomat dan seledri. Penelitian ini dilakukan di Dusun Jarakan, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada petani sayuran tomat dan seledri. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Untuk penentuan sampel kelompok tani juga dilakukan secara purposive yaitu Kelompok Tani Sumber Rejeki II di Dusun Jarakan. Sedangkan penentuan sampel dilakukan secara simple random sampling, yaitu anggota Kelompok Tani Sumber Rejeki II yang aktif menanam sayuran setiap musimnya dengan jumlah sebanyak 40 petani sayuran, yang terdiri dari 20 orang petani sayuran tomat dan 20 orang petani sayuran seledri. Untuk menganalisis tingkat ketepatan aplikasi pestisida pada petani sayuran di Dusun Jarakan menggunakan skoring. Untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor penentu dengan tingkat ketepatan aplikasi pestisida dilakukan dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Hasil penelitian pada tingkat ketepatan aplikasi pestisida menunjukkan bahwa, tingkat ketepatan jenis dan sasaran pada petani sayuran Tomat maupun seledri termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai persentase ketepatan jenis sebesar 92,5% petani tomat dan sebesar 90% untuk petani seledri. Sedang untuk nilai ketepatan sasaran yaitu sebesar 85% petani seledri dan sebesar 82,5% untuk petani seledri. Tingkat ketepatan cara pada petani sayuran tomat dan seledri di Dusun Jarakan termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai persentase untuk ketepatan caranya yaitu sebesar 65% petani tomat dan sebesar ii 62,5% untuk petani seledri. Tingkat ketepatan waktu oleh petani sayuran tomat dan seledri termasuk dalam kategori rendah, dengan nilai persentase sebesar 50% baik pada petani tomat maupun seledri. Tingkat ketepatan dosis oleh petani sayuran di Dusun Jarakan termasuk dalam kategori rendah, dengan nilai sebesar 62,5% petani tomat dan untuk petani seledri sebesar 60%. Jadi, secara keseluruhan tingkat ketepatan aplikasi pestisida pada petani sayuran baik petani sayuran tomat maupun seledri dikategorikan rendah dengan nilai persentase yaitu sebesar 71% untuk petani tomat dan 69% untuk petani seledri. Berdasarkan analisis Rank Spearman, faktor penentu yang berhubungan nyata dengan tingkat ketepatan aplikasi pestisida dengan taraf signifikansi 10% atau 0,10 adalah pengetahuan petani sayuran tentang bahaya penggunaan pestisida berlebih pada petani tomat, sikap petani sayuran terhadap penggunaan pestisida pada petani seledri, persepsi petani sayuran mengenai harga dan kemanjuran pestisida pada petani tomat, dan intensitas penyuluhan oleh PPL terkait penggunaan pestisida pada petani seledri. Sedangkan, pada taraf signifikansi 5% atau 0,05, faktor penentu yang memiliki hubungan nyata dengan tingkat ketepatan aplikasi pestisida adalah pengetahuan petani sayuran tentang bahaya penggunaan pestisida berlebih pada petani seledri, intensitas penyuluhan oleh PPL terkait penggunaan pestisida intensitas petani memperoleh promosi dari perusahaan pestisida pada petani tomat, dan intensitas penyuluhan oleh PPL terkait penggunaan pestisida pada petani tomat. Adapun saran yang dapat disampaikan adalah 1) perlu dilakukan peningkatan penyuluhan yang dilakukan oleh PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) memberikan pengetahuan lebih intensif kepada petani mengenai bahaya penggunaan pestisida berlebih, residu kimia yang ditinggalkan dan lima tepat pengaplikasian pestisida yang benar. Hal ini karena, PPL secara langsung berinteraksi dengan petani dengan tujuan penyuluhan adalah untuk mengubah sikap/perilaku petani untuk lebih baik, terutama dalam pengaplikasian pestisida, 2) bagi petani sayuran perlu melakukan aplikasi pestisida sesuai dengan lima tepat agar residu pestisida yang terdapat pada sayuran tidak berlebih yang dapat membahayakan konsumen akhir. Selain itu, penggunaan Alat Pelindung Diri sangat perlu diperhatikan saat penyemprotan pestisida dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti keracunan.