Peran Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani (Survei terhadap Petani di Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang)
Main Author: | Tobing, YuntariPriscila |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 1900
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131031/1/SKRIPSI_YUNITARI_TOBING1.pdf http://repository.ub.ac.id/131031/ |
Daftar Isi:
- Desa Sukolilo merupakan desa yang berada di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang yang menerima dana aliran dari program PUAP dengan mayoritas bermata pencaharian petani dengan komoditas pangan. Pelaksanaan PUAP sejak tahun 2008 hingga sekarang belum menunjukkan nilai perubahan yang signifikan hal ini disebabkan oleh tidak siapnya gapoktan yang menerima dana PUAP menyalurkan dana kepada petani, kurangnya pelatihan dari pemerintah yang diberikan kepada petani guna menambah wawasan mengenai pengolahan hasil produksi sebagai produk bernilai tambah, hal yang paling memperlambat cairnya dana PUAP ialah karena masih tingginya tingkat kemacetan uang yang disebabkan petani yang belum membayar angsuran pinjamannya. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan program PUAP yang belum tercapai. Dari kondisi diatas peneliti ingin melihat sejauh mana program PUAP berdampak terhadap kesejahteraan petani khususnya dilihat dari pemenuhan kebutuhan pangan petani. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu : (1) Mengindentifikasi keterlibatan pihak dalam penyelenggaraan program PUAP, (2) Menganalisis hubungan penyelenggaraan program PUAP dengan pengelolaan program PUAP, (3) Menganalisis hubungan faktor penentu keberhasilan program dengan pengelolaan program, (4) Menganalisis hubungan pengelolaan program dengan pemenuhan ketahanan pangan rumah tangga petani. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian survei dengan metode penelitian gabungan (mixed methods) antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian dilakukan secara Multi Stage Random Sampling yang dilakukan secara bertingkat dan biasanya berdasarkan pembagian wilayah kerja suatu pemerintah dengan sistem acak. Metode penentuan responden menggunakan Simple Random sampling dengan mengambil anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Populasi di lokasi penelitian sebanyak 250 orang menggunakan rumus Slovin dengan batas toleransi kesalahan (error tolance) sebesar 15% sehingga jumlah responden pada penelitian ini sebesar 37 orang. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : (1) Pihak terkait yang memiliki keterlibatan tertinggi ialah Gapoktan hal ini menunjukkan bahwa Gapoktan sudah melakukan perannya dengan baik dalam mewadahi petani untuk mendapatkan modal dan meningkatkan wawasan petani, (2) Tingkat implementasi petani yang tertinggi pada penyelenggaraan program ialah pada kegiatan sosialisasi hal ini dikarenakan petani ingin mengenal dan mengetahui program yang akan dilaksanakan sehingga berpartisipasi banyak pada kegiatan sosialisasi. Kegiatan sosialisasi BLM PUAP dan pemanfaatan dana memiliki hubungan positif dengan perencanaan dan pelaksanaan hal ini dikarenakan jika persepsi petani sudah benar mengenai program ii PUAP maka akan membantu jalannya kegiatan perencanaan dan pelaksanaan. Kegiatan penyuluhan kewirausahaan memiliki hubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan sedangkan pada kegiatan penyuluhan lainnya tidak memiliki hubungan dengan pengelolaan program hal ini dikarenakan pada penyuluhan pengurangan pestisida kimia dianggap kurang praktis dan memakan waktu sedangkan pada administrasi Gapoktan tidak memiliki hubungan dengan pengelolaan program karena yang mengelola administrasi langsung ialah pengurus sehingga tidak berdampak pada pengelolaan program yang dilakukan petani. Kegiatan pemberian modal yang memiliki hubungan dengan pengelolaan program ialah cara memperoleh uang dengan perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi. Pada indikator pengembalian uang memiliki hubungan juga dengan pelaksanaan dan monitoring evaluasi, sedangkan pada indikator jumlah penerima BLM PUAP tidak memiliki hubungan dengan pengelolaan program karena bertambah atau berkurangnya penerima BLM PUAP tidak mempengaruhi pengelolaan program. Hal yang penting ialah penerima BLM PUAP yang mengembalikan modal agar dapat diputar kembali, (3) Faktor yang paling menentukan keberhasilan program PUAP ialah aspek manajemen kinerja hal ini dikarenakan dalam aspek tersebut Gapoktan telah berhasil meringankan beban petani dalam berusahatani melalui peningkatan aset, mengadakan pertemuan rutin dan menjalin kerjasama dengan pihak lain. Faktor internal yang memiliki hubungan dengan semua kegiatan pengelolaan program ialah keikutsertaan rapat dan pemahaman tentang penggunaan, dan pemanfaatan dana PUAP. Kordinasi program memiliki hubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan program PUAP. Peningkatan aset dan penjalinan kerjasama tidak memiliki hubungan dengan pengelolaan program hal ini karena aset dan kerjasama yang bertambah tidak ada hubungan dengan jalannya program PUAP. Ketersediaan modal tidak memiliki hubungan dengan pengelolaan program PUAP karena Gapoktan masih lambat dalam melayani petani dalam menyediakan modal sedangkan pada bunga pinjaman petani menyetujui kesepakatan yang dibuat dan memenuhi sehingga tidak mengalami hambatan. Faktor eksternal yang memiliki hubungan dengan semua kegiataan pengelolaan program ialah pelatihan pembinaan oleh Penyuluh dan Pendamping. Pemantauan Tim Teknis memiliki hubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan. Pengarahan sesuai potensi desa oleh Penyuluh dan penanganan oleh Gapoktan memiliki hubungan dengan monitoring evaluasi, (4) Tingkat pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga petani tertinggi ialah konsumsi pangan hal ini dikarenakan petani masih mampu memberi makan anggota keluarga dengan frekuensi 3 kali. Pengelolaan program yang memiliki hubungan dengan ketahanan pangan ialah kegiatan perencanaan dengan semua indikator ketersediaan pangan. Perencanaan dengan kepemilikan lahan dan sarana transportasi, perencanaan dengan frekuensi makan dan diversifikasi pangan. Pelaksanaan dengan kecukupan gizi, pelaksanaan dengan semua indikator distribusi pangan, pelaksanaan dengan diversifikasi pangan. Monitoring evaluasi dengan semua indikator ketersediaan pangan hal ini dikarenakan jika monitoring evaluasi sudah dilaksanakan dan pelaksanaan dijalankan sesuai pedoman PUAP maka dapat membantu petani dalam menyediakan pangan dan distrubusi pangan. Monitoring evaluasi juga memiliki hubungan dengan frekuensi makan dan diversifikasi pangan. iii Saran yang dapat diberikan pada jalannya program PUAP adalah (1) Keterlibatan non pemerintah dalam penyelenggaraan program PUAP perlu ditingkatkan lagi terutama dalam penyediaan sarana produksi agar dapat meringankan beban, (2) Pengurus Gapoktan diharapkan dapat lebih tegas dalam menjalankan tugasnya seperti dalam proses pengembalian uang pinjaman dengan cara memberikan surat sanksi jika tidak membayar dalam jangka waktu yang ditentukan maka petani tidak dapat meminjam BLM PUAP lagi, (3) Perlu adanya peningkatan terhadap penyuluhan mengenai pengembangan usaha petani agar petani mendapat wawasan dalam mengelola hasil usahatani menjadi suatu nilai tambah guna meningkatkan pendapatan petani.