Daftar Isi:
  • Produksi jagung manis di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2011) bahwa hasil jagung manis di Indonesia per hektarnya masih rendah, rata-rata 4,45 ton tongkol basah per hektar. Upaya meningkatkan efisiensi hara dan lahan petani, penerapan pola tanam tumpangsari lebih menguntungkan dibandingkan dengan penanaman monokultur.Penanaman dengan pola tanam tumpangsari bertujuan untuk mengefisiensikan penggunaan lahan agar menghasilkan produksi tanaman yang optimal, karena mampu menekan biaya produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola tanam yang tepat pada jagung manis yang ditumpangsarikan dengan kacang hijau. Hipotesis yang diajukan ialah (1) pengaturan pola tanam jagung manis yang tepat pada tumpangsari jagung manis dengan kacang hijau mampu memperoleh hasilyang optimal. (2) Jagung manis baris tunggal tumpangsari dengan kacang hijau mem-berikan hasil dan efisiensi lahan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2015 di Desa Pehwetan, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Metode percobaan yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Ortogonal Kontras yang terdiri atas6 perlakuan dan 4 ulangan, adalah : J: Jagung manis monokultur; K : Kacang hijau monokultur; P1 : Jagung manis barisan tunggal dalam tumpangsari dengan kacang hijau; P2 : Jagung manis barisan ganda da-lamtumpangsari dengan kacang hijau; P3 : Jagung manis barisan tiga da-lamtumpangsari dengan kacang hijau; danP4 : Jagung manis barisan empat da-lamtumpangsari dengan kacang hijau. Pengamatan non destruktif pada jagung manis dan kacang hijau meliputi panjang tanaman, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produktif. Pengamatan destruktif jagung manis dan kacang hijau ialah luas daun dan bobot kering tanaman.Parameter pengamatan panen jagung manis meliputi panjang tongkol, diameter tongkol, bobot segar tongkol dengan kelobot, kadar gula, sedangkan pada kacang hijau adalah jumlah polong per tana-man, bobot polong per tanaman, bobot biji per tanaman bobot 100 biji dan hasil. Data penunjang meliputi Crop Growth Rate (CGR), Intensitas cahaya, dan Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F dengan taraf 5%). Untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan jenis baris tanam ja-gung manis berpengaruh nyata pada parameter pertumbuhan jagung manis yaitu luas daun, dan komponen hasil meliputi panjang tongkol, diameter tongkol, dan hasil. Pada tanaman kacang hijau perlakuan jenis baris tanam memberikan pengaruh yang nyata pada parameter pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang produktif per tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman, dan kompo-nen hasil yaitu jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, hasil. Sis- ii tem tanam tumpangsari tanaman jagung manis dengan tanaman kacang hijau pada perlakuan jenis baris tanam memberikan nilai NKL lebih dari 1. Artinya pada semua perlakuan memberikan efesiensi dalam penggunaan lahan dan memberikan keuntungan.