Kemasaman Tanah Pada Tumpangsari Cengkeh + Nanas Dan Monokultur Tebu Dengan Manajemen Tanah Yang Berbeda Di Pdp Margomulyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri
Main Author: | Wilujeng, MIstikDwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130995/ |
Daftar Isi:
- Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Margomulyo memiliki komoditas unggulan cengkeh, nanas dan tebu yang dibudidayakan pada tanah dengan reaksi masam. Cengkeh dibudidayakan menggunakan sistem tumpangsari dengan nanas sedangkan tebu secara monokultur. Hal tersebut mengakibatkan manajemen tanah yang digunakan pada kedua jenis pertanaman berbeda, yaitu pada pemupukan dan jumlah masukan serasah. Pemupukan pada tumpangsari cengkeh + nanas menggunakan NPK 15:15:15 dan amina, sedangkan monokultur tebu pupuk NPK 15:15:15 dan ZA. Jumlah serasah lahan monokultur tebu lebih tinggi dibandingkan tumpangsari cengkeh + nanas. Pupuk yang bereaksi masam dan perbedaan manajemen tanah dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kemasaman tanah. Kemasaman tanah menentukan ketersediaan hara yang akan dimanfaatkan tanaman, sehingga perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi kemasaman tanah pada kedua jenis pertanaman tersebut. Penelitian ini dilakukan di areal kebun PDP Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri pada bulan Mei – Oktober 2015. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan Kimia Tanah Jurusan Tanah Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survey. Pengambilan sampel tanah menggunakan metode diagonal sampling pada kedalaman 0-20 cm, 20-40 cm, dan 40-60 cm. Parameter pengamatan terdiri dari pH aktual, bahan organik (BO), asam humat (AH), kation basa dapat ditukar, Kapasitas Tukar Kation (KTK), Kejenuhan Basa (KB), dan tekstur tanah. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan antara tumpangsari cengkeh + nanas dan monokultur tebu meggunakan independent sample t test. Uji korelasi pearson dilakukan untuk mengetahui nyata tidaknya hubungan antar parameter serta arah hubungan. Jika hasil korelasi antara pH dengan parameter yang diamati nyata maka dilanjutkan dengan uji regresi untuk mengetahui bentuk persamaan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua kedalaman tanah tumpangsari cengkeh + nanas lebih masam dibandingkan monokultur tebu. Kemasaman tanah pada tumpangsari cengkeh + nanas lapisan atas lebih tinggi dibandingkan lapisan bawah. Sedangkan kemasaman tanah pada monokultur tebu lapisan atas tidak berbeda signifikan dengan lapisan bawah. Bahan organik dan asam humat memiliki hubungan yang nyata dengan kemasaman tanah. Semakin rendah bahan organik dan asam humat maka tanah menjadi semakin masam, atau sebaliknya. Perbedaan kemasaman tanah pada kedua jenis pertanaman diakibatkan oleh manajemen pemupukan yang berbeda.