Pengaruh Perendaman Air Panas Pada Batang Atas, Tengah Dan Bawah Terhadap Pertumbuhan Bud Chip Tebu (Saccharum Officinarum) Varietas Bululawang
Main Author: | Wijayanti, MiaRajib |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/130993/ |
Daftar Isi:
- Produksi gula tebu pada tahun 2010 sekitar 2288,72 ton dan terjadi penurunan pada tahun 2011 menjadi 2244,15 ton (BPS, 2014). Peningkatan produksi gula dapat dilakukan dengan sistem pembibitan bud chip. Bahan tanam untuk bud chip dibagi menjadi 3 bagian yaitu batang atas, tengah dan bawah. Namun umumnya petani hanya menggunakan batang tengah, sedangkan batang atas dan bawah kurang dimanfaatkan. Hal ini dikarenakan batang atas, tengah dan bawah ketika dilapang tidak dapat tumbuh dengan seragam. Oleh karena itu perlu dilakuka upaya agar pertumbuhan menjadi seragam, salah satunya dengan perendaman air panas. Manfaat utama dari perendaman air panas atau yang biasa disebut dengan Hot Water Treatment (HWT) adalah meminimalisir serangan patogen, meningkatkan berat tebu dan hablur/ha serta secara tidak langsung mampu mempengaruhi perkecambahan tergantung dari kepekaan varietas, jenis bahan tanam serta pelaksanaan (Fahmi, 2013). Perendaman air panas mampu mempercepat imbibisi (Marthen dan Rehatta., 2013). Air diperlukan untuk aktivasi enzim sebagai perombak cadangan makanan yang akan ditranslokasikan ke titik tumbuh, sehingga dapat memacu hormon sampai terjadinya perkecambahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan lama waktu perendaman yang tepat pada batang tebu bagian atas, tengah dan bawah agar pertumbuhan menjadi seragam. Hipotesis yang diajukan adalah batang atas, tengah dan bawah pada tanaman tebu membutuhkan lama waktu perendaman yang berbeda untuk menunjang pertumbuhan yang seragam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 - Juni 2015, bertempat di Pusat Penelitian Gula Jengkol, PTPN X, Kediri. Alat yang digunakan antara lain bak, karung waring, ayakan tanah, cangkul, alat bor untuk bud chip, alat Hot Water Treatment, alat steam tanah, pot tray, selang, gunting, mulsa, papan label, bambu, penggaris, alat tulis, dan kamera. Kemudian bahan yang digunakan yaitu bibit umur 6-7 bulan varietas Bululawang, zat pengatur tumbuh Atonik dengan konsentrasi 1 ml/liter air, fungisida Nordox 1 g/liter air, insektisida Cruiser 1 ml/10 liter air, media tanam steril (tanah : pasir : kompos dengan perbandingan 1:1:1) dan air. Metode yang digunakan adalah RAK Faktorial. Faktor-1 yaitu lama perendaman air panas dengan suhu 50oC (selama 0, 15, 30, 45, dan 60 menit) dan faktor-2 yaitu bagian batang (atas, tengah dan bawah). Terdapat 15 perlakuan kombinasi dan diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan pada fase perkecambahan dan pertunasan. Parameter pada fase perkecambahan yaitu persentase perkecambahan dan saat berkecambah yang diamati umur 1-15 HST. Pengamatan fase pertunasan meliputi parameter jumlah daun, tinggi tanaman dan berat kering total tanaman yang diamati umur 30, 45, 60, 75 dan 90 HST. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan Anova, bila terdapat pengaruh nyata diuji lanjut dengan Uji BNJ dengan taraf 5%. ii Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi nyata antara perendaman air panas dan penggunaan bagian-bagian batang tebu. Perendaman air panas pada batang atas selama 15 menit, batang tengah 45 menit dan batang bawah 60 menit nyata mampu menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding perlakuan lainnya pada semua parameter pengamatan yang diamati. Perlakuan tersebut nyata mampu meningkatkan persentase perkecambahan sekitar 40% hingga 45,95%. Pada parameter saat berkecambah perendaman air panas mampu mempercepat waktu berkecambah pada batang atas, tengah dan bawah sekitar 2 hingga 3 hari. Jumlah daun meningkat sekitar 25,26% hingga 58,92%, tinggi tanaman meningkat sebesar 33,13% hingga 56,77%, dan berat kering total tanaman meningkat sebesar 50,06% hingga 63,77% dibanding dengan perlakuan kontrol (tanpa perendaman air panas).