Analisis Komparatif Pendapatan Usahatani Tebu Dan Jagung (Studi Kasus Di Desa Wonotirto, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar)

Main Author: Efendi, Hoki
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130983/
Daftar Isi:
  • Tanaman jagung dan tebu merupakan komuditas yang bisa dibudidayakan di Desa Wonotirto, Desa Wonotirto merupakan salah satu desa penghasil tebu di Kecamataan Wonotirto Kabupaten Blitar. Topografi Desa Wonotirto yang berbukit dan tidak memiliki sistem irigasi buatan hanya mengandalkan air hujan, kondisi seperti ini membuat tanaman tebu dan jagung menjadi pilihan untuk petani. Petani di Desa Wonotirto beranggapan bahwa usahatani tebu lebih menguntungkan dari pada usahatani jagung Oleh karena itu perlu diadakan penelitian analisis kamparatif usahatani tebu dan jagung untuk mengetahui biaya, pendapatan dan kelayakan usahatani tebu dan jagung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya dan kelayakan usahatani tebu dan jagung di Desa Wonotirto. Penentuan lokasi penelitian secara sengaja yaitu di Desa Wonotirto. Penentuan sampel dilakukan secara purposive, dimana sumber informasi sampel dari Key informant, yang berperan sebagai Key Informant pada penelitian ini adalah petani besar yang memiliki luas lahan besar dari 20 ha dan perangkat Desa Wonotirto.. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan wawancara, observasi dan dokumen. Metode analisis data menggunakan metode analisis kelayakan usahatani untuk usahatani jagung dalam satu tahun dapat panen pada awal dan akhir tahun sedangkan usahatani tebu dapat dipanen setiap akhir tahun sampai maksimal delapan kali panen. Pendapatan ditahun pertama petani tebu sebesar Rp. 7.974.909/ha/tahun lebih rendah dari pendapatan petani jagung yang mencapai Rp. 13.850.187/ha/tahun. Tahun kedua pendapatan yang diterima petani tebu meningkat dan melebihi dari penerimaan yang diterima petani jagung yaitu sebesar Rp. 21.461.623/ha/tahun pada keprasan I dan Rp. 27.792.041/ha/tahun pada keprasan II. Ini dikarenakan selain hasil panen dari tebu yang mulai meningkat dari panen sebelumnya, juga karena beberapa dari biaya input tidak perlu lagi dikeluarkan pada keprasan I dan II seperti beli benih, dan tenaga kerja untuk pengolahan lahan dan penanaman. Usahatani jagung dalam satu tahun bisa dilaksanakan dua kali dimana produksi pada periode kedua sebesar Rp. 7.320.746/ha tidak bertambah jauh di banding musim tanam pertama sebesar Rp. 6.444.445/ha. persentase peningkatan hanya sebesar 13% dari produksi pada musim pertama. Pada usahatani tebu persenase peningkatan produksi dari panen pertama ke panen ke dua mencapai dua kalilipat dari pendapatan panen pertama, persentase mencapai 169% dari panen sebelumya. Nilai R/C Rasio usahatani tebu pada bongkar ratun sebesar 1,23, keprasan I sebesar 1,74 dan pada keprasan II sebesar 2,01. Nilai R/C Rasi pada usahatan ii jagung adalah sebesar 2,55. Nilai R/C rasio ini menunjukkan kelayakan suatu usahatani dimana antara usahatani tebu dan usahtani jagung sudah sama-sama layak untuk dikembangkan. Akantetapi nilai R/C Rasio usahatnai jagung lebih besar yaitu 2,53 dibanding usahtani tebu yang hanya jika dirata-rata dari ketiga keprasan hanya sebesar 1,66. Tanaman jagung merupakan tanaman subtitusi/pengganti yang cocok untuk tanaman tebu di Desa Wonotirto, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar dilihat dari nilai R/C ratio usahatani jagung mencapai 2,55.