Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Tanaman Nanas Di Desa Pandantoyo Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri

Main Author: Prasetyo, Wahyu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130979/
Daftar Isi:
  • Nenas (Ananas comusus) merupakan salah satu komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia. Walaupun didalam peran Indonesia sebagai produsen maupun eksportir nenas segar di pasar internasional masih sangat kecil. Indonesia menempati posisi yang ketiga dari negara-negara penghasil nanas olahan dan segar setelah negara Thailand dan Filipina. Didalam daya saing ekspor nanas segar Indonesia berdasarkan pangsa pasarnya relatif masih kecil dibandingkan produsen dan eksportir nenas segar lainnya. Komoditi nanas telah lama dibudidayakan di Indonesia, dan di pasar domestik banyak dijual dan dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi untuk preferensi konsumen internasional sendiri adalah nenas olahan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor nanas, baik segar maupun kalengan pada Januari hingga Oktober 2011 mencapai 161.386 ton senilai US$ 173,89 juta, naik 29,48% ketimbang periode sama tahun 2010. Total produksi nanas Indonesia yang mencapai 1,5 juta ton pada tahun 2011, sebanyak 90% adalah nanas jenis queen, sedangkan sisanya atau hanya 10% berjenis smooth cayenne Desa Pandantoyo merupakan salah satu produsen nanas di Kecamatan Ngancar. Luas lahan yang digunakan untuk tanam nanas sebesar 122 ha dengan produktivitas 38,8 ton/ha. Produktivitas di Desa Pandantoyo masih rendah jika dibandingkan Desa Jagu, margo Urip, Ngancar, Sugih Waras, Sempu dan Desa Manggis. Berdasarkan kondisi tersebut maka usahatani nanas di Desa Pandantoyo Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri memiliki potensi yang cukup besar apabila dikelola dengan baik. Kendala yang dihadapi pada usahatani tanaman nanas yang dilakukan oleh petani di Desa Pandantoyo Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri adalah masih rendahnya hasil produksi yang dihasilkan sehingga pendapatan yang didapatkan petani tidak maksimal. Rendahnya produksi nanas dikarenakan belum efisiennya pengunanaan faktor-faktor produksi usahatani nanas. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan penelitian tentang Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Tanaman Nanas di Desa Pandantoyo Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri, agar diketahui faktor-faktor produksi yang sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman nanas, serta berapa penggunaan faktor produksi yang optimal untuk mencapai efisiensi alokatif, sehingga dapat meningkatkan produktivitas petani di Desa Pandantoyo Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan petani nanas serta menganalisis faktor produksi dan efisiensi faktor pada produksi nanas di Desa Pandantoyo Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 35 petani yang ada di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Metode penentuan sampel yang digunakan yaitu metode sensus Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis fungsi regresi Cobb-Douglas. fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan iii yang melibatkan dua atau lebih variabel, variabel yang satu disebut dengan variabel dependen, yang dijelaskan (Y), dan variabel yang lain disebut dengan variabel independen yang menjelaskan (X). penyelesaian hubungan antara Y dan X dengan cara regresi, yaitu variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Berdasarkan hasil analisis, rata-rata pendapatan petani nanas di Desa Pandantoyo Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri per Hektar dalam satu kali musim tanam sebesar Rp. 51.164.087 dengan hasil analisis R/C ratio 1,8 artinya RC ratio > 1 sehingga setiap penambahan input sebesar Rp. 1,00 maka akan menghasilkan penambahan penerimaan sebesar Rp. 1,80. Faktor produksi yang berpangaruh nyata dalam usahatani nanas di Desa Pandantoyo yaitu bibit dan tetes. Variabel bibit memiliki koefisien regresi 0,892 serta memiliki nilai thitung sebesar 7,743 (ttabel = 2,032) sehingga nilai thitung > ttabel. Berdasarkan hasil analisis efisiensi alokatif diketahui bahwa nilai NPMx/Px bibit adalah 2,31 dimana nilai tersebut lebih besar dari 1, sehingga penggunaan faktor produksi bibit di Desa Pandantoyo belum efisien. Penggunaan faktor produksi bibit dalam luasan lahan 1 hektar di Desa Pandantoyo yang sebanyak 90.569 unit belum efisien. Dengan demikian untuk meningkatkan keuntungan yang diperoleh petani di Desa Pandantoyo dapat dilakukan dengan penambahan bibit menjadi 209.264 unit. Variabel tetes memiliki koefisien regresi 0,182 serta memiliki nilai thitung sebesar 1,813 (ttabel = 1,689) sehingga nilai thitung > ttabel. Berdasarkan hasil analisis efisiensi alokatif diketahui bahwa nilai NPMx/Px tetes adalah 0,02 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 1, sehingga penggunaan faktor produksi tetes di Desa Pandantoyo tidak efisien. Penggunaan faktor produksi tetes dalam luasan lahan 1 hektar di Desa Pandantoyo yang sebanyak 16.438 L tidak efisien. Dengan demikian untuk meningkatkan keuntungan yang diperoleh petani di Desa Pandantoyo dapat dilakukan dengan pengurangan tetes menjadi 349,18 L. Berdasarkan nilai di atas dapat disimpulkan bahwa variabel bibit dan tetes berpengaruh nyata pada usahatani nanas di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat diberikan yaitu 1. Berdasarkan permasalahan kurang optimalnya penggunaan bibit sebaiknya petani melakukan penambahan penggunaan bibit sesuai dengan luasan lahan yang akan ditanami sehingga tidak akan merugikan petani baik secara pengeluaran biaya dan hasil produksi nanas. Petani sebaiknya juga melakukan produksi bibit sendiri sehingga dapat mengurangi biaya untuk pengeluaran bibit; 2. Pemerintah sebaiknya malakukan penyuluhan pertanian tentang budidaya nanas secara intens sehingga petani mengerti cara budidaya nanas yang baik sehingga petani akan memperoleh keuntungan yang tinggi.