Pengaruh Pupuk Kandang Dan Jarak Tanam Pada Pertumbuhan Gulma Dan Hasil Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt)

Main Author: Yanata, WellySetyawan
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130976/
Daftar Isi:
  • Tanaman jagung merupakan tanaman pangan yang dibudidayakan petani setelah tanaman padi. Salah satu jenis tanaman jagung yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah jagung manis (sweet corn). Produksi jagung manis yang di budidayakan petani Indonesia tergolong rendah dengan rata-rata produksi 3 ton tongkol basah per hektar, sedangkan produksi jagung manis mampu memberikan hasil 7-10 ton tongkol basah ha-1 (Putra, 2013). Pemupukan merupakan cara untuk menambah nutrisi ke dalam tanah yang bertujuan untuk mencukupi nutrisi bagi tanaman agar dapat tumbuh dan menghasilkan produksi yang optimum. Pupuk kandang sebagai pengganti pupuk anorganik memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah, namun pemakaian pupuk kandang perlu dipertimbangkan karena dapat menyebabkan berkembang gulma pada lahan budidaya. Gulma yang dibiarkan tumbuh dapat menurunkan hasil 20% sampai 80% (Bilman, 2001). Jarak tanam merupakan upaya untuk menekan pertumbuhan gulma dengan jarak tanam yang tepat dapat menekan pertumbuhan gulma dan memperoleh ILD yang optimum. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui interaksi dosis pupuk kandang dengan jarak tanam dalam menekan pertumbuhan gulma dan upaya dalam meningkatkan hasil tanaman jagung manis, untuk mengetahui dosis pupuk kandang yang tepat dalam upaya peningkatan hasil tanaman jagung manis, serta untuk mengetahui jarak tanam yang tepat dalam menekan pertumbuhan gulma. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2015 di Dadaprejo, Junrejo, Batu. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) yang teridiri dari 12 perlakuan dan 3 ulangan dengan menempatkan jarak tanam sebagai petak utama dan yang terdiri 3 macam yaitu 70 cm x 25 cm (J1), 60 cm x 29 cm (J2), dan 50 cm x 35 cm (J3). Sedangkan dosis pupuk kandang sapi sebagai sub petak yang teridiri dari 4 dosis yaitu tanpa pupuk kandang (P0), 5 ton ha-1 (P1), 15 ton ha-1 (P2), dan 25 ton ha-1 (P3). Pengamatan pada gulma dilakukan dengan menggunakan petak kuadrat berukuran 0,5 m x 0,5 m. Pengamatan gulma dilakukan sebelum olah tanah dan sesudah tanam. Pengamatan gulma setelah tanam dilaksanakan bersamaan dengan pengamatan tanaman jagung pada umur 14 hst, 28 hst, dan 56 hst. Pengamatan pada tanaman jagung dilakukan ketika tanaman berumur 14 hst, 28 hst, 42 hst, 56 hst, dan saat panen. Pengamatan tanaman jagung berupa destruktif dan non-destruktif yang diamati pada sampel tanaman yang sama. Parameter yang diamati pada tanaman jagung antara lain parameter pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman), parameter hasil (bobot segar tongkol berklobot, bobot segar tongkol tanpa klobot, diameter tongkol, panjang tongkol, dan hasil panen). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis sidik ragam ii taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji lanjutan menggunakan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk kandang (0 ton ha-1, 5 ton ha-1, 15 ton ha-1, 25 ton ha-1) dengan jarak tanam (70 cm x 25 cm, 60 cm x 29 cm, 50 cm x 35 cm) tidak terdapat interaksi. Perlakuan dosis pupuk kandang 15 ton ha-1 dan 25 ton ha-1 memberikan pengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan (tinggi tanaman) dan hasil (bobot segar tongkol berklobot, bobot segar tongkol tanpa klobot, panjang tongkol, dan hasil panen per hektar). Perlakuan dosis pupuk kandang 15 ton ha-1 dan 25 ton ha-1 memberikan hasil panen yang lebih tinggi sebesar 10,94 ton ha-1 dan 11,34 ton ha-1 dibandingkan dengan dosis 0 ton ha-1 dan 5 ton ha-1 sebesar 9,63 ton ha-1 dan 9,93 ton ha-1. Perlakuan jarak tanam memberikan pengaruh nyata pada parameter pertumbuhan tanaman (luas daun) dan bobot kering gulma. Jarak tanam 50 cm x 35 cm memberikan hasil luas daun tertinggi pada umur 56 hst sebesar 4084,37 cm2. Pada parameter bobot kering gulma jarak tanam 50 cm x 35 cm dan 60 cm x 29 cm tidak berbeda nyata, namun menghasilkan bobot kering lebih rendah sebesar 1,49 g dan 1,76 g dibandingkan dengan jarak tanam 70 cm x 25 cm menghasilkan bobot kering gulma sebesar 2,42 g.